SABDACINTA#Duapuluhenam

2.6K 537 42
                                    

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَا لَّذِيْنَ صَبَرُوا ابْتِغَآءَ وَجْهِ رَبِّهِمْ وَاَ قَا مُوا الصَّلٰوةَ وَاَ نْفَقُوْا مِمَّا رَزَقْنٰهُمْ سِرًّا وَّعَلَا نِيَةً وَّيَدْرَءُوْنَ بِا لْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ اُولٰٓئِكَ لَهُمْ عُقْبَى الدَّا رِ ۙ 

*_"Dan orang yang sabar karena mengharap keridaan Tuhannya,_* melaksanakan sholat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; *_orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik),"_*

(QS. Ar-Ra'd 13: Ayat 22)

#####

"Pa, kalau aku kenapa-kenapa terus butuh uang sementara papa tidak punya uang, apa yang papa lakukan?"

Hari itu, Pirily mendatangi  papanya sebelum berangkat bekerja. Sementara Kaliandra sedang berada dikamar mandi dan bersiap juga untuk bekerja.

"Papa akan berusaha mencari pinjaman!" Sahut Pak Ananda sebetulnya heran dengan pertanyaan putrinya.

"Kalau tidak ada yang minjemin, padahal papa butuh saat itu juga, aku harus dioperasi, gimana, pa?" Pirily bertanya lagi dengan tatap meminta jawaban.

"Pokoknya papa berusaha karna keselamatan kamu penting, ada apa sih sebenarnya?" Pak Ananda menjawab sambil bertanya.

"Kalau mama yang sakit?"

Lagi. Pirily masih bertanya.
Sedikit ragu untuk mengatakan langsung kepada papanya itu, mengenai keinginannya membantu kesulitan suaminya yang sama sekali tidak berucap meminta bantuan padanya.

Suaminya hanya minta didoakan. Bahkan menghindarkannya dari pembicaraan mengenai kesulitan itu meski dari rautnya saat berbicara dengan Kyla kakaknya nampak sekali ketegangan.

"Kyla memang terlalu keras pada Kaly seperti bapak, mereka menuntut Kaly menjadi seperti yang mereka harapkan, ibupun sebenarnya memiliki harapan pada Kaly, tetapi ibu lebih banyak mendoakannya daripada membuatnya lebih berat dengan kalimat ibu!"

Saat itu, Ibu Kaliandra berkata padanya, saat Pirily tanpa kedip menatap Kaly dan Kyla yang sedang berada diluar ruang rawat bapak mereka nampak bersitegang.

Pirily hanya mengangguk mendengar ucap ibu Kaliandra. Ia ingin tahu yang mereka bicarakan, tapi kalau Kaly saja seolah menjauh saat Kyla tadi akan angkat bicara, ia menyadari suaminya itu tak ingin melibatkannya dalam hal itu.

"Bagaimana selama Kaly bersamamu, apakah dia seperti suami yang kamu harapkan?"

Pirily saat itu cukup terkejut mendengar pertanyaan ibu mertuanya itu.

"Harap dimaklumi ya, Kaly baru saja mendapat pekerjaan, mungkin apa yang diberikannya belum cukup banyak buatmu, tapi ibu harap dia bisa menyayangi dan memperhatikanmu seperti harapan setiap istri!" Ucap ibu Kaly lagi.

"Dia suami yang bertanggung jawab kok bu, dan Insya Allah, dia akan seperti yang ibu harapkan!" Tutur Pirily sungguh-sungguh.

"Kaly itu keras kepala, dia hidup semaunya saja, kami sempat sangsi saat dia bilang mau menikah, gak usah keluarga, bertanggung jawab dengan dirinya saja belum maximal!"

Pirily justru terdiam mendengar tutur ibu mertuanya. Ia sangat menyadari pertanggung jawaban kepada yang bukan tanggung jawabnya tidak memerlukan syarat.

Sepertinya ibu mertuanya sengaja membuyarkan perhatiannya kepada kakak beradik yang sedang bersitegang diluar sana. Karna setiap ia memandangi mereka, ibu mertuanya mengajaknya bicara. Terutama membicarakan Kaliandra.

SABDA CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang