Bimo menghampiri Eldan yang sedang duduk sambil menyesap coklat panasnya. Udara yang dingin memang paling pas jika selingi dengan meminum coklat panas. Bimo menepuk pundak Eldan yang membuat empunya menoleh sebentar setelah itu melanjutkan memandang pepohonan yang menurutnya sangat membuat hati tenang. Bimo duduk dikursi yang ada di sebelah Eldan tanpa meminta persetujuan Eldan."Tadi lo apain tuh adek kelas El" tanya Bimo membuka pembicaraan.
"Ga ngapa-ngapain"
"Boong banget, semua pesertanya juga tau apa yang lo lakuin"
"Terus ngapain nanya" ucap Eldan tanpa mengalihkan tatapannya dari pepohonan.
"Maksud gua, kenapa lo lakuin itu"
"suka-suka gua lah"
"Suka lo sama dia?" tanya Bimo penasaran, karena Bimo jarang melihat Eldan berdekatan dengan seorang wanita kecuali seseorang itu. Bukan, bukan karena ia dekat dengan Eldan. Bahkan sepertinya satu sekolah juga tahu akan hal itu.
●●●●●●
"LEAAA TADI MAKSUDNYA KAK ELDAN APA?! YAAMPUN GUA MELELEH TADI NGELIATNYA" teriak Sheva heboh.
Kegiatan hari ini sudah berakhir, mereka memiliki kesempatan untuk istirahat sebelum acara api unggun nanti malam. Sheva sudah menahan untuk tidak mengintrogasi Kalea. Sungguh Sheva sangat penasaran, bagaimana tidak. Seorang kak Eldan melakukan itu kepada temannya, Sheva tidak marah ia justru senang.
"Shev kecilin suara lo, berisik tau ga" protes Zena.
Mereka saat ini sedang berada di tenda, setelah makan dan membersihkan diri.
"gak bisa, gua terlalu penasaran"
"Lea ayo dong cerita" lanjut Sheva.
"Sejak kapan lo deket sama kak Eldan" tanya Zena.
"Ha? Gua ga pernah deket sama dia" jujur Kalea tidak merasa sedang dekat dengan Eldan.
"Tapi kenapa kak Eldan bisa ngelakuin hal romantis kaya tadi ke lo" ucap Sheva sambil tersenyum jail.
"Gua juga gatau"
Kalea tidak mengerti maksud dari perlakuan Eldan tadi. Kalea bahkan masih deg-dean sampai sekarang. Entahlah ada perasaan senang ketika Eldan memperlakukannya seperti tadi. Dan apa tadi dia bilang senyum lo manis gimana bisa Kalea tidak bawa perasaan jika dibilang begitu. Tapi ia berusaha mengenyahkan semua pikiran itu. Kalea berusaha biasa saja di depan teman-temannya. Lagi pula mungkin saja Eldan sedang iseng dan tidak bermaksud apa-apa.
"Udah ya gausah dibahas lagi, ga penting juga" ucap Kalea berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Gimana bisa lo bilang ga penting, gua aja yang liatnya baper gini" ucap Sheva kekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
SINGGAH
Teen FictionHal paling indah yang pernah aku dapetin adalah ketika aku diizinkan oleh tuhan untuk bertemu dan mengenal kamu el. -Kalea Beri aku alasan mengapa aku harus menyesal pernah mengenalmu? Tidak ada. -Eldan