"HOLA, Sari!" Sapa Mei kepada kedua sahabatnya yang duduk di bangku ke dua dari depan dan barisan ke dua dari pintu. Mereka terlihat sedang...apa lagi selaingibah. Ck ck ck pagi-pagi sudah buat dosa saja.
Kedua orang itu pun memberhentikan acara gosipnya saat melihat Mei berjalan ke arah mereka dan menyapa...Sari? Mereka diam menatap bingung pada Mei lalu menatap sekeliling sampai mata mereka bertemu, masih dalam keadaan bingung lalu menggeleng bersama.
Mereka dengan kompak memandang Mei lagi. "Siapa Sari?" Tanya mereka bersamaan.
Kali ini Mei yang mengernyit heran. Apa mereka sehabis jatuh dari jurang lalu lupa ingatan dan melupakan nama mereka sendiri seperti yang ada di film FTV yang sering ditonton Cantika, tante Mei.
"Sari lupa ingatan?" Tanya Mei khawatir apa mereka juga melupakan Mei? Jika benar, lalu sahabat Mei nanti siapa?
"Mei ngomong sama siapa?" Tanya mereka kompak.
"Ya sama kalian lah sama siapa lagi." Jelas Mei kesal.
Mereka kembali saling pandang lalu..."Mei, lupa ingatan?" Tanya mereka dan lagi-lagi secara bersamaan.
"Nggak, Mei nggak lupa ingatan," Jawab Mei sembari menggeleng kepalanya, "Mei pikir Sari yang lupa ingatan."
"Mei, Sari siapa?" Tanya kedua Gadis itu sedikit teriak.
"Sari itu sahabat Mei." Sambil tersenyum sehingga menampakan lesung pipinya.
"Me-mei jangan aneh-aneh." Ucap salah satu Gadis itu dengan nada bergetar.
"Mei, bisa lihat yang begituan?" Tanya gadis dengan rambut yang dikuncir mencoba tetap tenang.
"Lihat apa, Put" Tanya Mei pada gadis berambut kuncir itu.
"Sari sekarang di mana?" Bukannya menjawab, gadis yang dipanggil 'Put' itu malah balik bertanya.
"Di depan Mei." Jawab Mei apa adanya.
"Se-serius?" Tanya Putri mulai was-was. Mei mengangguk semangat dengan senyum yang masih menghiasi wajahnya.
"Mei, bilang sama dia jangan apa-apain Kia, Kia masih pengen nikah." Ujar Saskia memeluk Putri.
"Bilang sama Sari jauh-jauh." Ucap Putri menimpali.
"Ya nggak bisa!" Bantah Mei.
"Ke-kenapa?" Tanya Saskia dan Putri kompak.
"Mereka nya lagi pelukan, Aaaa sweet banget, pengen ikutan. Ujar Mei mendekat ke arah Putri dan Saskia, lalu ikut dalam hangatnya pelukan persahabatan.
Saskia dan Putri saling pandang di balik pelukan Mei. "Jadi kita hantunya?" Tanya mereka kaget dan hampir teriak.
Mei terpelonjak kaget lalu mengurai pelukan hangat mereka "Hantu?" Tanya Mei heran.
"Kenapa bisa jadi Sari?" Tanya Putri.
Mei tersenyum sumringah, "Sari panggilan baru untuk sahabat Mei yang cantik-cantik ini," Mei menjeda sebentar, "Saskia," ucap Mei menunjuk Saskia, "Putri," sambungnya menunjuk ke arah Putri, "Sari." Ucap Mei heboh menunjuk keduanya bergantian.
"Biar simple juga, jadi Mei nggak susah-susah lagi panggil panjang-panjang."
"Sa-ri-Sa-ri-Ri-sa-Sa-ri." Ucap Mei terkikik geli masih menunjuk keduanya secara bergantian.

KAMU SEDANG MEMBACA
Melodi Pagi
Novela JuvenilSeorang gadis periang yang selalu memberikan senyum termanisnya saat bertegur sapa dengan lesung di pipi kanannya. Memiliki sikap yang manja namun pantang menyerah. Sikapnya yang ramah dan ceria membuat orang-orang tersenyum saat di dekatnya, dan be...