Part 4

5 0 0
                                    

"Selamat siang wahai para penghuni rumah, Lea sudah pulang" teriak Kalea di tengah-tengah rumah. Sedangkan penghuning rumah yang lainnya menghampirinya seraya geleng-geleng kepala dengan kelakuan Kalea. Apalagi Kenzi yang datang dengan mengurucutkan bibirnya sebal.

"Lea gausah teriak gitu ah, nanti tetangga denger" ucap Aisyah berjalan menghampiri Kalea untuk memeluk putri manjanya ini. Kalea dengan senang hati menerima pelukan bundanya.

"Lea kangen bunda"

"Jadi cuman kangen bundanya nih, ayah engga?" ucap Endi dengan gaya merajuknya.

"Pasti kangen lah" ucap Kalea lalu menghampiri ayahnya untuk memeluknya, Endi mengusap puncak kepala Kalea lembut. Beberapa hari tidak ada Kalea di rumah ini membuat rumah layaknya kuburan, sangat sepi. Tidak ada suara teriakan dan kehebohan Kalea.

Kenzi memperhatikan interaksi mereka lalu melanjutkan membaca buku tebalnya yang jika dilemparkan ke kepala orang, mungkin orang itu akan pingsan. Kenzi terlihat tidak peduli jika dilihat dari luar, percayalah ia juga merindukan Kalea yang selalu mengganggunya, tapi ia terlalu gengsi untuk mengungkapkannya. Jadi ia tetap berbaring di sofa sambil membaca bukunya.

Kalea yang sangat hafal dengan kebiasaan Kenzi membuat ia tersenyum geli, Kalea tahu pasti abangnya merindukannya. Kalea menghampiri Kenzi lalu merebut paksa buku yang sedang dibaca Kenzi.

"Le gua lagi baca" keluh Kenzi.

"Iya tau"

"Balikin sini" pinta Kenzi sambil mendudukan dirinya.

"Ga mau"

"Le siniin"

"Peluk dulu tapi" ucap Kalea mengerjapkan matanya seperti anak anjing yang sedang meminta permen. Ya dalam dunia Kalea ada kok anak anjing yang minta permen.

"Ga" tolak Kenzi.

"Bun tuh bang Kenzi jahat masa gamau peluk Lea"

Aisyah menatap Kenzi dengan mata yang memerintah, jika bundanya sudah mengeluarkan tatapan yang seperti itu, Kenzi tidak bisa melawan lagi.

"Iya bun"

YEAY dengan gerakan cepat tubuh Kalea menubruk Kenzi tanpa aba-aba yang membuat Kenzi sempat kewalahan, untung saja ia dapat menyeimbangkannya.

Kalea bersyukur memiliki keluarga seperti ini, yang selalu sayang satu sama lain. Sejak kecil ia merasa cukup diberi kasih sayang.

"Bang kapan punya pacar?" tanya Kalea disela-sela pelukannya.

"Udah punya"

"Ha?! Siapa? Ko ga kasih tau Lea"

"Tuh" ucap Kenzi menunjukannya dengan menggunakan matanya.

"Udah gila" ucap Kalea saat tahu apa yang dimaksud oleh Kenzi.

Ya, Kenzi menganggap buku-buku tebalnya sebagai kekasihnya, Kalea sudah tidak heran dengan kesibukan Kenzi dalam belajarnya, bisa dibilang sangat ambis.

Kalea berpamitan untuk segera pergi ke kamarnya, karena jujur ia sudah rindu dengan kasur empuknya itu. Sebelum beranjak Aisyah menitip pesan untuk mandi terlebih dahulu sebelum istirahat, karena Aisyah pasti sudah hafal dengan kebiasaan putrinya yang selalu tidur dengan pakaian kotor.

●●●●●

Di sebuah kamar yang sunyi dan lampu kamar yang tamaram, seorang laki-laki sedang memandangi langit malam yang dingin dengan coklat panas ditangan kanannya. Sepi, itu yang dirasakannya.

Menyesap coklat panasnya yang sangat pas dinikmati saat malam hari apalagi dengan suasana yang dingin seperti malam ini.

Terdengar suara dari ponselnya yang menandakan terdapat telpon masuk. Menaru coklat panas yang baru ia habiskan setengahnya di atas meja balkon, mengambil ponselnya yang terus berdering dan melihat siapa yang menelponnya malam-malam begini. Setelah mengetahui dengan cepat ia mengangkatnya.

SINGGAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang