VOTE
KOMEN
FOLLOW ME AND MY FRIEND: agathavalerie23Mimpi indah merupakan hal yang setiap orang inginkan, membayangkan bagaimana mimpi itu sendiri sudah membuat orang orang tersenyum. Banyak hal yang membuat mimpi itu indah bagi beberapa orang, tak punya alasan khusus, hanya memimpikan gebetan atau crush saja sudah bersyukur.
Seperti pagi ini, Zena gadis itu masih bergelut dengan dunia mimpi nya. Tak ingin tau dan tidak perduli atas apa yang terjadi di dunia nyata, padahal sedari tadi panci panci sudah berjatuhan menimbulkan suara bising.
Yang ia mimpikan tak lain dan tak bukan adalah lelaki kemarin yang memelototi dirinya. Entah apa yang gadis ini suka dari sosok dingin dari Vian, memang tampan tapi sepertinya dia tidak mempunyai selera humor yang bagus.
Bukankah para wanita memimpi-mimpikan suami atau pacarnya nanti memiliki selera humor yang berkelas. Sedangkan lelaki itu hanya datar bak aspal di pagi hari.
"Woi! Bangun kebo! Mau sampe jam berapa Lo geleroran kayak cacing kurang nutrisi?!" Cyra, gadis itu kini sudah ada sisi lain kasur Zena.
Cyra dan Zena memang satu kamar, tak ingin di pisah dari SMP karena alasan yang logis, yaitu memiliki selera humor yang sama. Iya, sama sama rendah hingga jatuh ke inti bumi.
Menggoyang-goyangkan tubuh Zena, memukuli punggung gadis itu hingga menggelitiki pun seperti tak ada gunanya. Rasa kesal kini menghampirinya, dia berbalik badan lalu menutup pintu dengan perlahan, mari doakan semoga Zena baik baik saja setelah ini.
Tak selang waktu yang lama Cyra kembali dengan membawa sebuah gayung berisikan air, dan tangan yang satu lagi memegang sendok sayur juga panci yang ada di kepalanya.
"Lo bangun gak bangsat?!!" Air yang ada di dalam gayung sedikit demi sedikit berkurang, Cyra tak sampai hati kalau harus menyiram teman seperjuangan nya ini.
"Eunghh" hanya gumaman yang ia dapat.
Baiklah, Zena yang minta. Gadis itu menaruh gayung berisikan air, lalu dengan hati hati ia memakaikan panci berukuran sedang ke kepala Zena. Seakan bermeditasi, mata Cyra tertutup dan setelahnya hanya ada bunyi bising dari kamar nomor 3 ini.
Pengguna kos lain hanya melihat sekilas lalu kembali ke aktivitas mereka semula, tak heran karena tingkah aneh dan konyol kedua orang stres di kamar itu. Setelahnya pintu terbuka, menampakkan wajah Zena yang melas dan tubuh yang lemas, rambutnya acak acakan.
Tanpa menunggu apapun ia langsung menuju ke kamar mandi yang syukurnya kosong, tidak seperti biasanya yang selalu ramai di penghujung waktu mepet berangkat sekolah.
্্্্্্্্্্্🌑🌒🌓🌔🌕্্্্্্্্্্্
Memang nasib anak kos selalu malang, uang di akhir bulan sudah melilit tubuh mereka, dan micin selalu menjadi pelarian. Seperti pagi ini, mie instan goreng dengan sebungkus snack rumput laut menjadi sarapan harian ekonomis bagi Zena juga sahabat karib nya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SMA or SMK
Teen FictionIni hanya kisah klasik yang di rekap ulang, beberapa potongan kisah tentang anak SMA atau SMK yang berjuang dengan cintanya. Pernah merasakannya pada masa masa yang orang orang bilang paling menyenangkan ini? Jika iya, coba lihat apakah sama dengan...