Sembilan : Waktu

5.9K 277 4
                                    

“Karna yang lain udah gue hubungin kagak bisa. Kalo Anggi, gue sengaja ga ngajak dia, soalnya gue males banget” Kini raut wajah Angga mulai datar

“Ohh hahahaha” aku tertawa..getir

Jadi, dia ngajak gue karna yang lain kagak bisa dihubungin? Oh aku begitu rupanya ya.

Kini kami telah turun dari wahana bianglala tersebut, kami di karnaval menaiki beberapa wahana lagi.

Pokoknya kami kayak best couple aja yah ahha, ngarep banget ya. Pfftt di saat kami ingin pulang, sesuatu turun dari awan, yaitu air air yang berjatuhan dengan deras.

“Yaaahh hujann” Aku panik, dan segera menutupi kepalaku dengan tas yang ku bawa.

Angga menarikku untuk berteduh, kami berteduh di suatu tempat makan. hmm ramen? Ya kami berteduh di sana.

Sambil menunggu hujan reda, dan perut kami memang sudah lapar. Kami memutuskan untuk makan ramen.

Tanpa kusadari, dari tadi aku bersin – bersin, mungkin aku kena flu. Angga kebetulan membawa jaket di dalam tasnya, aku juga bawa kok malah aku pake jaketnya.

Dan tiba tiba Dia memakai jaketnya seorang diri.

seorang diri.

Ohh mungkin dia pikir aku kan udah pake jaket juga, mungkin dia pikir aku ga kedinginan, Oke ga apa apa.

Guenya juga yang terlalu berharap kalo jaket Angga bakal gue pake.

Perlu kalian tau, dari tadi kami tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Kami fokus pada ramen masing masing, Hingga aku memecahkan keheningan.

“Udah ini pulang aja ya?” Aku berbicara tanpa menatap matanya. Aku hanya menatap ramen, ramen yang enak.

“Iyaa, tapi kan masih hujan Key”

“Yaelah, gue bawa payung kan” Kini aku melihat wajah Angga yang sedang fokus makan.

Dia menatapku.

Kami bertatapan, dia melemparkan senyuman manis padaku, yang membuatku

Salting.

Aku menundukkan kepalaku, tidak tidak aku segera mengangkat kepalaku, Lalu aku membalas senyuman manisnya itu dengan senyuman ala gue.

Kami selesai makan Aku segera mengeluarkan payung, kalian tau payung apa yang aku bawa? Jika dari kalian menjawab hanya sebuah payung biasa kalian salah, tapi jika kalian menjawab payung berwarna biru tua dengan motif bintang-bintang yang dulunya punya Angga kalian tepat sekali.

Aku membawa payung itu, sebagai simbol ‘Aku ingin berpayung berdua denganmu Ga’ Tapi Kenyataannya bukan yang aku harapkan.

Angga tidak ingin berpayung denganku. Mengapa? karna dia segera menutupi kepalanya dengan jaketnya, bayangkan saja ya aku gatau kata katanya soalnya.

Aku menghembuskan nafasku kasar dan cepat, lalu aku bicara sekecil mungkin “Dia emang ga peka” Ya jelaslah ga peka, harusnya dia ngerti dong aku bawa payung ini buat di pake berdua, aku ga akan seegois itu memakai payung seorang diri, kalo tau gini aku ga usah bawa payung, ya ga sih?

“Eh.. payungnya? yang dulunya punya gue ya?” Kini Angga berbicara dengan tatapan sedikit bingung/?

“Haha iya, lo ga bakalan pake payung nih? Padaha—“ untung gue gak sempet memperpanjang pembicaraan gue.... kalian tebak aja deh apa yang mau gue bicarain sebenernya.

Akhirnya akulah yang harus mengajaknya berpayung denganku.

Demi mendapatkan hatinya, aku berusaha memulai duluan apa yang harus ku perbuat. Ngerti kan? jadi kayak lo harus nge greet duluan getoh.

Stalker✨ [ Tamat ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang