Gerbang dengan warna putih itu nampak terbuka lebar. Diikuti banyaknya anak-anak berseragam yang berjalan menjauh. Termasuk tiga lelaki yang mengenakan seragam serupa. Taehyung, Jimin, dan Jungkook nampak berjalan santai setelah bel tanda berakhirnya pelajaran terdengar beberapa menit yang lalu.
Lelaki dengan tas berwarna kuning -Jimin, nampak menatap jam tangan di pergelangannya. Kemudian ia menarik napas dengan dramatis dan memukul pelan lengan atas Taehyung. "Kita harus bergegas. Hwasa bisa menggoreng kita kalau sampai kita terlambat!" Ia berujar dengan nada panik. Membuat Jungkook lantas mengernyitkan dahinya bingung.
"Memangnya ada apa?"
Jimin nampak memberi pengertian. Tugas kelompok membuat peta dari bahan alam nampak begitu menyusahkan. Bahkan Taehyung saja tidak ingat jika mereka memiliki tugas sejarah dalam listnya.
Taehyung nampak memandang Jungkook dengan tatapan bersalahnya yang ketara, "Maaf ya Kookie, Sepertinya mencoba cheesecake baru dari toko roti harus kita undur ...." Jungkook nampak menatap Taehyung sengit. Namun ia tentunya paham dengan tugas kelompok yang harus mereka buat. Terlebih ada kak Hwasa yang terkenal galak menjadi salah satu anggota mereka. Jungkook memilih mengangguk. Ia tidak keberatan dengan keputusan itu.
Taehyung tersenyum kecil. Ia membiarkan langkahnya dibawa oleh genggaman Jimin dan ia melambaikan tangan ke adik kelasnya. "Ingat, Jung! Jangan pergi membeli tanpaku!!" Kemudian keduanya menghilang di tikungan. Meninggalkan si lelaki kelinci yang nampak memandang jalanan kosong dengan senyum yang perlahan menghilang. Ia menghela napasnya dan melanjutkan perjalanan kakinya dengan santai.
"Kak Tae selalu begitu. Lebih baik aku beli sendiri saja. Biar dia gak kebagian!! Menyebalkan," gerutunya dengan tangan mengepal. Ia merasa dikhianati karena ia telah mengajak sang kakak kelas jauh-jauh hari dan bersabar hingga hari ini datang. Tapi rencana itu langsung gagal karena tugas kelompok yang ia yakin mereka undur sehingga mepet dengan deadline.
Langkah kaki kecilnya nampak membuatnya berhenti di sebuah toko kue. Kemudian antrian cukup panjang membuatnya menghela napas kecil. Seharusnya ia telah menduga, promo grand opening cheesecake itu pasti sangat ramai. Tapi ia tak mengira, orang-orang itu bahkan mengantri hingga bermeter-meter jaraknya dari toko kue. Jungkook tersenyum miris menatap sepotong cheesecake yang terpajang di etalase dekat jendela. Kemudian mengambil nomor antrian dan berdiri di belakang seorang wanita.
"Baiklah, Jungkook. Hanya nomor antrian dua ratus empat puluh!!" Ia berusaha meyakinkan dirinya sendiri jika antrian panjang ini bisa ia lalui. Namun kemudian, ketika seorang pelayan toko membawa sebungkus cheesecake dan berteriak, seketika itu senyumnya runtuh.
Barista dengan celemek kecoklatan itu nampak berteriak, "Antrian nomor tujuh belas!!" Sembari menggoyangkan kotak yang berisi potongan kue kesukaannya. Baiklah, sepertinya ia memilih percaya pada kemampuan kaki-kaki kurusnya untuk mendapat makanan manis asin itu. Ia hanya harus menunggu dua ratus dua puluh tiga orang lagi. Ia pasti bisa!
🍁🍁🍁
Jungkook memang mampu. Kedua kaki dan tekad dalam lambungnya berhasil menuntun untuk terus berdiri. Bahkan ketika sang surya mulai meninggalkan langit, dan tergantikan dengan kegelapan dan taburan berlian langit. Di genggamannya terbungkus dua potong cheesecake yang tak habis ia makan. Masih dengan seragam sekolahnya, ia melangkah kecil meninggalkan toko.
Sepi mendera. Menumpahkan nuansa kelam yang sunyi. Rumah kecil dan sederhananya memang terletak di dalam gang. Dan gelap tentu menjadi kawannya selama ini. Namun rasa tegang dan was-was membuatnya mempunyai perasan buruk. Suara decitan sepatu yang terus terdengar mampu membuat matanya menyipit tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIGILANT [BTS]
Fanfiction[BTS - Crime - BrotherShip - Military] Tugas menjelang cuti mereka hanya menyelesaikan kasus sebuah tempat yang diduga terlibat dalam kegiatan jual beli ilegal. Namun, rupanya kenyataan kelam muncul ke permukaan. Ilmu yang mengalami penyimpangan, me...