-ssup!-
Udah berapa Minggu aku nggak update?
So sorry yaa~ aku baru nggak fokus nulis cerita akhir-akhir ini...
Hehehe,,
But i hope u enjoy!*****
"Dimana Tamayo?"
Mendengar pertanyaan itu [name] menghentikan langkahnya, kemudian menoleh ke arah sekumpulan anak kecil yang menatapnya dengan tatapan tajam.
"Kamu melukainya," Seru seorang gadis dengan rambut diikat dua kepadanya.[Name] seketika membeku di tempatnya, dengan ragu mulutnya terbuka,
"Ta-tapi aku tidak.."
"Dasar jahat!Kamu melukai Tamayoku yang baik!" Pekik anak lainnya dengan suara lebih kencang.
Pikiran [name] semakin kalut.Tidak mungkin kalau wanita itu benar-benar melakukan hal keji pada temannya yang tidak bersalah. Tapi bisa saja hal itu terjadi, karena wanita itu adalah nenek sihir yang sangat jahat.
Anak-anak kecil itu masih berteriak ke arahnya, sambil melemparkan tanah dibawah mereka. Tapi [name] sama sekali tidak menghiraukannya, dia mengabaikan semua yang terjadi di depannya. Wanita itu benar-benar mengacaukan hidupnya. Apa saat ini dia tidak bisa berteman lagi?
Perlahan air matanya keluar, tapi dia tidak menangis. Dia tidak mengeluarkan suara, dia hanya sedih karena tidak punya teman. Apa punya teman itu jahat?
"Dasar orang jahat!!!!" Itu adalah teriakan terakhir, sampai seorang pria dengan pakaian rapi datang kepadanya. Sekumpulan anak kecil tadi langsung bubar dan berjalan ke rumah mereka masing-masing.
"Ayo pulang, setelah ini kita beli es krim," ajak pria itu, [name] mengangkat kepalanya kemudian mengangguk sambil mengelap air matanya. Pria itu balik tersenyum kepadanya.Selama ini hanya ayah yang baik kepadanya.
Jemari kecilnya menggenggam erat tangan besar milik pria itu, dia sangat menyayangi ayahnya.
*****
"Selamat siang nona,mari saya bantu mengganti pakaian,"
[Name] hanya terdiam, menuruti ucapan pelayan itu.
"mari saya antar ke ruang makan," ujarnya setelah selesai mengganti pakaian milik [name], kemudian menarik gadis kecil itu ke ruang makan.
Bodoh.
Seharusnya dia berhenti menuruti semua ini, seandainya saja dia punya keberanian itu.
*****
[Name] mengangkat kepalanya, menatap perempuan berambut merah muda yang saat ini sedang menangis di sebelahnya.
"Kamu kenapa?" Tanya [Name] kepada Sakura yang saat ini masih tersedu-sedu dengan tangisannya. Gadis itu mengangkat kepalanya, dan beberapa saat setelahnya langsung merangkul erat tubuh [Name] seolah-olah tidak ingin melepasnya.
"Kenapa kamu menangis Sakura? Aku tidak berhak ditangisi oleh siapapun,"
"Kamu...kamu berhak mendapat tangisan ini [name], kamu berhak dapat rasa sayang, cinta, kamu juga berhak punya teman," jawab Sakura di tengah tangisannya, semakin mengeratkan pelukannya. [Name] sedikit terkejut mendengar jawaban dari Sakura, bibirnya membentuk seringai kecil. Apa dia bisa mempercayai ucapan gadis ini?
"Apa selama ini kamu menyimpannya sendiri?"
"Apa selama ini kamu takut aku akan berhenti berteman denganmu?"
"Aku memang pemalu, tapi aku tidak bisa membiarkan temanku kesepian,"
"Aku hanya orang jahat Sakura, bahkan aku tidak bisa menangis untuk orang lain,"
"Aku hanya... Sampah dalam pertemanan,"
"Aku tau kamu sudah berusaha,"
"Kamu melakukannya dengan baik,"
"Menangislah,,kamu akan merasa lega setelah ini, keluarkan saja semuanya," mendengar kalimat ini, entah bagaimana air mata [Name] tiba-tiba menetes dari ujung matanya, dan terus bertambah sampai dia menangis tersedu-sedu.
[Name] sendiri sudah lupa kapan terakhir kali dia menangis seperti ini, bahkan dia lupa kalau menangis bisa membuat hati terasa selega ini. Dia tidak hanya merasa air matanya yang keluar, tetapi juga semua beban di hatinya.
Setelah merasa semua sudah lebih baik, [Name] mulai mengatur napasnya kemudian menatap Sakura sambil tersenyum.
"Terimakasih-" ucapnya, kemudian membalas pelukan Sakura yang sejak tadi tidak lepas dari tubuhnya.
Mendengar kalimat itu dari mulut [Name] dengan ekspresi yang tidak pernah dia lihat sebelumnya benar-benar mengejutkan Sakura, tapi kemudian Sakura tersenyum lega. Setidaknya dia tau kalau [Name] sudah membaik saat ini.
"Jadi...kamu harus berjanji padaku untuk mengatakan semuanya jika kamu butuh bantuan,"
"Dan kau?"
"Aku juga akan menceritakan semua padamu,"
"Ah, aku juga punya banyak cerita dari desa, mau dengar?" Sakura menarik tubuhnya dari [Name], memegang kedua bahu temannya itu.
"Kamu terlihat manis saat menangis," ucap Sakura sambil tersenyum, kemudian kembali memeluk [Name] dengan lembut.
"Cringe, rasanya seperti cerita ini berubah genre," [Name] menyeringai tipis.
Sakura terkekeh kecil kemudian melepaskan pelukannya.
"Hehehe, aku tidak seperti itu kok, nah sekarang aku akan cerita," ucapnya, [Name] tersenyum kecil kepadanya,
"Kudengarkan,"
Setelah itu Sakura menceritakan masa kecilnya yang penuh dengan permainan dan tawa. [Name] banyak tersenyum hari itu, beban dipundaknya terasa menghilang begitu saja.Sungguh, ini hari paling melegakan di sepanjang hidupnya.
[TBC]
Yak! Cut!!
So sorrynnasaii minabodyT^T
Jujurly aku udah males sama book ini nggak tau kenapa.
+++
Aku jadi makin bingung mikir alur, dan ternyata buku ini udah setahun disini-
Eh...
Hahahaha!!Kalian tau CIPI nggak?
Vitamin -C yang itu loh....
Masa iya kubisa habis setengah sekali makan(〒﹏〒)Jaanai!!
-Aku ini bersoda banget..-
KAMU SEDANG MEMBACA
-', A L L Y [ Ayanokouji x Readers ]
Fiksi PenggemarREVISI [ classroom of the elite fanfiction ] >> [Name] selalu menutup matanya dari dunia luar, selama ini dia lebih memilih untuk hidup sendirian dibanding bersama dengan orang-orang di sekelilingnya. Bagaimana untuk menjadi sendiri tanpa merasa sep...