Setelah acara makan selesai, Roman dan Abel kini menuju penginapan lagi.
"Sudah sore, Papa mau mandi dulu" pamit Roman sambil membuka satu persatu kancing kemeja yang ia kenakan.
Abel sendiri kini tengah tertidur lelap di atas kasur setelah kekenyangan tadi. Posisinya sekarang ialah tengkurap dengan mengemut satu jari tangannya, bukankah sangat lucu?
Roman yang melihatnya hanya terkekeh ringan saja, kemudian ia beranjak menuju kamar mandi, untuk mandi tentunya.
Tak berselang lama, Roman telah selesai mandi dan pakaian santai telah melekat di tubuhnya.
"Ahahaha"
Suara tawa Abel membuat Roman tersenyum. Iapun menghampiri gadis mungil yang kini tengah duduk di atas kasur sambil memainkan selimut itu.
"Abel nggak mandi?" tanya Roman.
Entah ia memang terlalu bodoh atau berpura-pura tidak tahu jika gadis mungil itu pastinya belum bisa mandi sendiri di umurnya yang hampir menginjak satu tahun itu.
"Abel? Papa tanya kok nggak dijawab" ujar Roman lagi karena gadis kecil itu sibuk sendiri dengan selimut tebalnya.
"Nggak mungkin kan kalau Papa yang mandiin kamu. Abelkan perempuan, dan Papa laki-laki. Kamu tahu kan maksudnya?" celoteh Roman tanpa jeda.
Cklek~
Pintu kamar terbuka, menampakkan Selly dengan wajah sumringahnya. Tanpa mengatakan apapun, Selly meletakkan tas-tas berisi belanjaannya di samping lemari, kemudian ia beranjak menuju kamar mandi.
Romanpun hanya melongo di tempatnya saja, kemudian menatap horor pada tas-tas yang duduk tenang di atas lantai itu.
"Itu.... uangku?" tanyanya lirih dengan nada mengambang.
Tunggu, dari kapan ia pernah memperhitungkan kemana uangnya mengalir dan berapa jumlah uang yang ia habiskan? Roman bukanlah tipikal ibu-ibu rumah tangga yang menimbang-nimbang jumlah pemasukan dan pengeluaran. Selagi ia nyaman, ia tak akan mempermasalahkannya sama sekali.
Tapi, kini uangnya tidak hanya mengalir ke dompetnya saja, dompet wanita yang kini menyandang status sebagai istrinya itu juga menjadi tanggung jawabnya sekarang.
Roman mengalihkan pemandangan mengerikan menurut versinya ke wajah malaikat sang gadis mungil di dekatnya itu.
"Mamamu mengerikan" curhatnya pelan.
Sedangkan di balik pintu kamar mandi, Selly dengan santainya mengguyur seluruh tubuh polosnya menggunakan air yang mengalir dari shower.
"Apa aku berendam saja ya?" gumamnya pelan.
Sungguh, berjalan-jalan selama berjam-jam membuat tubuhnya pegal-pegal, terutama daerah kaki. Tapi, ia sama sekali tak merasa menyesal, ia justru sangat senang karena bisa melepas penatnya sejenak.
"Tidak, tidak. Lebih baik tidur saja sekalian di kasur" gumamnya lagi.
Setelah ritual mandinya selesai, Sellypun menatap ke sekeliling kamar mandi dan baru menyadari sesuatu yang penting, sangat penting.
"Gawat!" serunya lemah.
Sekali lagi Selly menelusuri setiap sudut kamar mandi yang ia tempati dengan sangat teliti.
"Kenapa tidak ada?!" pekiknya frustasi.
---------
Roman melemparkan Abel ke atas kemudian menangkapnya, melempar lagi, dan kembali menangkapnya, begitu terus hingga entah berapa jumlahnya. Posisinya sendiri kini sedang berbaring di kasur.