Cʜᴀᴘᴛᴇʀ 06

11.8K 993 107
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Siapa orangnya?" bisik Taehyung tepat di telinga Jungkook.

Sial! Lagi-lagi pria manis ini dibuat rindu saat Taehyung berbisik padanya. Saat dia merasakan hembusan napas pria tampan itu. Dan akan selalu diakhir dengan...

"Nnnghhㅡ" Lenguhnya saat Taehyung menggigit kecil dan mengulum sejenak cuping telinganya.

"Katakan!" bisiknya lembut dan makin mendekatkan tubuhnya.

"Di-dia...Emmphh...dia..."

Sadar tengah terbuai, dengan cepat Jungkook kembali mendorong tubuh Taehyung hingga membuat pria tampan itu mengusap kasar belakang kepalanya frustasi, "Siapa dia?" lirihnya. Dia benar-benar tidak rela jika pria manis di hadapannya itu bersama orang lain.

"S-Seseorang yang sangat penting dalam hidupku," balas Jungkook saat kembali meraih ponselnya.

"Penting...dalam hidupmu?" ucapnya kembali lirih dan menjatuhkan tubuhnya di sofa.

"Aku yakin kau mendengarnya dengan baik, Presdir. Dan jika tidak ada lagi yang ingin kau bicarakan, bisakah kau meninggalkan tempat ini? Karena ini masih jam bekerja, dan aku harus bekerja, tuan Presdir."

Mendengar ucapan Jungkook yang dingin, Taehyung beranjak dari sofa dan menghampiri Jungkook. Hingga kini dia kembali berhadapan dengan pria manis itu, seseorang yang selalu dia rindukan. Tak ingin pria manis itu membencinya, dia pun menuruti ucapannya.

"Aku bahagia bisa bertemu denganmu lagi. Meskipun aku tahu kau membenciku, tapi aku tetap merindukanmu. Dan...maafkan aku. Maafkan kesalahanku waktu itu... aku selalu menunggumu," ucap Taehyung saat mengusap lembut pucuk kepala Jungkook lalu meninggalkan ruangan sang manager.

Brukk

Tubuh Jungkook pun beringsut pelan masih bersandar pada sebuah dinding, memukul-mukul pelan dadanya seolah dia merasakan sesak yang teramat sangat. Tanpa terasa air matanya mengalir dan dia mendongakkan kepalanya saat bersandar pada dinding yang menahannya.

"Aku merindukannya...aku sangat merindukannya...hiks," lirihnya seraya memukul pelan dadanya.

Hingga ponselnya kembali berdering dan itu Hyun Ji. Mengusap cepat lelehan airmata yang masih saja mengalir dan mendekatkan ponselnya di telinganya.

"Ya sayang...maafkan mommy, tadi ada tamu. Banyak yang pesan bunga hari ini."

"..."

"Tidak...mommy tidak menangis. Mommy baik-baik saja. Hyun Ji baik-baik saja 'kan? Kakinya sudah tidak sakit lagi?"

"..."

"Uncle?"

"..."

"Hmm...baiklah, kapan-kapan kita bertemu uncle baru Hyun Ji. Mommy akan pulang satu jam lagi sayang, tunggu mommy hm?"

BOSS, DON'T KISS METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang