Ini hanya kisah klasik yang di rekap ulang, beberapa potongan kisah tentang anak SMA atau SMK yang berjuang dengan cintanya. Pernah merasakannya pada masa masa yang orang orang bilang paling menyenangkan ini? Jika iya, coba lihat apakah sama dengan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pagi ini Zena memilih untuk ke toko buku yang ada di kotanya, dia ingin membeli beberapa novel dan komik. Awalnya ia mengajak Cyra dan Reno namun Cyra yang malas juga Reno yang ada les walaupun di weekend pun akhirnya dengan tekat yang cukup tinggi ia berjalan santai menuju ke halte terdekat.
Alasan kenapa tidak menggunakan sepeda? Jawaban yang simpel dan logis, dia malas juga bosan. Jaraknya yang cukup jauh pun menambah kadar kemalasan dalam diri Zena. Dan sebagai pilihan terakhir ya naik bis.
Angin berhembus kencang menerpa wajahnya saat ia membuka kaca jendela bis, rambut hitam sebahunya seakan menari nari karena dibuat oleh angin itu. Ia jadi sedikit rindu saat masa SMP, iya dia menaiki bis bersama dengan Cyra tentu saja. Dia bahkan ingat pasti saat dulu ia menyukai seseorang dan orang itu satu bis dengannya.
Begitu senang hingga tak bisa berhenti menatap ke arah orang itu, pernah sekali ia meledekki Cyra habis habisan karena pernah menyukai orang dari SMP sebelah, orang itu yang risih pun akhirnya pindah tempat duduk atau tidak jadi naik bis akibat ulah Zena. Semengerikan itu memang.
Drtt Drrtt
Dia merogoh saku nya dan mengambil ponsel Android hitam yang kini sudah ada di genggamannya, membuka aplikasi WhatsApp dan menekan salah satu kontak.
Renoww 🌒 Udah sampe gramed? 09.33 Belom, bentar lagi Ini lagi di bis 09.33 Sorry ya, gue gak bisa nganter lo 09.34 Gak papa Udah sono lo, belajar yang pinter 09.34 Siap komandan 09.34 /Read
Itu Reno, Zena begitu beruntung bisa bertemu dan berteman baik dengan sosok Reno. Dia tak pernah berpikir akan berteman dengan Reno sebelumnya, selain karena dulu Reno berperawakan dingin dan berwajah datar, dia juga terkenal akan ketampanan nya. Namun Zena yang wajahnya pas-pasan pun hanya bisa menoleh kesana-kemari menonton acara bisik bisik ala ciwi ciwi ketika melihat lelaki tampan.
Sebenarnya ia sendiri tidak terlalu ambil pusing masalah teman, mau dia laki laki atau perempuan bahkan banci pun kalau memang Zena sudah nyaman dan srek ya, tidak bisa di ganggu gugat. Sesimpel itu kategori Zena.
Dia ingat saat pertama kali dulu bertemu dengan Reno dan temannya yang sialnya adalah teman Zena juga, Luka. Luka yang banyak bicara juga banyak tingkah bersanding dengan Reno yang diam juga cool rasa rasanya adalah seperti perpaduan yang kurang pas.
