Tujuh

1.1K 249 0
                                    

***

"M-maaf bu s-saya telat." ujar Liana sambil mengatur nafasnya karena sehabis berlari.

Gadis itu menatap gurunya dengan gelisah, sembari menampakan wajah bersalahnya.

Sungguh, kalau saja adik sepupunya tak berulah tadi pagi. Mungkin Liana tak akan datang setelat ini.

"Akhirnya datang juga. Liana kamu duduk dibelakang tak masalah kan?" tanya bu Soraya, guru cantik itu menatap Liana dengan senyum manisnya.

"Iya bu." ujar Liana sembari berjalan kekursi belakang.

Dia tersenyum saat melihat ketiga sahabatnya yang melambaikan tangannya.

"Lo telat banget. Kirain gak dateng." ujar Jia.

"Gak ada masalahkan?" bisik Rosa pelan. Diantara teman sekelasnya, hanya Rosa yang tau tentang keluarga Liana.

"Gak ada apa-apa, cuma telat bangun." bisik Liana tak kalah pelan, gadis itu tersenyum saat Rosa memukul lengannya pelan.

"Makanya kalo tidur jangan kemalaman."

"Minggir woi, lo kira ini bus nenek moyang lo." ujar seseorang sembari mendorong Liana kearah samping agar gadis itu duduk di kursi bus.

Liana yang tak siap pun akhirnya jatuh terduduk di kursinya. Gadis itu hanya bisa pasrah begitu melihat siapa yang mendorongnya.

Liana tau, dia salah karena berdiri di lorong bus yang sempit itu, tapi tingkah Haikal tadi menurutnya keterlaluan.

"Lo dari mana aja? Untung gak ketinggalan bus." ujar Juna saat Haikal mendudukan dirinya di kursi paling belakang disampingnya.

"Biasa, panggilan alam." jawab Haikal santai.

"Dasar tukang boker." Ucap Juna.

"Apa liat-liat?" ujar Haikal saat matanya tanpa sengaja bertemu tatap dengan Liana.

Liana yang terlanjur malas dengan pemuda itu, hanya bisa mengendus kesal.

"Ok semuanya sudah lengkap kan?"

"Mari kita berangkat!" teriak pak Bobby dengan semangat.

"Yuhuuu~~~"

***

See yaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

See yaaa

RUBBER BANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang