Bab 2 - Gemesin Banget, Sih!

237 65 17
                                    

Awal ide cerita Your Mine bermula ketika Reynard tengah suntuk luar biasa di tengah pelajaran Sejarah Peminatan lima bulan lalu. Daripada ia tertidur di kelas, lebih baik memutuskan untuk membuka notebook biru langit---hadiah ulang tahunnya tiga bulan lalu---yang masih mulus sampai sekarang.

Cowok itu mulai menuangkan apa yang ada di dalam imajinasinya. Bastian, Nayla, dua tokoh anak SMA yang love-hate relationship. Kisah mereka dimulai ketika Nayla menabrak Bastian di koridor sekolah yang tengah membawa setumpuk buku perpusakaan. Tanpa disengaja, hal itu justru memicu masalah pertamanya di sekolah. Ide-ide mengenai cerita mereka berdua terus mengalir di kepala Reynaed. Ia mulai menyusun sinopsis dan outline. Kemudian, menuangkannya dalam prolog, bab pertama, hingga tanpa sadar telah memasuki bab tiga.

Kala itu, Alvin, cowok berkacamata yang menjadi teman sebangku Reynard, tanpa sengaja melihat cowok itu sedang berkutat menulis cerita pada lembaran notebook. Tiba-tiba, tebersit sebuah ide menarik. "Bro, daripada lo nulis begituan di notebook yang bikin cape, mending publish aja di Wattpad, deh."

Alis Reynard terangkat sebelah. "Wattpad?"

"Iya, Wattpad." Alvin mulai mengoceh panjang lebar mengenai Wattpad dan menyarankan teman sebangkunya yang hobi menulis itu untuk mempublikasikan ceritanya di wattpad saja.

Reynard tampak terkesan, pemuda itu lantas menginstal aplikasi Wattpad di ponsel, membuat akun ber-username yourselves, kemudian mulai menulis cerita berjudul Your Mine dengan ide-ide yang sebelumnya sudah ia tuangkan melalui notebook.

Yah, namanya juga newbie. Wajar saja bila akun wattpad miliknya hanya mempunyai empat followers. Itupun, keempatnya merupakan teman terdekat yang sengaja ia paksa.

Namun, sudah berjalan lima bulan hingga kenaikan kelas sebelas, tidak ada perubahan signifikan dari akun Wattpad yourselves. Cerita Your Mine sudah memiliki sepuluh bab, tetapi belum juga menyentuh angka 100 pembaca. Reynard menduga, nggak ada yang tertarik membaca ceritanya yang kacangan. Palingan kalau ada juga pasti orang-orang terdekat.

Namun, anggapan tersebut seketika dipatahkan oleh Reisyha Briana.

Cerita yang menurutnya kacangan dan super absurd itu ternyata mempunyai pembaca setia. Briana menyadarkan Reynard kalau masih ada yang membaca cerita Wattpad-nya, mengagumi jalan ceritanya, jatuh cinta terhadap tokoh-tokoh yang ia buat.

Inikah yang dinamakan mleyot? Rasanya seperti terbang sampai ke awan!

Cowok itu seketika melirik Briana di sampingnya yang sedang mencomot kentang goreng sambil memutar series Kisah untuk Gerry melalui We-TV. Cewek tersebut tampaknya nggak peka kalau sedaritadi sedang diperhatikan. Terhitung tiga bulan menjadi partner sebangku, selama itu pula Reynard menyadari ketertarikan Briana terhadap berbagai film romantis dan buku-buku yang mengandung muatan uwu. Semakin cringe, semakin bucin, semakin mleyot, dijamin Briana pasti suka.

Dilihat-lihat, imut juga. Begitulah kalimat pertama yang terlintas di benak Reynard ketika memandang Briana.

Eh. Eh. Gue mikir apaan, sih.

"Pengumuman-pengumuman!"

Untung saja kedatangan Ryan, ketua kelas XI IPS 1, dengan sukses mengalihkan atensinya dari Briana ke arah sang ketua kelas tersebut. Reynard melayangkan tatapan ke arah Ryan yang sedang berjalan di tengah kelas sambil membawa sebuah pamflet bewarna kuning telur.

Dengan suara lantang, Ryan memberikan informasi jika pekan Bahasa Indonesia akan diadakan dalam tujuh hari ke depan. Guna memeriahkan hal tersebut, OSIS SMA 005 telah mengadakan berbagai perlombaan di antara lain menulis cerpen, membaca puisi, serta cerdas cermat seputar pengetahuan umum mengenai Bahasa Indonesia.

Mendengar ada lomba cerpen, Reynard seketika bersemangat sembari memikirkan bagaimana cara mendaftar perlombaan ini. Bola matanya sontak berkilat cerah.

Menyadari teman sebangkunya yang tidak biasanya, Briana menyenggol lengan Reynard. "Mau ikutan, Rey?"

Refleks, Reynard mengangguk. "Pastilah," ucapnya, tanpa sadar.

"EH?" Briana yang mendengar hal tersebut, seketika berbinar ceria. Senyum lebarnya terpatri lebar hingga menunjukkan gigi rapih bak model iklan pasta gigi. Dengan antusias, ia memborong Reynard dengan berbagai pertanyaan. "Lo suka nulis? Berarti lo juga suka bacaa? Apa buku favorit lo?"

Reynard menghela napas berat. Duh. Salah ngomong. Padahal kan sudah tiga bulan berjalan ia menyembunyikan identitasnya sebagai penulis Wattpad yang hobi menulis. Kalo ia ketahuan hobi menulis, bisa ditodong sama Briana, nih! Waduh, gawat!

"Rey!" tegur Briana, ia memicingkan mata, tampak curiga. Kenapa ditanya begini Rey mendadak kikuk? Sebenernya cowok itu menyembunyikan apa, sih? Padahal kan tinggal jawab saja.

Tiga bulan sebangku dengan Reynard, Briana nggak mengetahui banyak tentang cowok itu itu selain kebiasaannya makan bakmi di kantin setiap kali jam istirahat. Selain karena Reynard yang memang pendiam, cowok itu juga irit bicara sekaligus hobi menyendiri tanpa perlu repot-repot berbaur dengan penghuni kelas lain. Namun, walau begitu, di mata Briana, Reynard tampak cool! Hal ini mengingatkannya pada tokoh cowok-cowok dingin di Wattpad idamannya! Reynard ini benar-benar vibes Wattpad-able. Sadar nggak sih cowok itu?! Briana jadi gemas sendiri.

Loh-loh, kok malah ngelantur?

Sadar, Bri, sadar, jangan kebanyakan halu!

"Emm ... ya gitu," jawab Reynard, nggak jelas. Seperti biasa, cowok itu irit bicara. Sangking iritnya, terkadang Briana berpikir, apa kosakata di otak Reynard belum di-download, ya?

Cewek itu mendadak gregetan. "Ya gitu apaan?"

"Ya gitulah pokoknya. Berisik." Reynard menghentikan percakapan sepihak lalu mulai mengeluarkan notebook dari dalam ransel. Kata 'berisik' sebagai penutup andalannya telah dilontarkan, berarti Briana tahu Reynard sudah nggak tahan lagi diajak mengobrol.

Briana menggeleng heran. Ia kemudian menjeda serial drama Kisah untuk Gery di ponsel sejenak. Sejurus kemudian, membenamkan kepalanya di atas meja dengan kedua tangan yang terlipat sebagai bantal. Ia menengadah agar dapat menatap sosok Reynardi Adibran secara leluasa. Cowok pendiam itu kalau dilihat-lihat charming juga dengan lesung pipinya tiap kali tersenyum.

Biar Briana deskripsikan. Jakung, berkulit kuning langsat, berambut ikal....

"Ngapain liatin gue?"

Eh. Briana tersentak. Ia refleks membuang pandangan ke sembarang arah. Deskripsinya tentang Reynard mendadak buyar. Duh. Reynard berpotensi bikin jantung nggak aman aja!

Dalam hati, Reynard menahan tawa melihat Briana yang salting dan malu-malu. Wajah cewek itu mendadak semerah tomat segar di supermarket. Sebenarnya, nggak hanya Briana aja yang salting, Reynard juga dalam lubuk hati terdalam salting maksimal dipandangi Briana seperti itu. Tetapi, ia harus stay cool, stay calm. Image-nya nggak boleh rusak.

Duh gemes banget jadi cewek. Bikin repot jantung aja!

•••

a/n

Kritik dan saran sangattt diterima. Terimakasiii ❤

Cheers,
Diffean

The Boy I Knew from WattpadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang