8._

1K 115 10
                                    

"Aku senang kau kembali dinda, penantian ini tak sia sia"

Ambet kasi kembali memeluk suaminya dengan erat. Tak menyangka kedatangannya dengan sang putra disambut dengan se meriah ini

Tak lama, gagak ngampar datang, matanya terpaku menatap sang ayah yang kini menatapnya dengan gembira

"A-ayahanda"

Tak harus menunggu dua kali, gagak ngampar segera memeluk erat sang ayah yang terakhir kali dirinya lihat saat umur 10 tahun

"A-aku merindukan a-ayahanda"

"Ayahanda juga amat merindukan mu putraku"

Siliwangi melepas pelukan, menatap putranya yang kini hampir setinggi dirinya

"Lihatlah putraku, kau sudah tumbuh dewasa"

"Kakak tertua adik adikmu sudah datang"

Tangis haru tak bisa gagak ngampar tahan. Lalu menyapu seluruh orang yang ada. Ingatan pertamanya adalah adiknya, Walangsungsang

"Dimana rayi Walangsungsang ayahanda?"

"Tengah menemani adikmu kian santang, putraku"

"Adikku?, kian santang?"

"Benar putraku. Dia tengah sakit sekarang"

Nama itu tidak begitu asing masuk kedalam indra pendengaran gagak ngampar. Adiknya?

Gagak ngampar segera menyalami ibundanya subang laran dan ibunda ketring manik. Lalu maniknya terasa berkaca kaca melihat dua orang yang juga menatap nya heran

"Raka... Gagak ngampar? "
Tanya rara santang berusaha meyakinkan orang yang kini didepannya

"Benar rayi.. Aku Raka gagak ngampar"

"Aku rara santang Raka. Adik dari Raka Walangsungsang dan.. "

"Aku Surawisesa Raka. Aku putra dari ibunda ratu ketring manik"

Tak dapat menahan rasa rindu yang tertanam selama bertahun-tahun tahun. Gagak ngampar segera memeluk kedua adiknya yang baru hari ini dirinya lihat. Mereka tumbuh dewasa. Gagak ngampar jadi ingin menjadi teman masa kecil kedua adiknya

"Raka pasti menanyakan Raka Walangsungsang bukan?" Tebak rara santang sembari menyeka air matanya

"Benar, ayahanda bilang dia menemani adikku kian santang"

"Raka benar. Apakah Raka mau berkunjung setelah ini kekamar Raka kian santang? "

Tanya Surawisesa kepada sang Raka sulung yang langsung diangguki oleh gagak ngampar

"Apakah benar, adikku yang dijadikan tawanan oleh ki darsa?, dia benar benar keterlaluan!. Aku harus memberinya pelajaran jika benar dirinya membuat adikku seperti itu"

***

"JAUHI AKU RAKA!"

Walangsungsang kewalahan mengejar adiknya yang sedari tadi terus menginghindari dirinya. Walangsungsang juga bingung harus bagaimana.

"Tenang kan dirimu rayi!, tidak ada apa apa disini"

Walangsungsang berhasil mendekap adiknya yang sudah lemas. Walangsungsang lalu mendudukkan adiknya di kasur. Lalu menghapus sisa air mata adiknya

"Jauhi aku Raka"

"Aku tidak akan pernah melakukan itu rayi"

RADEN KIAN SANTANG  [H I A T U S] -[R E V I S I] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang