***
"Yoksii Liana. Gimana puas sama posisi lo sekarang?" tanya Zoa saat gadis itu datang dengan semangkok bakso.
"Diem deh,," Zoa tertawa mendengar nada sinis itu.
"Kenapa bukannya enak jadi sekretaris OSIS?" ujar Rosa sahabat kecil Liana.
Liana Anjani atau gadis yang akrab dipanggil Liana itu hanya menatapnya sinis lawan bicaranya. Dia tau kalau sahabatnya itu sedang menertawakan dirinya sekarang.
Sebenarnya gadis itu tak menginginkan posisi apapun di OSIS. Dia hanya ingin menjadi anggota saja. Tapi apa yang dia dapatkan.
Sekretaris? Bukankah itu posisi yang sangat merepotkan.
Bukannya tak suka. Hanya saja sekretaris itu sangat sibuk. Dia harus melakukan banyak tugas, dan itu cukup merepotkan untuk dirinya yang memang tak suka direpotkan.
Sebenarnya Liana ingin mencakar ketua OSIS yang baru. Karena dia lah yang membuat Liana terjebak dengan posisi ini.
Mereka baru selesai pemilihan ketua OSIS untuk periode tahun ini. Dan begitulah kenapa dirinya mendapat posisi itu.
.
"Li arah jam 2." ujar Rosa sambil mengarahkan pandangnya kearah jam 2. Disana terlihat beberapa siswa berjalan kearah mereka.
Liana mendengus kasar. Moodnya yang sebelumnya membaik langsung turun drastis setelah melihat orang itu. Apalagi setelah tatapan dirinya tak sengaja bertemu dengan orang itu.
Dia Haikal Zahi, ketua OSIS yang baru untuk SMA 97. Pemuda berisik yang selalu mencari keributan dengannya. Pemuda dari jurusan IPS yang selalu memancing emosi Liana.
"Oh bu sekretaris. Selamat untuk jabatannya semoga kita bisa bekerja sama dengan baik." ujar Haikal sambil duduk didepan Liana.
Sambil menompang pipinya dengan tangan, Haikal menatap Liana yang duduk didepannya tenang. Jangan lupa dengan cengiran khas pemuda itu, membuat Liana mendengus kesal.
"Lah gue lupa bro lo udah jadi ketua osis kan? Traktir dong sebagai perayaan kemenangan telak lo, wkwk." ucap Juna sahabat Haikal.
"Nah betul tuh betul." sambung Marsel.
"Udah pesen sono, gue traktir hari ini. Gak usah kaya orang susah deh." ucap Haikal tanpa mengalihkan tatapannya dari Liana.
"Cewek cewek kalo mau juga boleh. Pesen aja." sambung Haikal.
"Wah beneran Kal?" sahut Zoa lumayan hemat uang jajan.
"Yoi, lo Li kalo mau nambah boleh kok. Santai aja sama gue, lagian kita bakal sering ketemu, biar akrab gitu." ucap Haikal langsung disambut heboh kedua temannya. Bahkan Rosa dan Zoa juga ikut heboh.
Haikal tersenyum mendengar sahutan teman-temannya, mengabaikan wajah masam Liana. Haikal bener-bener tak memperdulikan wajah masam di seberangnya.
Cukup, Liana tak tahan sekarang. Bahkan rasa laparnya hilang begitu melihat senyum menyebalkan pemuda itu.
"Gue duluan."
Dengan hitungan detik gadis itu berjalan meninggalkan kursinya. Dia bahkan mengabaikan panggilan Rose dan Zoa temannya.
"Heh Li mau kemana makanan lo belom abis bjiirrr." teriak Rosa gadis itu bahkan tak peduli kalau dirinya menjadi pusat perhatian sekarang.
***
See yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
RUBBER BAND
Fanfiction[SLOW UPDATE] Lilian Anjani mendaftar jadi pengurus Osis demi beasiswa, harus berurusan dengan Haikal Zahi yang super-duper nyebelin.