Saat ini sudah waktunya jam makan siang. Padahal bel baru berbunyi tepat lima menit yang lalu, tetapi cafetaria sudah dipenuhi oleh murid-murid yang lapar. Fyi, Ganitra high school memiliki cafetaria yang dimana murid-murid akan mendapatkan makan siangnya, semua makanan berasal dari sekolah. Dan juga, para murid dilarang untuk membawa makanan dari luar.Untung saja makanan yang disajikan itu terbilang cukup lezat, jadi tidak ada yang keberatan dengan peraturan itu.
Indira melangkah menghampiri meja temannya dengan nampan yang berisi makan siangnya. Disana sudah ada Silla, Neira, Tata dan juga beberapa teman sekelasnya.
Para siswi bersorak ketika Triple A memasuki cafetaria. Ya, Atlas, Abian dan Arven. Suasana semakin riuh ketika Abian mengedipkan matanya kepada salah satu siswi. Membuat Dira yang notabene-nya adalah sepupu bian itu mendengus geli. Sialnya, ketiga temannya ikut menganga mengagumi pesona Triple A.
"Gilaa! Visualnya gak ada yang gagal," seru Silla yang masih memandang ketiga kakak kelasnya itu. "Sumpah Dir, gue siap jadi calon sepupu ipar lo."
Hanya ketiga temannya yang tau jika Abian adalah sepupu Dira. Ditambah dengan kedua teman Abian, siapa lagi kalau bukan Atlas dan Arven.
"Mimpi aja terus," sahut Tata.
"Gak papa lah anjir. Siapa tau beneran jodoh." Neira yang sedang asik makan itu tersedak mendengar penuturan Silla.
Silla ikut panik. "Duh, kalo makan pelan-pelan Nei, jangan sambil liatin cogan. Jadi keselek gini, 'kan," ucap Silla sambil memberi air kepada Neira.
"Lo nya ngomong terus, sih, Sill," komen Dira membuat Silla menyengir. "Yuk ah cepetan abisin, gue pengen buru-buru keluar, hawanya panas banget."
Silla, Neira dan Tata menyerngit. Panas? Padahal menurut mereka cuaca hari ini lumayan dingin, diluar juga sepertinya akan turun hujan.
Sementara disisi lain, Triple A masih menjadi pusat perhatian para siswi. Bahkan, saat mereka makan sekalipun. Tidak aneh, sudah menjadi hal biasa bagi Atlas, Abian dan Arven.
"Cewek lo belum ngasih tau temen-temennya kalau dia pacar lo?" Tanya Arven pada Abian. Abian mengangguk menanggapinya. "Dia masih takut kalau Dira tau." Abian menatap salah satu gadis yang berada di circle sepupunya itu.
Atlas diam-diam memperhatikan Abian, cowok itu ikut menoleh pada meja yang berisi adik kelasnya. Pandangannya berhenti dititik dimana Dira duduk. Gadis yang selalu bolak balik masuk ruang osis karena sering melanggar peraturan sekolah.
Cukup menarik perhatian Atlas.
"Tlas, soal bokap gue ..." Arven menggantungkan ucapannya. "Gue yakin dia juga terlibat."
Atlas menoleh pada Arven. "Lo nggak akan berubah pikiran? Dia bokap lo."
"Gue nemuin file cctv yang kata kepala sekolah hilang," jawab Arven. Ya, selain sekolah ini milik kakeknya, Arven juga anak dari kepala sekolah Ganitra high school. Pak Jio.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATLAS [ON HOLD]
Teen FictionTeenfict x Mystery Bagi Dira, Atlas itu adalah bencana. Iya, bencana kesialan Dira. Nggak pernah akur, mereka itu definisi dari anjing sama kucing, batu sama air, minyak sama air, bumi sama langit, kutub utara sama kutub selatan. Pokoknya gak pernah...