Ganitra HighSchool. Sekolah internasional yang di idam-idamkan oleh banyak kalangan. Tidak heran jika para murid berlomba-lomba mendapatkan beasiswa agar dapat bersekolah di sekolah favorit itu. Fasilitasnya tidak mengecewakan, dari gedung yang menjulang tinggi, peralatan sekolah yang lengkap dan asrama tempat tinggal murid yang sangat nyaman.
Seorang gadis baru saja menginjak koridor sekolah dengan nafas terengah-engah. Ia ditinggalkan oleh ketiga sahabatnya karena dirinya bangun kesiangan. Menyebalkan.
Dira melihat jam yang ada diponselnya, jam 8 pagi. Sial, ia sudah telat 30 menit! Dira mempercepat langkahnya.
Saking buru-buru, membuat ponsel Dira jatuh ke lantai. Dira berdecak, dan segera mengambil ponselnya. Saat kembali berdiri, Dira terkejut, tepat didepannya sudah ada bencana yang siap menerjangnya.
"Jangan sekarang, please." Dira membatin. Gadis itu sangat malas jika sudah berurusan dengan ketua OSIS ini.
Cowok yang ada didepan Dira berdeham. "Lo telat 30 menit. Gak niat sekolah? Buang-buang duit," ujar Atlas, datar.
Dira melotot. "Heh! Duit, duit orang tua gue, kenapa lo yang sewot?! Dah, ah, minggir. Gue mau masuk kelas." Dira mendorong tubuh Atlas kebelakang. Sayangnya, Dira tidak cukup kuat untuk mendorong badan tinggi Atlas. Atlas menahan lengan gadis itu.
"Masuk kelas? Apa gak percuma. Mau gue kasih berapa point?" Tanya Atlas. Padahal, hari ini adalah hari pertama semester genap, dan gadis ini sudah membuat masalah.
"Indira Aleena, kelas 10 IPS 4." Atlas membaca nametag gadis itu. "Ikut gue keruangan, sekarang," lanjut Atlas. Setelah itu, Atlas berjalan meninggalkan Dira yang masih linglung.
"Shit! Ruang sialan itu lagi?" Gumam Dira.
Atlas berbalik badan, cowok itu menghela nafas saat melihat Dira yang masih diam ditempat tadi. "Mau sampe kapan lo disitu? Gak malu diliatin?"
"Hah?" Benar saja, pasalnya Dira berdiri tepat didepan kelas orang lain. Kini Dira menjadi pusat perhatian Guru dan murid-murid yang ada didalamnya. Gadis itu tersenyum, lalu segera pergi menghampiri Atlas.
Benar kata Atlas, ia tidak mungkin bisa masuk kelas sekarang.
"Bisa pelan-pelan gak, sih, jalannya!" Seru Dira yang berusaha mengimbangi langkah Atlas. Cowok itu tidak memperdulikan ocehan Dira, memasukkan tangannya kedalam almamater OSIS dan kembali berjalan.
Dira berdecak. "Dasar, kulkas berjalan. Manusia galak!"
"Gue masih bisa denger," sahut Atlas yang ada didepannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATLAS [ON HOLD]
Teen FictionTeenfict x Mystery Bagi Dira, Atlas itu adalah bencana. Iya, bencana kesialan Dira. Nggak pernah akur, mereka itu definisi dari anjing sama kucing, batu sama air, minyak sama air, bumi sama langit, kutub utara sama kutub selatan. Pokoknya gak pernah...