Sebuah kalung milik Yunda nya! Ya itu kian santang yang menemukan sebuah kalung milik Yunda nya itu
"Aku tidak salah jalan"
Dengan langkah berani, dirinya meneruskan perjalanan mencari sang kakak. Dirinya sudah berada di dalam hutan. Sedangkan saudaranya yang lain mencari di kawasan lain. Seperti kota raja, perdesaan dan kawasan perbatasan.
"Aku yakin Yunda ada disini"
Adik Rara santang itu semakin berani menyusuri hutan gelap itu. Dirinya tak memikirkan apakah nanti ada binatang buas yang akan menerkam dirinya seorang di tengah hutan itu
"YUNDA!"
Srak
Arrgh
Bidikan kian santang tepat!. Pisau kecil yang sedari tadi dirinya pakai untuk berjaga jaga berhasil melukai perut orang yang sedari tadi mengintai nya
"Dimana Yunda ku!"
Orang itu masih belum menyerah. Pria berbaju hitam serta tbertopeng itu mencoba bangkit menatap kian santang yang datang seorang diri
"Dimana saudaramu yang lain kian santang?" Ujar remeh orang itu sembari mencengkram erat bagian perutnya yang masih tertancap pisau
"Ternyata nyali mu terlalu besar untuk datang kedalam hutan ini. Masalah tentang Yunda mu? Aku tidak mengetahui--"
Arghh
Kian santang mencapai batas kesabaran nya. Dirinya malas menghadapi orang bertele tele didepannya itu dengan cepat dirinya menyerang orang didepannya itu hingga terhempas jauh dari sana
"Kau mencoba memancingku"
Kian santang berjalan cepat menghampiri orang itu yang sudah tersungkur. Kian santang dengan geram mengcengkram erat kerah baju milik orang itu. Mata kian santang menyipit. Tatapan orang ini tak begitu asing.
"R-rayi!"
Kian santang menoleh, matanya membelalak kaget saat melihat sang kakak diikat pada sebuah pohon yang lumayan miring ke jurang disamping nya
"Yunda!"
Kian santang menatap kembali orang tersebut. Lalu menghempaskan badan orang itu asal. Dengan terburu buru kian santang mendekati sang kakak yang ketakutan. Di lepasnya ikatan tali yang membelit tubuh kakaknya
"Apa ada yang sakit yunda?"
Rara santang hanya menggeleng. Dirinya bersyukur bisa bertemu sang adik di hutan yang amat jauh dari padjadjaran itu
"Kita pulang Yunda, keluarga istana mengkhawatirkan dirimu"
Rara santang mengangguk. Dengan cepat Rara santang menggenggam kedua tangan putih milik adiknya. Kata kata yang selalu orang itu katakan terus saja memutari otaknya
"Ada apa Yunda?"
"Aku bukan tawanan kan rayi?"
Kian santang sedikit terkejut mendengar penuturan sang kakak. Bagaimana bisa kakaknya menanyakan hal itu padanya?
"Kau itu kakakku Yunda, bukan tawanan"
Kian santang merentangkan kedua tangannya. Memeluk sang kakak yang masih gemetar ketakutan. Dirinya pernah di posisi sang kakak. Ketakutan akibat perkataan tak benar itu
"Kau bukan tawanan Yunda"
Kian santang melepaskan pelukannya. Memyelipkan anak rambut Yunda nya ke belakang telinga sang kakak
"Kau baik baik saja. Ada rayimu disini"
Rara santang mengangguk. Perlahan kian santang menatap orang bertopeng itu ingin menyerang yundanya. Kian santang dengan cepat memeluknya lalu membalikkan badannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RADEN KIAN SANTANG [H I A T U S] -[R E V I S I] √
Ficção HistóricaPangeran tampan, berhati baik yang selalu memamerkan senyum cerianya siapa sangka dia selalu diburu oleh orang orang yang sama sekali tak pernah memiliki masalah dengannya? Kanuraga yang tinggi hingga sejengkal lagi akan setara dengan sang raja bes...