Hati adalah tempat awal terjadi dan bertumbuhnya kasih sayang, kelembutan, ketulusan hingga sampai pada keikhlasan. Tak terkecuali siapapun, tak memandang bulu hingga drajat materi seseorang. Tak sedikit pula seseorang dengan sengaja atau tidak, selalu meninggalakan bekas mendalam pada hati yang menciptakan kebahagiaan itu sendiri. Di awal hati dan diakhiri luka secara fisik karna kesakitan terdalam dari hati yang tak dapat diredakan kesakitannya.
Mempunyai seseorang yang menjadi tempat memberi dan menerima cinta adalah kebahagiaan sendiri, tetapi tak sedikit darinya mendapati sakit yang berkepanjangan. Bukan karena hati tapi kita sendiri yang kurang hati hati, untuk langsung memberikan hati tanpa berfikir dari hati.
Cinta tak perlu terburu...
cinta tak perlu memburu...
cinta tak perlu memaksa....
Antara kamu dan aku pun sama
Tapi...cinta butuh keterbukaan....
Bukankah itu sudah semestinya, bukan?..○●○○○○○●
Taktak taktaktaktak tak
Terdengar bunyi dari sebuah keyboard, gerakan 10 jari cantik menari diatas keyboard. Jemari tangan teratur dan indah diatas keyboard laptop yang kini sedang digunakan verra. Sedangkan sorot matanya nampak focus didepan. Kini dia menyelesaikan semua kerjaannya secara bersamaan dari rumah, secara online, virtual, dan soft file.
"Hahhhssssss.......".
Terdengar desana panjang, sembari meregangkan tangannya keatas dan mengucek mata yang sedikit memanas karna beberapa jam berada didepan layar tipis dari alat canggih itu.
"Untuk kampus sudah selesai, aku sangat berterimakasih mendapat pengganti sekaligus patner dosen selama aku tak disana"
"Untuk redaksi, draff pun sudah bisa untuk dikirim"
"Semua selesai....".Verra meraih coklat panas yang berada tak jauh darinya duduk saat ini, hingga matanya menangkap sesuatu berwarna hitam berbentuk oval. Terlihat verra memicingkan mata sembari masih dalam keadaan meneguk coklat panas yang berada digelas itu.
"P.A.D???".
"Bukan kah itu milik michael??".Verra selesai meneguk minuman hangat itu hingga tandas, menaruhnya pada meja dan meraih benda itu dan melihatnya dengan telitis sembari membalik balikkan benda itu. Sesekali menimbang benda itu, seolah sedang memikirkan sesuatu.