Memei baru saja sampai di tribun, ia duduk di sebelah Saskia. Sedangkan di sisi lainnya terdapat Putri.
"Hai, dede Memes!" Sapa Reza yang juga sudah kembali dari tengah lapangan, karena permainan kembali dimulai. Reza terlihat sedang membawa kardus yang berisi uang dan diikuti oleh Rion yang membawa kardus berisi ale-ale.
"Hai kak Reza" Sapa Mei balik plus dengan senyum manisnya.
"Eh ada adek Saskia sama adek Putri juga, mau beli ale-ale nggak? Karena kalian temennya dede Memei gemes jadi harga khusus deh" Reza mulai melancarkan rencana marketing nya.
"Ogah gue beli ale-ale lo, gue nggak yakin itu halal diminum" Ucap Putri tanpa beban.
"Kia juga males, setengah harga dari kak Reza itu sama dengan dua kali harga di kantin" Timpal Saskia membuat Memei terkekeh, namun Putri tetap bertahan dengan watados nya. Yang dikatakan Saskia memang benar adanya, Reza mengambil keuntungan yang banyak dari usahanya menjual ale-ale kepada penonton yang malas ke kantin saat ada pertandingan basket seperti ini. Reza menjualnya 5.000 per gelas dan ale-ale nya itu dengan mudah terjual meski 5 kali lipat dari harga normalnya, karena Reza yang memang jago dalam menghasilkan pundi-pundi uang mengiming-iming adek kelas yang bergender XX dengan bonus foto selfi bersamanya.
Meski memiliki otak yang minus, wajah Reza tidak bisa dibilang jelek. Tidak jelek disini juga tidak bisa dikatakan good looking, hanya saja tidak ganteng juga. Mendeskripsikan seorang Reza memang begitu susahnya. Silahkan berimajinasi dengan sendirinya.
"Kak Reza, aku beli dong"
"Aku juga, tapi bonus foto kan kak"
Suara itu berasal dari beberapa siswi yang juga sedang menonton basket yang duduk ditribun satu tingkat dari tempat duduk Memei and the gengs.
"Hai, ladies"
"Apaan sih sok keren banget" Hardik Putri yang mendengar sapaan Reza kepada beberapa siswi tadi.
"Iya tau, Aa' Reza emang keren" Sahut Reza narsis menggunakan logat sunda.
"Ini ale-alenya" Rion memberikan ale-ale itu satu persatu pada siswi-siswi yang membeli tadi dan mengambil uang yang mereka sodorkan lalu memasukan ke dalam kardus yang dipegang Reza.
"Sini foto" Reza berdiri diantara Memei dan Putri, hal itu tentu sangat mengganggu bagi Putri apalagi Reza yang berpose sok ganteng.
"Makasih kak" Ucap siswi-siswi itu.
"Sama-sama" Balas Reza dengan dengan mengedipkan sebelah matanya lalu kembali pada posisi awalnya.
"Kia kok jijik ya litanya" Ucap Saskia dengan polosnya.
"Tau, udah sana! Ganggu aja lo"
"Sari, nggak boleh gitu tau. Ntar dosanya nambah, belum lagi dosa ghibah tadi pagi" Ucap Memei menegur agar teman-temannya itu tak lagi menabung dosa.
"Ghibah apa emang, Mei?" Tanya Reza yang memang tidak masuk hati dengan kata-kata yang dilontarkan Putri tadi.
"Ghibahin si Siti yang tidur di kelas sambil ngences kak, buku PR nya sampai basah" Bisik Mei pada Reza agar Siti yang sedang tidur di pojok tribun tidak mendengar. Jarak antara mereka memang jauh sih, tapi kan Mei hanya ingin jaga-jaga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memei (On Going)
Teen FictionSeorang gadis periang yang selalu memberikan senyum termanisnya saat bertegur sapa. Memiliki lesung pipi di wajah sebelah kanannya. Memiliki sikap yang manja namun pantang menyerah. Sikapnya yang ramah, ceria dan agresif membuat orang-orang tersenyu...