RADEN KIAN SANTANG [H I A T U S] -[R E V I S I] √

7._

"Assalamu'alaikum nak"

Kian santang menoleh. Mendapati dua ibundanya sekarang ada didalam kamarnya

"Apa kau merasa baikan?"

Kian santang hanya diam. Baikan dari mana? Ntah lah perasaan aneh semakin memenuhi hatinya

"Aku sudah meminum ramuan bunda"

Hanya kata itu yang mampu dirinya ucapkan. Pagi ini, dia saat seluruh anggota istana sudah bersiap. Lain hal nya dengan kian santang yang masih menggunakan baju tidurnya dengan kaitan tali baju tidurnya di atas dada terbuka. Rambutnya acak acakan dan juga dengan mata sembabnya

"Aku masih ngantuk bunda"

"Yang benar saja kau mengantuk tapi duduk dipojok seperti itu putraku?" Tanya ketring manik keheranan kepada putranya itu

Kian santang kembali menyenderkan badannya lemas kepada dinding lalu perlahan duduk diatas lantai

"Putraku sayang, ada apa nak?"

"Dia ibunda"

Subang larang mengelus bahu putranya guna menyalurkan rasa hangat. Putranya menutupi wajahnya dengan tangannya sembari mengeluarkan isak tangis nya.

"Apa semalaman kau disini nak?"

Hanya anggukan yang kian santang berikan membuat subang larang semakin teriris. Perasaan putranya juga dirinya rasakan kemarin. Dirinya tau rasa menyerah yang tengah menyerang  anak nya

"D-dia datang dan m-membawaku menjauh dari tempat tawanan"

Subang larang menghapus air mata yang mengalir. Dirinya masih setia menunggu cerita putranya. Ketring manik juga ikut duduk disamping kian santang sembari mengelus  lembut punggung anaknya itu

"T-tapi setelah itu, d-dia menodongkan p-pedang padaku"

"Tiba tiba saja dia berteriak minta tolong kepadaku"

"K-ketika aku akan segera menarik tangannya yanga akan segera ditelan cahaya.. "

Kian santang menggantungkan kata katanya. Rasa takut kembali muncul dan membuat dirinya menyandar lemas lagi

"Sudah nak, istighfar ya putraku"

Mata kian memejam sebentar. Mengambil nafas panjang lalu menatap ibundanya yang kini tengah menangkup kedua pipinya

"A-aku bukan tawanan bunda"

***

G