3 - Pengumuman

7 2 0
                                    

Tidak terasa, tiba saatnya pengumuman penerimaan murid baru. Seluruh calon anak SMA sedang deg-degan menunggu hasil masing-masing, termasuk Dara maupun Saka. Mereka sibuk scroll website PPDB. Ya, akhirnya Dara tau SMA mana yang Saka daftar, maka dari itu sekarang mereka menunggu hasil bersamaan. 

"Takut banget ihhh sama hasilnya," keluh Dara. "Bisa gak sih sholat tahajud siang-siang?"

"Ngapain? Ngaco deh," jawab Kak Dena yang ikut menunggu di ruang tamu. "Tau tuh, Kak, aneh banget ya." tambah Saka. 

Dara mengerucutkan bibirnya sebal, kakinya berayun-ayun tidak mau diam. Sedangkan mulutnya terus bergerak membaca berbagai doa yang ia hafal. Dirinya takut sekali menunggu hasil yang akan keluar bernasib baik atau buruk. Memang sih, harusnya ia yakin saja bahwa hasilnya akan sesuai dengan harapan, namun karena sistem jarak inilah yang membuatnya takut.

"Gila aja, Ra, kalau jarak 500 meter gak keterima," ucap Saka menenangkan.

"Oke, aku harus yakin! Aku tau kok, apapun hasilnya itu yang terbaik," ucap Dara dengan tangan yang ia kepal. 

Dara dan Saka saling menenangkan dengan memberi kata-kata positif. Kak Dena juga memeluk adiknya dengan sangat erat. Sifat jahil Saka tiba-tiba muncul, ia menggenggam tangan sahabatnya dan mengelusnya. Kak Dena yang menyadari itu langsung teriak heboh dan menggoda adiknya.

"AW! Cieee!" goda Kak Dena.

Dara masih mematung di tempat, sedangkan Saka sudah tertawa ngakak sampai guling-guling di karpet, "Hahahah, merah banget muka kamu, Ra!"

"Jail banget sihhhhh. Aku gak suka ya!" balas Dara, pura-pura ngambek. 

"Mulut bilang gak suka, sebenernya sih suka banget ya? Hahahah," ucap Kak Dena jahil.

Dara sebal sekali mendengarnya sehingga ia langsung menatap Kakaknya dengan tajam, "Berapa menit lagi sih? Aku mau jajan eskrim dulu ah." 

"Ikut dong, aku mau beli minuman soda."

Huh, berhasil juga ngalihin pembicaraan. Batin Dara.

Kedua sahabat itu jalan kaki menuju minimarket terdekat. Karena uang yang mereka bawa terbatas, mereka hanya membeli 2 eskrim, 1 minuman soda, 3 chiki. Setelah membayar semuanya, mereka tidak langsung pulang-melainkan duduk santai dulu di kursi minimarket. Berniat duduk santai untuk menyegarkan pikiran sambil menyantap eskrim, namun hal itu tidak berlaku bagi Dara. Gadis itu tetap saja panik menanyakan berapa menit lagi hasil akan keluar. 

Saka yang pusing mendengarkan segala keluhan itu, langsung saja menarik Dara keluar dari minimarket-takut mengganggu pengunjung lain. Malu. 

Tepat lima menit sebelum pengumuman, mereka tiba di rumah-bersamaan dengan Mama dan Ayah yang baru datang dengan membawa dua box pizza.

"Dari mana kalian?" tanya Ayah.

"Minimarket, beli beberapa cemilan," jawab Dara lemas. "Jangan lemas gitu dong, Dek. Yuk siap-siap liat websitenya." ucap Ayah sambil mengelus puncak kepala putri bungsunya.

Yang namanya teknologi─buatan manusia memang tidak sempurna. Seperti halnya saat ini, website PPDB tiba-tiba down. Wajar saja itu terjadi, karena ratusan-ribu orang mengunjungi website tersebut.

"Kok malah nge-down sihhhh, males deh!" keluh Dara sebal. "Coba di hp kalian nge-down juga, gak?"

Mama langsung mendekati Dara, "Sabar ya, Sayang. Ini Mama coba buka di hp Mama."

"Di hp aku lancar jaya nih. Kita cari nama kamu ya, Dek." kata Kak Dena.

"Kalau Saka gimana? Error juga kah?" tanya Ayah perhatian.

INEFFABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang