2

75 23 12
                                    


Bu Konde menutup pertemuan hari itu setelah bel istirahat berbunyi.

Anak-anak kelas langsung bangkit dari bangkunya masing-masing untuk menuju ke kantin.

Yara memasukkan buku catatannya ke dalam tas sehingga tidak menyadari keberadaan pria di samping bangkunya. Begitu menoleh, Yara sedikit terkejut dengan keberadaan pria tersebut.

"Hai, lo Yara, ya?" pria itu mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Yara. Yara dengan senang menyambutnya.

"Kenalin gue Jihoon. Park Jihoon," kata pria itu.

"Hai, gue Yara. Salam kenal, Ji."

Jihoon memiringkan kepalanya sedikit. Bingung dengan panggilan yang Yara berikan padanya.

"Lo manggil gue 'Ji'?" tanyanya untuk meyakinkan.

"Eh, lo ga suka ya? Maaf, maaf, tadinya gue pikir lucu aja kalo manggil lo 'Ji'." Yara sedikit panik, takut membuat kesalahan di hari pertamanya sekolah.

"Haha, gemes," ucap Jihon dengan volume kecil.

"Engga, kok, gue suka sama panggilannya. Panggil gue Ji aja gak papa."

Yoshi sedari tadi memperhatikan dua insan itu dalam diam. Entah kenapa ia tidak beranjak dari bangkunya padahal banyak hal yang ingin dia lakukan. Tubuhnya lebih memilih mendengarkan percakapan di depannya.

Jeongwoo dan Doyoung menghampiri meja Yara. Ingin ikut mengobrol juga.

"Eits, giliran kenalan sama cewek lo bangun ya, Hoon. Cepet juga lo ngambil langkah," ucap Doyoung. Doyoung melingkarkan tangannya di bahu Jihoon.

"Apaan, sih, Doy. Gue mah ramah ke siapa aja ya," kata Jihoon sambil menepis tangan Doyoung dari bahunya. Doyoung memutar matanya saat mendengar ucapan Jihoon.

Kini Doyoung beralih ke Yara. "Masih inget gue gak, Ra?" tanya Doyoung.

"Lo siapa ya?" ucap Yara berniat menggoda Doyoung. Sebenarnya Yara sangat ingat pernah bertemu Doyoung di koridor tadi pagi.

Gelak tawa keluar dari mulut Jeongwoo dan Jihoon, sedangkan Doyoung menggaruk tengkuknya yang tak gatal sama sekali.

"Makannya jadi orang jangan kepedean, Doy. Malu kan lu," ucap Jeongwoo dan masih terus tertawa.

"Gue inget kok. Sorry, tadi gue cuma bercanda, hehe," ucap Yara tak tega melihat Doyoung menahan rasa malu.

"Emang kalian pernah ketemu?" tanya Jihoon penasaran.

"Pernah, Ji. Kita gak sengaja tabrakan di koridor tadi. Terus dia tiba-tiba manggil gue Princess," jelas Yara.

Jihoon memukul bahu Doyoung. Doyoung pun meringis kesakitan. 

"Lo berani-beraninya ya manggil Yara 'Princess'. Yang lain boleh, tapi Yara jangan," omel Jihoon tiba-tiba.

Yara, Doyoung, Jeongwoo, dan begitu juga Yoshi yang masih duduk di bangkunya menatap Jihoon heran.

"Lah, kenapa? Suka-suka gue dong. Gue bilang gitu karena Yara emang cantik. Kenapa lo malah ngomel, sih, Hoon?"

Jihoon sedikit terlihat salah tingkah, tetapi dia langsung meluruskan. "Ya maksud gue-, Yara kan anak baru. Kasian kalo dia shock gara-gara lo."

"Udah, udah. Jihoon gak jelas, diemin aja," ucap Jeongwoo. "Btw, Ra, lo tadi manggil Jihoon, 'Ji'?"

"Iya..., kenapa emang?"

"Kayaknya lo orang pertama yang manggil 'Ji', deh. Biasanya yang lain manggilnya 'Hoon'."

Yara menatap Jihoon. "Beneran gue orang pertama, Ji?"

AnemoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang