two

72 37 33
                                    

Di UKS Galang menemani Imel, kenapa bukannya Arlan? karena Arlan di suruh kembali ke lapangan untuk mengikuti upacara. Di ruangan ini sangat sejuk karena ada pendinginan ruangan yang menunjukkan angka 16°Celcius.

"Kepala gue.." Imel mulai tersadar, ia memegang kepalanya sambil merintih sakit. Galang yang ada di sebelahnya panik langsung saja bertanya.

"Imel, lo udah sadar. Kepala lo sakit? sini biar gue pijit, lo mau apa? nanti gue beliin, ada lagi nggak yang--"

"Jangan berisi." Imel menjawab dengan suara dingin nya. Mood nya saat ini sedang sangat buruk, di tambah Galang yang brisik membuat nya tambah pusing.

"Tolong ambilin minyak angin." Galang yang sigap langsung mencari minyak angin, dia mengotak atik semua laci di UKS, tapi minyak angin itu tidak ia jumpai.

"Yah, mel. Minyak angin nya nggak a--"

"Lo bisa liat nggak yang warna hijau itu?" Tangan Imel sudah menunjuk pada benda yang ada di atas meja. Imel sampai heran, padahal benda itu terlihat jelas dari tempat Imel duduk.

"Ohh iya, hehe ini mel." Tidak berdosa sekali kan, Galang malah nyengir.

Di dalam hati, Imel ingin mengucapkan kata Terimakasih tapi entah kenapa rasanya sangat sulit. Ia harus mencobanya, kata terimakasih saja sudah termasuk kebaikan karena kata itu bisa membuat hati orang lain senang mendengarnya.

"Makasih." Suaranya sangat kecil, tapi Galang masih bisa mendengarnya. Spontan Galang tersenyum dan mengelus rambut Imel, tapi yah namanya juga Imel, ia menepis tangan Galang dan langsung mengoles minyak angin.

"Oh iya, lo belum sarapan, kan? Gue ke kantin dulu ya. Lo mau makan apa?"

"Nggak usah. Gue nggak jadi laper. Udah ilang dari tadi laper nya."

"Oke, gorengan ya? gue ke kantin dulu ya. Jangan kemana-mana." Galang itu hafal, kalau setiap hari senin Imel suka membeli gorengan di pinggir jalan, entah itu lemper, dadar gulung, tempe tepung, dan sejenisnya. Jadi Galang tidak bingung lagi mau membelikan makanan apa.

Di UKS Imel sendirian, ia bingung mau melakukan apa kepalanya saja masih sakit dan perutnya mual. Tiba-tiba ponselnya bergetar menandakan ada pesan masuk. Ternyata pesan itu dari Mama nya.

Mama
Imel, pekan depan mama papa sama kaka kamu datang ke Indonesia. tapi sepertinya hanya sepekan kami di sana. Kamu mau di bawakan oleh oleh apa dari sini?

Imel
datang aja, nggak usah bawa apa-apa.

Mama
Ok. Kamu nggak mau sekolah di sini aja, nak? sekolah di sini lebih bagus kualitasnya, dan kamu selalu bisa ketemu mama papa dan kaka kamu

Imel
nggak.


Ceklek

Terdengar suara pintu di buka, Imel langsung mematikan ponselnya dan menghembuskan nafas lelah.

"Kenapa, mel?"

"Nggak kenapa-napa." Galang hanya memberi respon manggut-manggut.

"Tadi nggak ada gorengan, jadi gue beliin roti sama minuman kacang hijau. Niatnya mau beli susu, tapi katanya lo lagi mual nanti minum susu nambah mual."

Galang menyerahkan roti dan minuman kacang hijau itu, Imel menatap sebentar makanan minuman itu, ia ingin menolak sebenarnya karena ia sudah tidak mood sarapan, tapi akhirnya ia terima dan mulai memakannya.

A Curse || ft. Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang