8

1.5K 255 17
                                        

"Wah, ganteng banget."

Alana terpesona melihat salah seorang mahasiswa yang sedang berbicara dengan kepala sekolah. Ia tampak paling tampan dan berwibawa dibanding yang lain, sepertinya ia ketuanya.

"Oy, potret yang lain juga! Jangan cuma dia aja." Edgar mencibir kelakuan Alana yang menurutnya sangat jablai.

"Gar, yang itu namanya siapa, sih? Ih, lucu banget." Alana menunjuk mahasiswa incarannya.

"Cepet banget lo move on? Belum seminggu patah hati udah ngembang lagi 'tuh hati?" ledek Edgar.

"Hati gue emang kek kebun bunga yang subur, patah satu tumbuh seribu." Alana tak tersinggung dengan ledekan Edgar, ia sudah kebal dengan mulut nyinyir Edgar.

"Namanya Yanto." Edgar menjawab asal, membuat Alana sewot seketika.

"Ih, nggak mungkin! Nggak cocok sama mukanya. Pantesnya 'tuh nama-nama bule."

"Adrian nama dia." Juki nyeletuk karena jengah mendengar perdebatan kedua sahabatnya itu.

"Kok lo tau? Kalian udah kenalan?" tanya Alana antusias. Adrian, nama yang bagus. Nama cowok-cowok CEO di wattpad, pikir Alana geli.

"Lo nggak baca tag name dia?" sindir Juki.

"Gue tadi fokus sama mukanya aja. Gantengnya ituloh, nggak ada akhlak." Alana memandang Adrian dengan tatapan berbunga-bunga. Kalau di komik mungkin dapat matanya akan digambar love-love.

"Jablay banget sih, lo!" Edgar mengusap kasar wajar Alana.

"Gue mau masuk eskul PALA!" tekad Alana tiba-tiba.

"Apa?" Edgar kaget mendengar perkataan Alana. Sejak kapan sahabatnya itu mendadak menyukai hal-hal yang berbau alam?

***

Keesokan harinya Alana benar-benar pergi ke sekolah. Untuk apa lagi kalau bukan untuk mengikuti pelatihan eskul PALA. Bundanya sampai terheran-heran melihatnya pergi ke sekolah pada hari minggu.

Alana celingukan mencari cowok incarannya, Adrian. Matanya menscreening ke berbagai arah, tetap tak dijumpainya wajah tampan dan cool itu. Yang tampak malah wajah Edgar yang sedang tersenyum miring.

"Jadi juga lo datang."

"Kok ada lo juga?" Alana tampak tak senang karena Edgar ada di sini juga. Ia takut Edgar akan mengacaukan sesi pedekate nya.

"Gue 'kan ketua OSIS, ya gue harus ada 'lah." Edgar memukul kepala Alana dengan gulungan kertas yang ia bawa.

***

Acara pelatihan segera dimulai, Alana sudah pesimis Adrian akan datang. Ia yang tadinya antusias, berubah jadi lemas.

"Sory, saya telat."

Mendengar suara itu, seketika Alana memutar kepalanya. Wajahnya terlihat cerah kembali, Edgar melirik sinis ke arahnya.

Adrian, sang ketua organisasi PALA fakultas seberang mulai memberikan sedikit sambutan.

Alana tak memperhatikan betul isi sambutan itu, yang dipikirkannya hanyalah bagaimana caranya Tuhan menciptakan makhluk sesempurna itu. Wajahnya presisi dari segala sisi.

"Ada yang perlu ditanyakan?"

Alana tanpa sadar mengangkat tangannya, semua mata tertuju padanya. Adrian menatap Alana sekilas. Pandangan mereka bertemu, membuat Alana deg-degan setengah mati.

"Iya, silahkan."

"Mas udah punya pacar belum?"

"Huu ...."

Teman Tapi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang