Bab 1 - Hari Pertama Sekolah

343 79 15
                                    

Jam kosong di hari pertama sekolah kenaikan kelas 11 saat ini tampak begitu membosankan di mata Reynard. Bu Amilah---wali kelas XI IPS 1, hanya datang untuk memperintahkan membentuk struktur kelas, menciptakan sistem tempat duduk sesuai urutan absen, setelah itu pergi lagi ke kantor untuk urusan mendesak lalu tak kembali sampai sekarang.

Reynard mendengus malas. Ia mengarahkan pandangan ke sepenjuru ruangan. Nggak ada yang ia kenal di sini. Huh. Teman-temannya di kelas 10 dulu nggak ada yang masuk ke kelas XI IPS 1. Kebanyakan dari mereka mengisi kelas XI IPS 3. Bukannya Reynard malas bersosialisasi bersama teman barunya. Tetapi, ia bingung bagaimana cara memulainya. Cowok itu payah dalam mencairkan suasana. Masa iya tiba-tiba bergabung ke lingkaran anak cowok di pojok ruangan? Atau bahkan menyerobot obrolan cewek-cewek tentang tim Suho atau tim Seojun di drama True Beauty? Apakah ia akan dicap sok asik? Apakah keberadaannya mampu mereka sadari? Ah, sudahlah. Lupakan saja. Untuk membunuh waktu, lebih baik membaca kelanjutam buku Bagaimana si Miskin Mati lewat I-Pusnas saja.

"Pfftttt."

Suara tawa yang tertahan itu refleks membuat atensi cowok dengan nametag Reynardi Adibran seketika tersulut. Ia refleks mengerling  ke arah gadis berkucir kuda yang menjadi teman sebangkunya pada hari pertama di kelas XI IPS 1. Mereka tak banyak berinteraksi. Hanya sesekali ketika voting pemilihan ketua kelas. Kemudian, gadis tersebut sibuk tenggelam bersama gawainya seolah mengabaikan keberadaan Reynard.

"Ngapain sih lo?" tanyanya disergap rasa penasaran seraya mencondongkan sedikit badan agar bisa mengintip.

Cewek berkucir kuda itu bukannya menjawab, malah terbahak puas sembari menunjukkan layar ponselnya di hadapan wajah Reynard. "Lagi baca Wattpad. Judulnya Your Mine. Gemes bangettt pengen karungin Babas."

Reynard tiba-tiba merasa nggak asing dengan judul cerita Your Mine dan tokoh Babas. Sadar akan sesuatu, dengan cepat, ia memicingkan mata untuk memastikan dugaannya.
Ternyata, ia nggak salah tebak. Judul cerita Your Mine sekaligus tokoh Babas yang terdengar familier itu memang cerita Wattpad-nya. Sontak, sudut bibirnya tertarik ke atas. Perasaannya menghangat. Ledakan kebahagiaan seketika mengisi rongga hatinya. Jiwa narsisnya mendadak berada di level maksimal.

Dunia sempit banget! gumam Reynard, takjub. Bagaimana bisa cerita yang semula ia pikir nggak ada yang berminat membaca ternyata mempunyai pembaca setia di kehidupan nyata!

Setelah berhasil mengendalikan diri untuk bersikap biasa saja walaupun dalam hati sudah berteriak kegirangan, Reynard kembali memusatkan perhatian kepada cewek berkucir kuda di depannya. "Lo suka baca Wattpad?"

Cewek yang menjadi teman sebangkunya di kelas XI IPS 1 dikarenakan mempunyai nomer urut persis satu angka sebelum namanya itu mengangguk antusias. Reynard sampai meringis. Takut kepala cewek itu copot. Kan nggak lucu.

"Sukaa. Sukaa bangettt. Lo juga suka baca Wattpad? Wah, kalo lo suka, harus banget baca Your Mine punyanya yourselves."

Reynard menimang-nimang sejenak. Ia berpikir apakah membuka identitasnya sebagai author di cerita Your Mine atau menyembunyikan untuk sementara waktu. Sepertinya, di hari pertama yang belum terlalu mengenal satu sama lain ini, nggak perlu dululah cewek itu tahu kalau dialah author cerita Your Mine. Bahkan, nama si cewek ini juga dia lupa. Duh. Siapa tadi namanya saat perkenalan? Reynard mengerling nametag gadis tersebut.

Reisyha Briana.

Reisyha - Reynard . Pantas saja nomor urut mereka bersebelahan 25-26.

"Nggak. Gue nggak punya Wattpad," ucap Reynard berbohong seraya membuang muka untuk melayangkan atensi ke arah papan tulis bertuliskan voting pemilihan ketua kelas XI IPS 1.

Cewek itu menghela napas kecewa. "Yahh, sayang banget. Cerita di sana bagus-bagus, loh. Apalagi ceritanya yourselves. Gue cinta banget sama cerita Your Mine. Aaaaaa Nanay Babass. Gila baper mampus!"

Dalam hati, Reynard tergelitik untuk mengucapkan terimakasi karena telah membaca cerita Your Mine yang menurutnya sungguh absurd. Tanpa cewek itu sadari, jiwa Reynard telah melayang tinggi karena pujian yang baru saja dilontarkan. Akan tetapi, ia harus  pura-pura stay calm biar nggak ketahuan.

Seakan tersadar sesuatu, cewek itu meletakkan ponselnya di atas meja lalu mengulurkan tangan ke arah Reynard. "Ohh yaa, daritadi kita belum kenalan secara resmi kan karena gue ke-asikkan baca Wattpad?"

Benar juga. Pikir Reynard. Ia pun menoleh. Menatap gadis berambut lurus yang dikucir kuda dengan balutan pita merah muda, berkulit kuning langsat, iris coklat gelap, serta postur tubuh mungil yang membuat penampilannya lebih pantas disebut anak kelas tiga SMP alih-alih dua SMA

"Nama gue Reisyha Briana. Panggil aja Briana," ucap cewek itu, riang. Ia mengulum senyum lebar. Sorot matanya berkilat ceria. Nada bicaranya renyah sekaligus ramah.

Tanpa pikir panjang, Reynard segera membalas jabatan tangan tersebut. Ia balas memperkenalkan diri. "Reynard. Panggil aja Rey," sahutnya singkat seraya mengulum senyum tipis yang nyaris nggak terlihat.

Dari sanalah, tanpa keduanya sadari, kehidupan putih abu-abu mereka akan berjalan di luar ekspetasi.

•••

The Boy I Knew from WattpadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang