Chapter Two

24 8 2
                                    

Dunia Aura berputar secara tiba-tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dunia Aura berputar secara tiba-tiba. Membuat kepalanya pusing, tubuhnya melemas dan jatuh ke lantai. Bunyi yang diciptakan oleh Aura membuat kedua laki-laki dengan perbedaan aura yang sangat kontras itu menoleh secara bersamaan. Pemuda dengan Aura hitam lebih dulu menghampiri Aura.

"Lo nggak apa-apa?" tanya pemuda itu tulus.

Aura menundukkan kepalanya dalam-dalam. Tak siap melihat warna hitam pekat yang mengelilingi tubuh itu.

"Hei?" tangan pemuda itu mengguncang pelan bahu Aura. "Nggak pingsan, 'kan?"

Pemuda itu kemudian menoleh ke belakang, seakan memberi kode ke laki-laki beraura merah. Lalu laki-laki itu menghampiri mereka berdua.

"Lo nggak apa-apa?" Giliran pemuda beraura merah menanyakan kepada Aura.

Aura sontak mendongak. Mengerjap pelan lalu menggeleng. Ia berdiri sendiri lalu membungkuk sedikit. "Terima kasih," ucapnya pelan.

Pemuda beraura hitam mendecih. Kok pas dia tanya cewek itu diam saja? Giliran ditanya orang lain langsung menjawab?

"Aneh," gumam pemuda beraura hitam. Namun, suaranya masih bisa didengar Aura yang saat itu baru berbalik ingin pergi dari sana.

Aura menghentikan langkahnya. Membalikkan badannya dan menatap datar kedua laki-laki di hadapannya.

"Lo," tunjuk Aura dengan matanya, pada pemuda beraura hitam, "Hati-hati. Maut nggak akan ngebocorin kapan lo akan dijemput," jelas Aura memperingati.

Pemuda dengan nama 'Yoon Jaehyuk' di nametag yang menggantung di seragamnya itu seketika merinding. Namun berikutnya Jaehyuk menggeleng-gelengkan kepalanya dan kembali duduk di bangkunya.

***

Aura yang sudah berada di balik rak buku kemudian memegang dadanya yang tiba-tiba terasa nyeri. Napasnya juga berantakan. Aura hitam itu benar-benar menguras tenaganya. Membuatnya mengingat kejadian tujuh tahun silam. Aura menggelengkan kepalanya keras, membuang jauh-jauh kenangan itu.

Aura terduduk lemas dan menyenderkan punggungnya ke rak yang tinggi itu. Jisoo yang sudah lelah berkeliling mencari Aura kemudian segera menghampiri cewek itu begitu melihat Aura tergeletak lemas.

"Ra? Lo nggak apa-apa?" tanya Jisoo merasa khawatir.

Aura menggeleng pelan. Namun, wajahnya tidak bisa membohonginya. Keringat dingin yang membasahi wajah pucatnya itu membuat Jisoo begitu ragu.

"Pucet gitu, ayo kita balik aja. Masih kuat, kan?"

Jisoo membantu Aura berdiri, lalu merangkul lengannya dan berjalan pelan-pelan.

Aura masih memikirkan aura hitam pekat itu. Haruskah ia menyelamatkannya? Atau bersiap gagal seperti dulu?

"Ah, gue nggak bisa!" sentak Aura, ia melepaskan lengannya dari rangkulan Jisoo, lalu berbalik dengan cepat.

"Lah?" Jisoo yang heran lalu mengikuti kemana Aura pergi.

Aura pergi ke tempat Jaehyuk berada tadi. Aura langsung menarik lengan cowok itu paksa. Aura berniat membawanya keluar perpustakaan. Karena ia yakin akan membuat keributan jika ia melakukannya di dalam gedung itu.

"Apa sih?!" Jaehyuk menyentakkan lengannya keras. Merasa terkejut sekaligus bingung dengan apa yang gadis ini lakukan.

Aura yang tenaganya tak seimbang dengan Jaehyuk lalu terhuyung lemah, hampir saja menabrak rak jika saja tidak ada Jisoo yang menahannya. Cewek itu datang tepat waktu, kemudian melongo dengan apa yang ia lihat di depannya. Ternyata Aura menemukan harta Karun yang ia cari.

"Lo akan mati," lirih Aura.

Jaehyuk tertegun. Seperti pernah mendengar peringatan ini.

"Maksud lo?" tanya Jaehyuk.

Jisoo yang bingung akan kelakuan Aura lalu menyenggol lengan gadis itu pelan. "Apa maksud lo?" bisiknya. Aura menyentak pelan lengan Jisoo. Tidak ingin berbicara dengannya saat ini.

"Lo akan mati dalam waktu dekat. Percaya atau enggak tapi tolong hati-hati." ucap Aura yang terdengar tulus di telinga Jaehyuk.

"Gimana lo bisa tahu?"

Aura mengulum bibirnya, meringis ragu.  "Aura," jawab Aura.

Jisoo menoleh ke gadis di sampingnya dengan raut heran. Lah kok malah kenalan?

Jaehyuk mengerutkan keningnya, namun begitu merasa familiar. Kemudian cowok itu menatap Aura tak percaya.

"Lo bisa lihat ...?"

Aura mengangguk yakin sembari menundukkan kepalanya.

Jaehyuk meneguk ludahnya sukar. Apakah gadis ini gadis cilik di masa lalunya?

Aura merasa dunianya semakin berantakan sekarang. Ia tidak bisa melihat wajah Jisoo di sebelahnya, pun dengan Jaehyuk ataupun rak-rak buku yang seperti berterbangan di matanya.

Gadis itu ambruk di tempat. Pandangannya berubah jadi gelap.

bintang kalian warnanya masih putih? Coba tekan, nanti bisa warna oren lohhh🌟

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

bintang kalian warnanya masih putih? Coba tekan, nanti bisa warna oren lohhh🌟

Aura Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang