part 5

8 0 0
                                    

Terkadang banyak hal yang susah dimengerti oleh manusia, terlalu sulit untuk dijabarkan bagaimana perasaannya, tidak ada kata yang mampu mendeskripsikan perkataannya. Tidak semua manusia yang ada di alam ini dapat mengerti perasaannya kecuali dirinya sendiri. Bimbang. Apa yang harus dilakukan setelahnya untuk mengerti dirinya. Bertanya Atau biarkan saja dan membuat spekulatif sendiri?

Kalea memantapkan langkahnya yang sempat ragu untuk menuju kelas yang ada di depannya. Tangannya memegang sekotak susu almond dengan erat. Gugup. Tapi ia tidak akan berbalik, sebelumnya ia sudah meyakinkan dirinya bahwa ia harus minta maaf dan menjelaskan semuanya pada Eldan bagaimanapun caranya. Kalea benci merasa bersalah semalaman terakhir ini, tapi ia merasa ia tidak sepenuhnya salah. Eldan harus mengetahui kebenarannya.

Kalea mengedarkan pandangan ke seisi kelas, berharap menemukan seseorang yang ia cari. Terlalu banyak orang yang berlarian dan membuat keributan, sehingga menyulitkannya menemukan Eldan. Sampai seorang perempuan berambut pendek menghampiri Kalea yang terlihat sedang bingung dan mencari sesuatu.

"Lagi cari siapa?" tanya perempuan itu dengan nada ramah.

Kalea agak gugup berhadapan dengan kakak kelas. Berusaha menyunggingkan senyumnya dengan ramah dan menjawabnya, "cari kak Eldan kak, ada ga?"

Perempuan itu tertawa kecil, menyadari jika Kalea gugup dan canggung, "Eldan ada di belakang kayanya lagi tidur, samperin aja kesana" ucap perempuan itu.

"Oh disitu, terima kasih kak" ucap Kalea, kali ini dengan menyungingkan senyumnya tulus.

"Iya sama-sama"

"Hati-hati, kayanya mood Eldan lagi ga baik" lanjut perempuan itu, lalu pamit untuk pergi.

Boleh tidak Kalea berbalik badan sekarang juga dan mengurungkan niatnya, mungkin bisa dilakukan lain hari. Perkataan perempuan itu membuat rasa gugupnya bertambah dua kali lipat. Tapi Kalea sudah terperangkap di kandang macan. Kalea menghela nafasnya untuk membuat rasa gugupnya berkurang.

Kalea pasti bisa. Ia meyakinkan dirinya sekali lagi untuk melangkahkan kakinya. Satu langkah dua langkah membuat ia hampir dekat dengan keberadaan Eldan. Sepertinya kak Bian menyadari keberadannya, ia menyapa Kalea. Sedangkan orang yang ia cari sedang berbaring dengan buku yang menutupi wajahnya.

"Loh Kalea ada apa datang kesini?" tanya Bian.

"Mau ketemu kak Eldan kak"

"Woi El, Kalea dateng nyariin tuh"

Hening. Tidak ada jawaban apapun dari Eldan.

"Eldan bangun" panggil Bian sekali lagi seraya mengguncangnya tubuh Eldan.

"Suruh pergi" hanya kata itu yang dikerluarkan oleh Eldan tanpa menggerakan tubuhnya sedikitpun.

Keadaan keduanya menjadi canggung karena kalimat yang dikeluarkan Eldan.

Bian merutuki sikap Eldan, ia jadi tidak enak pada Kalea, "Kayanya lo bisa dateng lain kali, moodnya Eldan lagi ga bagus hari ini."

"Gapapa kak, aku cuman mau ngomong sebentar aja sama mau kasih ini" Kalea menaruh susu almond yang sudah ia bawa di sebelah Eldan berbaring.

"Untuk kejadian kemarin aku mau minta maaf kak aku ga bermaksud untuk ambil gelang itu, aku pakai gelang itu karena aku mau ba-"

"Berisik" Eldan bangkit dari tidurnya, duduk sambil sedikit membanting buku yang tadi dipakai untuk menutupi wajahnya.

Eldan berdiri lalu pergi begitu saja meninggalkan keduanya tanpa penjelasan.

"Eldan ini susunya ketinggalan" ucap Bian sebelum Eldan hilang dari pandangannya.

SINGGAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang