Chapter 4

15 6 1
                                    

                              VOTE
                            KOMEN
         FOLLOW ME AND MY FRIEND: agathavalerie23 

Empat laki laki berbeda kepribadian tengah menatap arah yang berbeda pula, ponsel, kopi, jalanan, juga langit langit sebuah toko berkedok rumah yang dikhususkan untuk para siswa dari dua sekolah favorit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Empat laki laki berbeda kepribadian tengah menatap arah yang berbeda pula, ponsel, kopi, jalanan, juga langit langit sebuah toko berkedok rumah yang dikhususkan untuk para siswa dari dua sekolah favorit.

Suara desahan dari pojok ruangan membuat mereka kehilangan fokus, menatap tajam sang pelaku pembuat onar. Yang di tatap hanya bisa cengengesan tak ada rasa bersalah.
Anak murid yang sudah menginjak bangku sekolah kelas 12 itu tak ada niatan sama sekali untuk memasuki kawasan sekolah mereka, padahal jikalau mereka tetap masuk walaupun terlambat sepertinya tetap akan dibolehkan. Karena secara tidak
langsung orang tua mereka ikut ambil serta dalam pembentukan saham sekolah mereka.

"Gaplok jangan?" Laki laki dengan rambut cukup panjang berwarna hitam berbicara dengan nada malas, bernama Nalendra namun biasa dipanggil Lendra.

Brak!

"Anjing!" Bukan, bukan Lendra yang melemparkan sepatu namun Aggthana, si lelaki manis yang banyak gebetannya sudah seperti memelihara lele di tambak.

"Kalo mau ngebokep jangan disini setan" Thana saja sudah gumoh dengan salah satu temannya itu.

"Ya enggak usah ngelepar juga babi" Osric si korban pelemparan sepatu milik Thana tentu saja tak terima.

Sedangkan lelaki yang terakhir hanya menggelengkan kepalanya pelan, sudah ia peringati Osric untuk tidak menonton Vidio itu di tempat umum, namun sebuah kebiasaan yang sudah mendarah daging tak bisa dihilangkan dengan mudah. Apalagi Osric sendiri adalah kaki tangan salah satu pengusaha bokep di sekolah sebelah.

Mata bulat hitam legamnya menangkap pergerakan, terlihat terburu buru dari raut wajahnya bahkan sudah ada banyak keringat yang bercucuran dari kening orang itu.

Hingga dia melewati markas mereka dan lenyap menghilang bak ditelan tembok, dia tak tertarik dengan hal yang biasa di lakukan orang lain. Namun sepertinya gadis itu gila, bagaimana bisa ia berangkat sekolah saat jam sudah menunjukkan pukul delapan lebih lima belas menit?!

Rasa iba bercampur tak perduli pun menghantui nya, seakan ada kedua malaikat kecil bersayap dan berwarna putih juga merah ada di bahu kanan dan kirinya yang tengah adu mulut. Berakhir dengan si putih yang menang dikarenakan ia mendorong si kecil merah.

"Dra" panggil Vian membuat ketiganya menoleh dan berhenti berdebat.

"Apaan bos?"

"Ada cewek didepan kasian, lewat tembok belakang sekolah" sontak saja, kalimat Vian membuat ketiganya syok berat, yang mereka tau Vian hanya dekat dengan teman satu angkatan mereka dan itu Cyra.

"Siapa tuh bos? Gebetan baru?"

"Gua kira lo pacaran sama Cyra, Vin"

"Udah! Jangan banyak ngebacot lu pada!" Baru saja Lendra ingin mengucapkan satu kalimat nya juga, namun bentakan dari Vian membuatnya mengurungkan niat dan langsung ngacir keluar.

SMA or SMKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang