Chapter 8

343 65 1
                                    

Kagami menyodorkan secangkir teh hangat kepada Aomine yang kini tengah duduk terdiam di ranjang kamarnya. Apartemen Kagami hanya memiliki dua kamar, dan salah satunya digunakan oleh Himuro. Jadilah kini ia menumpang di kamar Kagami.

Sementara itu, Himuro memperhatikan interaksi keduanya di ambang pintu. Tadi, ia sangat bingung karena adiknya itu tiba-tiba menghambur keluar rumah tanpa berpamitan padanya. Ia juga terkejut saat Kagami pulang dengan membawa Aomine bersamanya.

"Kagami, aku ingin bicara berdua denganmu." Ucap Aomine saat ekor matanya tak sengaja mengangkap pemuda lain yang terus memperhatikannya.

"Tatsuya, bisakah kau memberi kami ruang privasi?" Tanya Kagami pada kakaknya.

"Ah, baiklah." Jawab Himuro menyetujui permintaan Kagami dan segera pergi meninggalkan sepasang kekasih itu.

"Jadi, apakah kau sudah kembali menyukai wanita?" Tanya Kagami sinis.

"Tidak, tentu saja tidak." Jawab Aomine seraya menatap kekasihnya itu dengan tatapan sayang.

"Kau tau, setelah mengantarmu tadi, aku pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Haizaki. Dan di sana dia berkata yang tidak-tidak, jadilah aku marah lalu pergi dari sana. Aku berjalan tak tau arah, dan tanpa sadar kakiku menuntunku ke depan bar itu." Jelas Aomine.

Kagami hanya diam mendengarkan, sesekali menatap rembulan yang bersinar terang di atas sana melalui jendela kamarnya.

"Lalu saat kau menelepon, tiba-tiba ada wanita yang menghampiriku dan menggodaku." Lanjut Aomine.

"Dan kau tergoda?" Tanya Kagami yang hanya dibalas anggukan oleh Aomine.

"Oh, berarti jika aku tidak datang tadi, kau sudah mengayam cinta bersamanya?" Tanyanya lagi seraya menatap sinis kekasihnya.

"Maaf.." Ucap Aomine sembari menunduk, tak berani menatap kekasihnya itu.

Kagami melayangkan tatapan tak suka pada kekasihnya. Namun suatu hal menganggu pikirannya daritadi.

"Apakah karena aku tidak pernah mengijinkanmu melakukan itu, kau jadi-"

"Tidak!" Seru Aomine sembari yang langsung mengangkat kepalanya.

"Jangan berpikir seperti itu, Kagami. Aku tidak pernah berpikir harus melampiaskan napsuku pada orang lain." Lanjut Aomine.

"Maafkan aku." Ucapnya sekali lagi seraya memeluk erat kekasihnya.

"Sesak, Aho." Ucap kagami.

Mendengar itu, Aomine terkekeh ringan dan segera melepaskan pelukannya. Ia menatap wajah Kagami yang masih dihiasi memar-memar.

"Bagaimana keaadanmu, hm?" Tanya Aomine setelahnya.

"Sudah lebih baik. Tatsuya merawatku dengan sangat telaten." Jawab Kagami yang membuat Aomine sedikit cemburu.

"Suruhlah kakakmu itu mencari pacar." Ucap Aomine lagi.

"Kenapa?" Tanya Kagami bingung.

"Agar dia tidak dekat-dekat denganmu lagi." Jawab Aomine.

"Astaga, kau cemburu?" Tanya Kagami lagi.

"Tentu saja." Jawab Aomine sembari memanyunkan bibirnya. Kagami tertawa renyah melihat itu.

"Kau tau, tadi dia bilang akan berada di sampingku setiap saat." Ucap Kagami berusaha memanas-manasi kekasihnya itu.

"Hah? Tidak boleh!" Protes Aomine.

"Dia memaksa." Balas Kagami.

"Dia bilang ingin berada di sampingmu setiap saat, tapi bahkan tadi kau keluar sendirian." Ucap Aomine lagi.

AhoBaka 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang