Ruangan sempit dengan sebuah lentera kecil sebagai penerangannya. Rak buku usang berdiri tegak di sudut ruangan. Ranjang sempit dan sepasang meja kursi tua terletak di dalamnya.
Matanya membesar,[Name] kembali lagi ke tempat ini, tempat yang sangat tidak ingin dia datangi lagi sejak 3 tahun yang lalu.Sekujur tubuhnya gemetar, mengingat semua kejadian di masa lalu.
Semua ini adalah salahnya, tempat ini adalah sumber masalah.
Kakinya melemas, tidak kuat lagi menopang tubuh kecilnya. Air matanya terus mengalir, tenggorokannya tercekat. Semua suara itu kembali terngiang di kepalanya,
"Untuk apa punya teman?!"
"Jangan berteman dengannya!!"
"Berhenti bertindak bodoh dan baca bukumu!!!"
"Kamu tau kan kamu tidak perlu teman untuk bisa menang?!!"
Napasnya memendek, udara di sekitarnya mulai menipis. Seolah seluruh bagian dunia ini terseret ke arahnya,seorang wanita muda dengan pakaian serba putih berdiri tegak di depan pintu. Menatap ke arah [name] sambil tersenyum lebar,
"Bukankah semua ucapanku benar? [name]?"
dan gadis itu membuka matanya.
pip..pip..pip..
tatapannya kosong menatap kedua telapak tangannya,keringat dingin membasahi tubuhnya,satu bulir bening berhasil keluar dari pelupuk matanya.
Dengan segera diusapnya air yang memaksa untuk keluar dari matanya itu,menghembuskan napasnya pelan,
"mungkin memang semua ucapannya benar,"gumamnya pelan,menatap jam beker yang masih berbunyi diatas nakas,
pukul 05.15 ,masih pagi ,batinnya kemudian membuka selimutnya dan beranjak dari ranjang,mematikan alarm jam bekernya yang masih berbunyi.
Dia harus bersiap-siap sekarang.
***
[name] membetulkan letak almamaternya,sedikit merapikan rambutnya kemudian beralih dari depan kaca,mengambil tas sekolahnya yang sudah disiapkan sejak semalam,melangkahkan kakinya keluar kamar kemudian menutup pintu.
Menghentikan gerakannya, masih memegang gagang pintu. sampai saat ini dia masih memikirkan mimpinya tadi,dan perasaan aneh itu kembali muncul di dalam hatinya.
Tanpa ia sadari, dia sudah melamun sampai seseorang menyapanya,
"ohayou [name] - chan,"
Lamunannya buyar seketika, menoleh ke samping saat gadis tetangga kamarnya itu berdiri di sana.
"ohayou," sahutnya pelan,
"apa kamu baik-baik saja? Mukamu terlihat sedikit pucat," tanya Sakura yang merasa sedikit heran dengan penampilan [name] pagi ini.
Dengan wajah pucat dan mata yang sedikit membengkak,Apa dia sakit?, Batinnya,mengernyitkan dahinya menunggu jawaban dari [name].
Tapi gadis itu sama sekali tidak menatapnya, tidak menanggapi pertanyaannya dan langsung berlalu begitu saja.
"[name] -chan?" Sakura berjalan menyusul [name], tapi gadis berambut [h/c] itu masih terus berjalan sambil menatap ke depan,
"[name] -san... Apa kamu marah padaku?" Tanya sakura sekali lagi,mengubah nada bicaranya. [Name] menghentikan langkahnya,
"tolong...Beri aku waktu untuk sendiri,"gumam [name] pelan, menatap sebentar ke arah Sakura kemudian kembali melanjutkan langkahnya.
dia tidak sedang baik-baik saja, batin Sakura.
Menghembuskan napasnya kemudian berjalan menuju gedung sekolah dengan berbagai macam pikiran di kepalanya.
***
Gadis itu terdiam di bangkunya, ruang kelas masih kosong saat ini dan biasanya memang begitu. Karena kebanyakan siswa lebih memilih masuk akhir ke dalam kelas, dan gadis itu memang selalu berangkat lebih pagi setiap hari.
Kepalanya jadi terasa pusing saat ini,
Apa aku benar-benar melakukan kesalahan dengan berbuat seperti ini?
Sekiranya begitu yang terus menerus berputar di kepalanya.[name] menghembuskan napasnya perlahan, mencoba untuk menenangkan dirinya dari pikiran-pikiran menyebalkan itu.
Sampai seseorang masuk ke dalam kelas, gadis itu menolehkan kepalanya menatap sekilas wajah yang saat ini sedang berjalan menuju bangku bagian belakang.
Ayanokouji Kiyotaka,
Gadis itu membuang pandangannya saat laki-laki itu juga menoleh ke arahnya,
"ohayou, namamu [name] bukan?"
Sapa laki-laki itu meletakkan tasnya saat dia sudah mencapai bangkunya di ujung kelas, dengan suara--yang dipaksakan agar terdengar--ramah-- tapi sama sekali tidak terdengar ramah--
[name] mengangkat kepalanya, menoleh sedikit ke belakang, menatap laki-laki itu,
"ohayou, Ayanokouji -kun," sahut gadis berambut [h/c] itu singkat. Sebenarnya dia tidak terlalu mengenal laki-laki itu tapi setidaknya kita harus membalas sapaan yang diberikan orang lain kan?
Ayanokouji menatapnya, masih dengan tatapan mati yang selalu dia tunjukkan,
"Apa kamu habis menangis [name]?" Tanyanya tiba-tiba,membuat [name] sedikit terkejut namun langsung mengembalikan ekspresinya.
"Bukan urusanmu," sahut gadis itu singkat, kembali menatap ke depan.
"ah, padahal aku sedang mencoba untuk ramah," gumam ayanokouji pelan, kemudian terdiam dan menatap keluar jendela.
Sampai beberapa saat kemudian satu persatu penghuni kelas masuk ke dalam dan sibuk dengan kegiatan pagi mereka masing-masing.
[Name] masih terdiam di tempatnya, menatap kosong buku bacaan di tangannya.
Bahkan saat ini dia tidak punya sedikitpun keinginan untuk menghentikan ucapan kouenji yang makin hari makin sibuk memuji dirinya.
Semua ini karena mimpi itu, kenapa bayangan perempuan itu kembali muncul setelah sekian lama? Dan kenapa harus hari ini?
[ TBC ]
Yeaayy publish!!!
Gomennasai karena saya lama banget meninggalkan buku iniDan makasih buat kalian yang baca sampai buku ini bisa tembus 1k readers
//aku terharu hyung(^o^)--
Setelah 3 bulan hiatus rasanya tu kayak---Saya emang udah lupa ceritanya Classroom of the elite sih T^T
Pokoknya Hontou ni gomennasai
😫😫😫❣❣❣❣❣
Kalengsoda
KAMU SEDANG MEMBACA
-', A L L Y [ Ayanokouji x Readers ]
FanficREVISI [ classroom of the elite fanfiction ] >> [Name] selalu menutup matanya dari dunia luar, selama ini dia lebih memilih untuk hidup sendirian dibanding bersama dengan orang-orang di sekelilingnya. Bagaimana untuk menjadi sendiri tanpa merasa sep...