Ini sudah entah keberapa kalinya Selly hanya berputar-putar saja. Dari dapur, kamar, ruang tengah, kemudian kembali lagi ke dapur.
Sejak pulang dari Rumah Sakit tadi, pikirannya melayang-layang seputar suaminya. Sempat ia berpikir acuh saja, namun nyatanya ia tak bisa hanya diam dan tenang saja. Rasa penasaran melingkupinya.
"Tunggu!"
Selly berhenti tepat di dalam kamar. Iapun beranjak menuju meja riasnya, melihat kerutan di dahinya.
"Sejak kapan aku jadi perduli gini?" tanyanya pada cermin yang memantulkan bayangannya sendiri.
"Apa aku mulai kurang waras?" tanyanya lagi dengan bodohnya.
"Selly! Ada yang nyariin!"
Pikiran Selly buyar seketika mendengar teriakan mertuanya. Dengan cepat, iapun berjalan ke arah sumber suara.
"Siapa yang nyariin Selly, Ma?" tanyanya begitu mendapati Klaudia tengah menonton kartun bersama Abel di pangkuannya.
"Kamu lihat sendiri di ruang tamu. Udah Mama suruh masuk tadi" jawab Klaudia masih tetap fokus pada tontonannya.
Selly hanya mengangguk kemudian berjalan menuju ruang tamu.
"Rio?" tanya Selly ragu pada tamu yang duduk memunggunginya.
Tamu itupun menoleh dan memamerkan senyum cerahnya pada Selly. Ya, siapa lagi kalau bukan Rio.
Dengan semangat, Selly menghampiri pria itu, kemudian memeluknya hangat. Ia belum menyadari saja jika Rio tidak datang sendiri.
"Ehem!"
Suara deheman berhasil membuat pelukan dua orang itu terlepas.
"Kamu nggak lupa sama Mbak Selly kan?" tanya Rio setelah Selly duduk di seberang.
Dengan wajah polosnya, Elli hanya menunjukkan senyum yang ia paksakan, pertanda ia sudah lupa dengan wanita yang barusaja suaminya peluk itu.
"Kamu beneran lupa? Hh~ yaudah, kenalin Mbak Selly" ujar Rio pasrah, tak ingin memperlanjut pembicaraan kurang penting menurutnya itu.
Setelah acara perkenalan dan basa-basi selesai, merekapun kini sudah berada di halaman belakang. Duduk di gazebo yang berada di atas kolam ikan.
"Disini sejuk ya, Mbak" ujar Elli sambil menikmati udara sore.
"Iya, suasananya juga tenang" lanjut Rio.
Selly hanya tersenyum saja menanggapinya.
"Jadi, ada apa kamu kemari? Dan darimana kamu tahu Mbak tinggal disini?" tanya Selly.
"Cuma kangen aja Mbak. Dan soal alamat, Elli yang kasih tahu" jawab Rio santai.
Selly menaikkan sebelah alisnya bingung. Bukankah Elli tadi tidak mengenalnya? Bagaimana ia bisa mengetahui dimana ia tinggal? Aneh sekali!
"Eum... sebenernya Elli kenal sama Mas Roman, Mbak" ujar Elli yang berhasil membuat rasa bingungnya terobati.
Selly hanya mengangguk saja.
"Maaf kalau Elli lancang. Tapi, kenapa bisa Mbak Selly yang menikah dengan Mas Roman?" tanya Elli.
Selly kembali menaikkan sebelah alisnya.
"Maksud kamu?"
"Bukannya kekasih Mas Roman itu Mbak Kayla ya?"
Mendengar nama itu disebut, pikiran Sellypun kembali melayang ke rumah sakit yang tadi ia datangi. Nama itu, nama yang disebut oleh suster yang tadi ia tanyai. Wanita yang dirawat di rumah sakit dan Roman mendatanginya.