Gazali's Palace, Doha, Qatar
Bexon terlihat gelisah di dalam pavilionnya. Bexon bahkan melewatkan jadwal berkuda dengan pangeran-pangeran lainnya sore ini.
"Dimana Raphael?" tanya Bexon kepada Don—asisten pribadinya.
"Terakhir kali saya melihat Pangeran Abrisam sedang menuju taman, Yang Mulia." jawab Don.
Tanpa aba-aba, Bexon langsung menuju ke arah taman untuk menemui Raphael.
Entah sejak kapan istana ini menjadi begitu luas, rasanya sudah hampir 15 menit Bexon menyelusuri koridor demi koridor hanya untuk menuju ke taman dan itupun belum sampai ke taman yang dituju.
Namun masih dipertengahan jalan, Bexon dihentikan oleh seorang pelayan.
"Salam Yang Mulia, ada seorang tamu istana yang ingin bertemu dengan Yang Mulia Pangeran," tutur pelayan tersebut dengan kepala yang tertunduk.
Bexon mengerutkan dahinya sebelum kemudian ia mengingat Ashley. "Siapa dia?" tanya Bexon kepada pelayan tersebut.
"Maaf atas kelalaian saya, Yang Mulia. Saya tidak mengenali gadis tersebut, namun nona itu terlihat tida—" belum sempat pelayan itu menyelesaikan kalimatnya, Bexon sudah lari berbalik arah—kembali menuju ruang tunggu Istana.
Dan ya, benar istana ini memang bertambah luas, Bexon nyaris kehabisan napas karena berlari menuju ruang tunggu. Ia berusaha mengatur napasnya, merapihkan rambutnya serta merapihkan kerah bajunya sebelum membuka pintu besar dengan bordiran emas sebagai penghias yang tampak teramat megah itu.
Baru saja ia ingin melangkah masuk ke ruang tamu, ia melihat Nadine—adik kesayangannya sudah menyambut Ashley. Sesuai dugaannya, tamu kerajaan kali ini adalah Ashley. Bexon sendiri yang memberikan sebuah kartu sebagai tanda tamu Kerajaan sebelum Bexon kembali ke Qatar semalam.
"Bexy!" pekik Ashley kegirangan begitu ia melihat Bexon berdiri di ambang pintu.
Sedangkan Nadine, hanya tersenyum melihat kedua orang ini. Mungkin ia sudah terlalu lama tidak berkumpul dengan kakak dan temannya ini, sehingga ia tidak tahu sejak kapan Bexon dan Ashley sedekat ini.
Nadine jelas tahu bahwa Bexon dan Ashley memang dekat, namun aura apa ini? Mengapa mereka lebih terlihat sebagai sepasang kekasih?
Astaga, hentikan pikiran konyolmu itu Nadine! Ashley masih belum move on dari Raphael.--tutur batin Nadine berusaha meyakinkan dirinya.
"Well, Ashley karena kau tamu undangan, aku akan mengantarkanmu kepada mommy dan daddy," ajak Nadine yang kemudian dihentikan oleh Bexon.
"Ah, tidak perlu Nadine, dia adalah tamu Kerajaanku. Aku yang mengundangnya, jadi biarkan aku yang mengantarnya nanti." bantah Bexon yang membuat Nadine sedikit mengerutkan dahinya.
"Umm, okay. Namun, aku rasa aku perlu waktu berdua dengan Ashley sebentar, bolehkah?" tawar Nadine.
"Oh ya, tentu saja. Well, aku akan menunggumu di luar, honey." jawab Bexon yang kemudian mengecup tangan Ashley sebelum meninggalkannya.
Bisa dilihat dari raut wajahnya, Nadine mulai paham dengan hubungan mereka. Pantas saja sejak awal Ashley datang, Nadine sudah dapat merasakan ada sesuatu yang berbeda. Ia hanya berharap tidak akan ada perang dingin yang terjadi setelah ini.
"Well, bisa kau jelaskan apa itu tadi?" tanya Nadine mengintrogasi.
Ashley sedikit gugup untuk saat ini. Entah mengapa ia merasa sedikit takut dengan tatapan tajam Nadine kali ini, padahal mereka sudah berteman lebih dari 10 tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Choice
RomanceBerawal dari kandasnya kisah asmara yang terjalin antara Ashley dan Raphael yang sama-sama bernotabene sebagai anak konglomerat dunia. Ashley yang bersikukuh untuk tidak memberitahukan alasannya mengakhiri hubungan secara sepihak dengan Raphael ti...