"lo yakin gamau gua anterin sampe dalem?"
"bang ken, lea udah kelas 1 SMA bukan 1 SD" ucap gadis itu dengan pandangan yang fokus pada isi tas, memeriksa apakah semua barang bawaannya sudah lengkap.
"tapi kelakuan lo ga mencerminkan itu"
"udah ya bang, lea berangkat dulu, byee" ucap Kalea mencium pipi kenzi sebelum keluar dari mobil
Abangnya yang satu itu memang sangat menyayangi adiknya, lebih tepatnya ia tahu bahwa Kalea masih sangat kekanakan dan kadang sangat ceroboh. Kalian harus ingat satu hal bahwa hobi seorang Kenzi Keenan abang satu-satunya itu, yaitu menggoda dan mengerjai kalea.
Kalea menginjakkan kakinya di sekolah barunya, ia memandang murid lain yang sudah berkumpul seperti dirinya di lapangan. Sebagian besar dari mereka sudah memiliki teman dan saling bergorombol. Kalea belum sempat untuk berkenalan dengan yang lain, karena suara pengumuman yang meminta mereka untuk segera berkumpul dan membuat barisan sesuai dengan kelompok yang sudah dibagikan 3 hari sebelumnya.
Setiap kelompok sudah diberikan warna barisannya oleh panitia, kelompok Kalea mendapatkan warna putih. Ia tidak tahu teman kelompoknya sama sekali jadi ia berusaha untuk mencari barisan yang berwarna putih dengan susah payah. karena pada saat pembagian kelompok ia tidak bisa hadir. Hari ini mengapa ia bisa tau warna kelompoknya itu semua berkat bantuan bang Kenzi, entah ia mendapatkannya dengan cara apa. Karena jika ingin bertanya Kalea bingung harus menanyakannya kepada siapa. Ia belum mengenal siapapun di sekolah ini.
Setelah beberapa saat, Kalea melihat barisan berwarna putih terdapat di ujung lapangan, dengan cepat ia berlari, kaka panitia sudah meneriaki mereka untuk cepat berdiri pada barisannya. Kalea tiba dipaling belakang barisan dengan nafas tidak beraturan.
"selamat pagi semua" ucap perempuan di atas podium, ketua panitia acara tersebut.
"pagi kak" serempak seluruh murid menjawab salam kaka panitia itu
"salam kenal saya Naura selaku ketua panitia pada acara ini, sebelum kita memulai perjalanan menuju puncak untuk melaksanakan MOS pada hari ini, saya ingin memberikan informasi kepada kalian. Selama acara berlangsung nanti, setiap kelompok akan mempunyai kaka mentor untuk membimbing kalian"
Ya, Kalea pada hari ini memang harus mengikuti MOS yang wajib dilaksanakan oleh setiap siswa baru, MOS dilaksanakan di puncak selama 3 hari 2 malam.
"kaka mentor kalian sekarang sudah berdiri di samping barisan kalian, saya beri waktu 15 menit untuk kalian saling memperkenalkan diri, setelah itu kaka mentor akan mengarahkan ke bus yang sudah disediakan, terimakasih" pamit ketua panitia meninggalkan podium.
Kalea berusaha melihat barisan paling depan untuk melihat kaka mentornya, tapi lelaki yang ada di depannya menjulang tinggi jadi menghalangi pemandangannya. Kalea mengernyitkan dahinya, setelah berhasil melihat ke depan mengapa tidak ada tanda-tanda seorang kaka mentor. Teman kelompok kalea saling berbisik menanyakan keberadaan mentor kelompoknya.
"el ayo cepet kesana kasian kelompok lo nungguin"
"ga, nanti aja males"
"Eldan lo udah punya kewajiban sebagai mentor, gaboleh kaya gitu dong, kita udah sepakat kemaren" ucap naura ketua panitia acara.
Sudah 5 menit naura memberikan peringatan kepada Eldan untuk bergabung bersama kelompoknya. Eldan memang diminta menjadi mentor oleh para guru untuk menggantikan Angga yang sedang sakit. Tentu saja Eldan menolak keras, terlalu malas baginya untuk mengurus acara semacam ini. Karena berbagai ancaman yang diberikan oleh gurunya ia pun mau tidak mau menyetujui.
"hm" ucap Eldan jengah dengan omelan Naura yang sangat berisik. Eldan beranjak dari kursi yang disedikan di ruang osis, berjalan munuju kelompoknya.
Sudah 10 menit kelompok Kalea tidak didatangi oleh mentornya, sedangkan kelompok yang lain satu persatu sudah mulai beranjak memasuki bus. Keadaan kelompok Kalea sudah kacau, karena matahari yang bersinar terik membuat mereka kepanasan, mereka tidak bisa beranjak untuk berteduh karena jika ketahuan oleh panitia, sudah habis riwayat kelompok Kalea.
"hai semua" ucap suara laki laki di depan sana
Kalea berusaha melihatnya, tapi sudah berusaha susah payah matanya tidak bisa menjangkau seseorang di depan, yang ia bisa tangkap hanyalah ia seorang lelaki dengan tubuh yang tinggi. Kalea pasrah, untung saja suara laki laki itu tetap terdengar jadi setidaknya ia tau nama mentor kelompoknya.
"nama saya Eldan Kalani, mentor kalian" ucap Eldan memperkenalkan diri
Oh nama mentornya Eldan ucap kalea dalam hati
"karena waktu yang sudah hampir habis, saya akan mengantarkan kalian langsung menuju bus"
Semua teman kelompoknya hanya menggangguk, sudah lebih dari 10 menit mereka dijemur panas panasan seperti ini. Mereka ingin cepat menyudahinya.
"ayo ikuti saya" ucap Eldan, setelah itu berjalan terlebih dahulu.
Kalea hanya mengikuti arah teman di depannya. Ia menunduk karena memang matahari pagi ini sangat terik.
"aduh" dahi Kalea menyentuh sesuatu, ini bukan punggung manusia, lebih keras daripada itu
Eldan melihat perempuan yang menabrak badan mobil karena berjalan sambil menunduk hanya geleng geleng kepala. Eldan berjalan menghampiri perempuan itu yang sedang mengusap dahinya dengan tangan.
"jalan liatnya ke depan bukan ke bawah, nyari duit lo"
Kalea menoleh ke sumber suara tersebut, mengernyitkan dahi bingung. Siapa laki laki ini, bukannya membantunya malah ngomel tiba tiba.
"siapa ya?" tanya Kalea bingung
Kalea tidak mengenalnya bagaimana bisa, apa ia tidak mendengarkan ketika Eldan memperkenalkan diri. Baiklah kita lihat nanti apa pelajaran yang akan Eldan berikan.
"Eldan" jawab eldan setelah itu pergi menaiki bus terlebih dahulu meninggalkan Kalea yang terkejut.
Kalea ingat bahwa nama mentornya bernama eldan. Kalea meratapi kebodohannya karena kejadian memalukan yang dilakukannya yang mana dilihat oleh mentornya.
"bodoh kamu le, malu kan jadinya" ucap Kalea, sambil berjalan menaiki busnya.
●●●●●●
terimakasih.
see you next part.
KAMU SEDANG MEMBACA
SINGGAH
Teen FictionHal paling indah yang pernah aku dapetin adalah ketika aku diizinkan oleh tuhan untuk bertemu dan mengenal kamu el. -Kalea Beri aku alasan mengapa aku harus menyesal pernah mengenalmu? Tidak ada. -Eldan