00. Rambut Pirang

506 47 10
                                    

Pemuda berambut pirang berjalan gontai. Sebuah dua cahaya putih menusuk netranya kemudian ia memicing guna memfokuskan apa yang terjadi di sebelah kiri badan nya. Kesunyian di dalam dirinya seolah-olah membungkam segala teriakan serta jeritan manusia sekitar yang memperingatkan untuk segera menyingkir dari dataran aspal hitam yang ia pijak tanpa alas kaki.

Brakk

Tubuhnya melayang, sama seperti mimpi nya saat kecil yang ingin menjadi seekor burung atau unggas lain yang bisa terbang. Kemudian mendarat kasar di dingin dan gelap nya aspal dengan posisi badan terlentang. Tubuh ringkih nya terseret hingga beberapa meter, kedua telinganya mulai berdengung, pandangan matanya memudar, napas nya naik turun tak sesuai irama pada biasanya.

Ekor matanya melirik sekilas kearah kanan, genangan merah sudah terlihat cukup banyak, mungkin sudah bisa menjadi tempat pemandian bagi binatang binatang kecil yang haus darah.

Sebelum kedua maniknya menutup sempurna, terdapat satu manusia lain yang berdiri di samping kanan dan menatap nya dengan sepasang kaki yang terlihat semu. Meski linangan bening memenuhi mata merahnya namun masih terlihat jelas pemilik senyum paling manis yang sangat ia rindukan sedari dulu.

Tangan kanan nya terangkat, berusaha meraih sosok yang mulai terbang dan memudar, melambai kearahnya tanpa rasa bersalah. Tangannya yang terlampau pendek tak dapat meraih jiwa yang telah hilang yang tengah bertegur sapa sejenak. Senyumnya mengembang sembari terus menatap sosok yang telah benar-benar pergi dari hadapannya.

"Kangen." Gumam nya perlahan. "Gue kangen.. sama.. Lo.. Ka."
















Sijak~

Arsya ; second lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang