KEYLA POV
Aku dan mamaku melihat Justin terbaring di karpet ruang tengah, kenapa dia bisa disini?
Aku beberapa kali menggoyang goyangkan tubuh Justin, tak ada respon sama sekali darinya.
Aku dan mamaku mengangkatnya menuju ke kamar tamu, lalu aku menyentuh dada Justin memastikan takutnya ada sesuatu hal buruk yang terjadi.
30 Menit kemudian.
Justin sadar, ia bangun layaknya orang biasanya.
"Jus, lo gapapa kan?," tanyaku khawatir pada kondisinya.
Justin hanya menatapku dengan tatapan bingung
"Gini loh Justin sayang, tadi kamu ada di karpet ruang tengah, kok kamu bisa tidur disitu nak?," Tanya mamaku sambil menatap lembut wajah Justin
"Oh—kambuh—ah tidak!" Justin menepuk jidatnya.
"Kenapa?" Tanyaku heran
"Jadi gini, duh gimana ya gue ngomongnya—" ucapnya yang tentunya membuatku penasaran
"Ngomong tuh ngomong aja kali gausah gimana gimana" Ucapku
Justin menghela nafas, "Gue punya kebiasaan buruk—gue kadang kalo tidur suka sambil berjalan terus tergeletak gitu aja," Justin menatap ke arahku dan mamaku, "Iya, gue juga dulu pernah sampe tergeletak di dapur, bahkan balkon di rumah" Justin menggaruk garuk kepalanya yang kurasa sepertinya dia tak gatal.
"Dan sekarang kebiasaan buruk lo kejadian lagi?" Tanyaku
"Hmm" Justin mengangguk perlahan
"Ooohhh" Mamaku hanya ber-oh saja, "Yaudah Key, Jus, kalian mandi gih terus makan, nanti takutnya telat loh"
"Iyaaaaa" balasku dengan Justin secara bersamaan.
xx
Pagi tadi, aku dan Justin tentu saja tak berangkat bersama karna arah ke sekolah kami berbeda.
Kini aku melihat ke seluruh isi penghuni di kelas, tak ada tanda tanda Fikri atau Jeanny, apakah mereka ga sekolah?
Aku memutuskan untuk bertanya pada salah satu temanku, Airin
"Rin, Fikri sama Jean kemana?" Tanyaku
"Weh tumben nanya hal semacam itu ke gue, biasanya lu kalo ngobrol sama gue cuma tentang pelajaran itung itungan aja," Ucap Airin sambil membenarkan ikatan rambutnya
"Jawab aja pertanyaan gue" Ucapku semacam menghiraukan perkataan Airin tadi
"Well, mereka izin" Jawab Airin yang langsung meninggalkanku
"Ada apa lagi sih sama Fikri?" batinku
3 minggu kemudian.
Selama tiga minggu ini, Fikri maupun Jeanny masih terus saja tidak masuk sekolah, dan hal ini yang membuatku khawatir banget, mana udah di sms, telpon, line, tetep aja gadibales.
Tapi, hari ini Fikri masuk, tapi Jean engga.
Senyumku terukir saat melihat Fikri meduduki kursinya, beberapa siswa datang ke arah meja Fikri, mungkin untuk bertanya mengapa Fikri ga masuk?
Bel istirahat pun tiba, awalnya aku mau menuju ke kantin hanya untuk membeli burger saja, tapi keinginan ku untuk membeli burger di kantin buyar saat aku melihat Fikri menuju ruang musik, dia mau jadi musisi?
Aku mengikutinya menuju ruang musik, dan aku mendapatinya sedang duduk sambil bermain gitar
"Hey! Ga ke kantin? Beli donat gitu" ucapku saat memasuki ruang musik
KAMU SEDANG MEMBACA
Stalker✨ [ Tamat ]
Teen FictionAnak tunggal yang memiliki keturunan Korea-Inggris ini hobinya nge stalk mulu, gadget mania pula. Kisah seorang stalker yang menyukai seseorang diam-diam. Lalu, blablablabla. Bingung harus ngomong apa disini. Tapi..Udah ah caw baca aja yuk,hehe✌ J...