Seperti yang (Y/N) bilang kemarin, hari ini ia tidak menghalang-halangi Okuda menjenguk Karma. Toh mereka hanya teman. Begitu pikirnya. Sekarang Okuda sedang di ruangan Karma, berdua. Sementara (Y/N) menunggu di luar.
"Satu lagi, Karma-kun. Kau harus makan, setelah itu minum obatmu," kata Okuda sambil menyodorkan sesendok bubur pada Karma.
"Tidak mau. Aku mengantuk, aku mau tidur saja," kata Karma menolak.
Okuda menghela napas. 'Apa aku terlalu membosankan bagi Karma-kun? Tidak! Tidak! Mungkin Karma-kun masih kenyang dan ingin istirahat. Apa sebaiknya aku pulang saja, ya?' kata Okuda dalam hati.
"Apa kau sudah tidur, Karma-kun?" tanya Okuda, tapi tidak ada jawaban. Mungkin Karma sudah tidur. "Aku pulang dulu, ya. Semoga kau cepat sembuh." Okuda pamit, lalu keluar dari ruangan Karma.
Krek
(Y/N) langsung melihat ke arah Okuda, penasaran apa saja yang dilakukan Okuda di dalam. Dilihatnya wajah Okuda biasa saja, padahal (Y/N) kira wajahnya akan berseri-seri atau malu kemerahan karena habis berduaan dengan Karma. Ia lupa keadaan Karma saat ini sedang tidak bisa diajak bercanda.
"Terima kasih sudah mengantarku kemari, aku pulang dulu ya, (Y/N)-san," kata Okuda.
"Ah, itu bukan masalah, toh aku juga mau kemari. Oh iya, bagaimana keadaan Karma-kun? Tadi aku lihat ada perawat yang membawakan makanan, apa dia mau makan?" tanya (Y/N).
"Karma-kun sedang tidur. Tadi aku mau menyuapinya, tapi dia tidak mau. Mungkin Karma-kun ingin makan denganmu, (Y/N)-san. Sebenarnya aku ingin berbincang lebih lama dengannya, tapi katanya dia mengantuk," jawab Okuda.
"Mm, mungkin Karma-kun masih tidak enak makan, dia juga memang harus banyak istirahat, kan?" kata (Y/N). Sebenarnya (Y/N) berada di antara senang dan sedih. Sedih, tentu karena kondisi Karma yang masih tidak terlalu baik, apa lagi dia tidak mau makan. Senang? Karena Karma tidak terlalu menanggapi Okuda. Salahkah ia berpikir seperti ini?
"Kalau begitu aku pamit dulu, sampai bertemu di sekolah, (Y/N)-san." Sekarang Okuda benar-benar pergi, sekarang (Y/N) bisa kembali berduaan dengan Karma karena ayahnya sedang bekerja.
(Y/N) pun masuk ke ruangan Karma. Dilihatnya Karma sedang tertidur pulas di kasurnya. (Y/N) menghampiri Karma, memandanginya, lalu ia menarik kursi untuknya duduk di samping Karma. (Y/N) menggenggam tangan Karma. Dingin, itu yang (Y/N) rasakan saat menyentuh tangan Karma.
"Dingin sekali," ucap (Y/N). Kemudian ia menyentuh pipi Karma yang juga terasa dingin. Ah, ia baru sadar suhu ruangan di sini memang dingin. (Y/N) mencari remot Ac, langsung ketemu, ada di atas meja di samping ranjang Karma.
"Kenapa Okuda-san tidak mematikan AC? Apa dia tidak tau Karma kedinginan?" ucap (Y/N) sambil mematikan AC.
Srettt
(Y/N) juga membuka tirai jendela, mempersilakan masuk pada cahaya matahari agar menerangi dan menghangatkan ruangan. Setelah itu ia kembali duduk di samping Karma.
"Aku ingin tau apa saja yang tadi Okuda-san lakukan di sini," kata (Y/N) penasaran. Ia takut Okuda menyatakan perasaannya pada Karma saat mereka sedang berduaan tadi.
"Dia menyuapiku bubur dan berkata semoga aku cepat sembuh." (Y/N) terkejut karena tiba-tiba Karma berbicara. (Y/N) kira Karma tidur karena tadi Okuda berkata begitu, kan?
"K-Karma-kun?! Kau sudah bangun? Aku kita kau masih tidur," kata (Y/N).
"Aku tidak bisa tidur." Keduanya diam sesaat, menjadikan suara kicau burung di luar sebagai pembicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
⸼̥꒰ ཻུ۪۪۪۫⁞⎙⨾My Yellow | Akabane Karma X Readers【ꪜ 】
FanfictionAkabane Karma, orang yang selama ini selalu ceria dan hobi menjahili teman-temannya sekarang kehilangan semangatnya akibat tragedi itu. Ia merasa tidak berguna, tidak bisa apa-apa, hanya beban bagi keluarga dan teman-temannya. Begitulah yang dipikir...