Chapter 10

352 60 11
                                    

"Aomine-san!" Panggil Himuro seraya berlari menghampiri kekasih dari adiknya itu. Yang merasa dipanggil hanya berbalik untuk menanggapi.

"Ta-Taiga.." Ucapnya terengah-engah.

"Kagami? Ada apa dengannya?" Tanya Aomine yang ikut-ikutan panik kala melihat Himuro yang tiba-tiba menghampirinya dengan wajah panik.

"Dia diculik!" Seru Himuro.

"Berhenti bercanda." Kecam Aomine.

"Aku tidak bercanda!" Balas Himuro cepat.

Aomine panik bukan main. Jantungnya berdetak berkali-kali lipat. Keringat mulai bercucuran, tanggannya gemetar hebat.

"Ceritakan!" Perintahnya.

Sedetik kemudian, Himuro menceritakan semua yang telah terjadi padanya dan Kagami kepada Aomine. Ia juga memperlihatkan sayatan di lehernya untuk membuat Aomine percaya. Setelah bercerita, Himuro bisa melihat wajah Aomine yang memerah menahan amarah. Tangannya terkepal kuat hingga kuku-kukunya memutih.

"Tolong tenanglah." Ucap Himuro.

"Bagaimana aku bisa tenang jika kekasihku dalam bahaya, hah?!" Jawabnya lantang.

"Jika kau seperti itu, masalahnya tidak akan selesai. Coba pikirkan dengan kepala dingin." Balas Himuro dingin.

Aomine menghela napas panjang, berusaha untuk tenang. Ia mengambil ponselnya dan segera mengabari teman-temannya untuk berkumpul.

^o^

Saat ini, Aomine dan teman-temannya sedang mendiskusikan perihal Kagami. Mereka berkumpul di apartemen Kagami dengan wajah khawatir.

"Lalu bagaimana ini?" Tanya Kise.

"Daiki, coba telepon dia." Titah Akashi.

Aomine menurut. Ia segera mengambil ponselnya dan menelepon kekasihnya. Sedari tadi jantungnya tak bisa berdetak dengan normal.

Kemungkinan kekasihnya akan mengangkat telepon itu sangatlah kecil. Namun kemungkinan kecil itu masih bisa menjadi nyata, kan?

Dan benar saja, nada sambung terdengar oleh Aomine, membuat dirinya spontan berdiri saking paniknya.

"Moshi-moshi, Kagami, kau dimana?" Seru Aomine panik. Akashi memberi kode untuk segera mengaktifkan spiker.

"Ah, Aomine?" Balas suara tak dikenal di seberang sana. Tapi rasanya dia pernah mendegar suara itu.

"Dimana Kagami?!" Lanjut Aomine.

"Taiga-chan? Dia sedang tidur di sebelahku." Jawab orang itu yang membuat amarahnya bertambah.

"Apa yang kau lakukan padanya?!" Tanya Aomine lagi.

"Tidak banyak. Aku hanya sedikit mencicipi bibir seksinya." Jawabnya.

"Teme!" Desis Aomine.

"Hahahaha! Tak peduli apapun caramu untuk menghalangiku, Kagami akan menjadi milikku. Se-la-ma-nya." Jawab orang itu sebelum mematikan panggilan tadi.

"Oi!" Seru Aomine seraya menatap layar ponselnya.

"Sial!" Makinya kesal.

"Tenang, Daiki. Kita pikirkan baik-baik apa yang harus kita lakukan." Ucap Akashi.

Aomine kembali mendudukkan dirinya. Ia mengusap wajahnya kasar. Kuroko yang ada di sebelah Aomine pun ikut berusaha menenangkan mantan cahayanya.

"Akashi-kun, itu Haizaki, kan?" Tanya Kuroko memecah keheningan.

AhoBaka 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang