SABDACINTA#Duapuluhdelapan

2.8K 563 53
                                    

"Mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” 

(QS. An-Nisa’: 19)

#####

Ini nomor gue, Kal, Silvi

Thanks ya tadi jadi lo yang bayarin kopi gue

Sori juga tadi gue ngungkit soal Rara, karna memang setahu gue Rara tu gak meninggal, cuman dibawa pergi jauh sama keluarganya

Tak sengaja.
Saat menerima ponsel itu dari pengirim yang mengirimkannya melalui ojek online, Pirily membaca pesan itu.

Terima Kasih bu Aidda, sudah merepotkan sekali mengirimkan ponsel suami saya.

Pirily mengirimkan pesan melalui  ponsel itu kepada yang mengaku bernama bu Aidda, istri dari bapak yang menemukannya di Cafe R setelah mengaktifkannya. Karna saat dikirimkan kepadanya telpon genggam Kaliandra itu dinon-aktifkan kembali.

Beruntung sekali saat tercecer ditemukan orang baik yang bahkan tidak ingin diberi apapun dari niatnya mengembalikan. Justru beliau meminta maaf tidak bisa mengantarkannya sendiri karna sedang ada acara malam itu. Mereka justru memahami kalau tak harus menahan ponsel oranglain lama-lama karna tentu banyak kepentingan dan meminta maaf sudah mengaktifkannya agar bisa menghubungi nomor yang tersimpan disana. Ternyata yang lebih dulu menghubungi adalah istri yang memiliki ponsel.

Tidak apa-apa bu Aidda, mungkin suatu hari ada waktu kita untuk bersilaturahmi

Setelahnya tanpa sengaja, ia melihat chatt terbaru yang belum dibuka saat ia mengaktifkan ponsel.

Isinya lebih dari cukup membuat dadanya nyeri dan perutnya mendadak kram.

"No, no, no, tidak boleh berprasangka buruk," Pirily menggeleng-gelengkan kepala.

Ia menepis kemungkinan terburuk, Kaliandra merasa bersalah kepada Rara karna telah menikahi oranglain bahkan sudah menanamkan benih dirahim lain sementara Rara menanggung benih mereka sendirian. Pirily resah seketika.

Bagaimana kalau Kaliandra berniat mencari Rara, lantaran ada anak yang dikandungnya? Bagaimana nasib dirinya ketika Kaliandra berniat mempertanggung jawabkan perbuatannya kepada Rara?
Sesungguhnya pikiran Pirily makin kalut dibuatnya.

"Ah, aku harus kuat demi anak kami, aku akan tetap berusaha membuatnya mencintaiku dan anak kami!" Tekad Pirily saat itu.

Ia merasa harus berbesar hati kalau Kaliandra akan memikirkan Rara meski ada sakit dihati. Ngilu menyusup dalam dada seolah menyesap sampai ketulang-tulangnya. Ia takkan mungkin bisa jika Kaliandra memutuskan kembali kepada Rara meski tetap tidak melepaskannya. Ia yang akan melepaskan diri jika itu terjadi.

Saat Kaliandra pulang, hal pertama yang ingin ia lakukan, ia ingin bersikap biasa-biasa saja. Ia takkan menunjukkan sikap yang berbeda. Ia akan menyambutnya seperti saat ia tidak tahu kenyataan yang sebenarnya dan kemungkinan terburuk itu.

Tapi apa yang ia rasakan dari sikap Kaliandra yang berubah kemudian, membuat kemungkinan terburuk itu terasa begitu dekat.

Sedih dan ketakutan namun merasa tak berdaya. Dari awal ia sudah tahu bahkan Kaliandra menyebutnya berulang-ulang, kalau ia tidak akan pernah mencintai gadis lain selain Rara. Kalau Kaliandra mengatakan saat ini ia mencintainya, mungkin karna selama ini Rara sudah dinyatakan meninggal, sehingga ia sendiripun tak pernah berharap merasa cemburu karna setiap orang punya masalalu sama seperti dirinya.

Pirily memegang dadanya yang perih saat menatap punggung Kaliandra yang memasuki kamar mandi setelah mengurungkan niat untuk kabur lagi karna ponselnya tidak ada saat ia cari.

SABDA CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang