03

73 13 0
                                    


"DUAK!" sebuah palu besar menghantam tanah dan menyebabkan bunyi teredam yang mengerikan, ditambah aku hanya 1 meter jauhnya dari palu besar itu, beruntung aku ditarik oleh Natsume kalau tidak sepertinya tamatlah riwayatku.

yang membawa palu itu, tidak lain adalah youkai. ia berwarna hitam, berbadan besar dan tinggi, tangannya juga panjang. saat dia menyadari dibawah palunya tidak ada mangsanya, ia pun melihat ke arah kami dengan tatapannya yang kosong dan dengan cepat menghampiri kami sambil menyeret palu besarnya.

Natsume langsung menarik tanganku dan kami pun berlari lagi, kali ini aku beberapa kali hampir tersandung, kakiku mulai berdenyut. saat kulihat ke belakang yokai itu ternyata masih mengejar kami dengan menyeret palunya. dengan ngeri aku pun menambah kecepatan berlariku, sekarang kakiku mati rasa namun biarlah daripada kami berdua harus mati di tangan youkai jahat. aku penasaran, mengapa youkai itu mengejar kami?

dengan cepat aku mendapat jawabannya, dan aku tahu Natsume jelas lebih kesulitan ketimbang aku, dia harus melindungi nyawanya dan buku sahabat, sedangkan aku hanya melindungi diriku sendiri. Tiba-tiba aku mendapat ide.

"Natsume-kun, apa youkai itu ingin namanya dikembalikan?" setelah aku bertanya, Natsume memperlambat larinya.

"mungkin saja, tapi bisa juga dia hanya ingin kekuatan buku ini," jawabnya singkat.

dan kami pun meneruskan berlari, youkai berpalu itu masih mengejar kami. sepertinya yang harus kami lakukan hanyalah keluar dari hutan agar bisa terbebas, setidaknya kami bisa melihat lebih jelas karena hari makin gelap jika kami masih di hutan bisa-bisa kami benar-benar tersesat.

setelah beberapa lama berlari, akhirnya aku bisa melihat adanya cahaya kuharap itu jalan keluarnya.

"Natsume-kun, sini!" ajakku sambil menarik tangannya, masa bodoh dengan kakiku yang berdenyut-denyut.

akhirnya kami bisa keluar hutan, sepertinya youkai itu sudah tidak mengejar kami lagi. aku menghela napas lega, hampir saja nyawaku melayang. kulihat disampingku Natsume sendiri terengah-engah namun terlihat lega, syukurlah.

di perjalanan pulang kami sibuk membersihkan pakaian dari tanah, ranting, dan daun-daun yang menempel. sialnya hari ini aku mengenakan sepatu putih, dan sekarang telah berubah menjadi kecoklatan. lengan bajuku juga sedikit robek karena tersangkut ranting waktu berlari, begitu juga dengan Natsume.

"aku- takut youkai itu akan mengikuti kita..." kataku sambil menunduk memandang trotoar. namun jujur aku memang takut jika youkai itu bisa mengikuti kami, lebih takut lagi jika dia berhasil mengikuti Natsume.

terasa sentuhan, dia mengusap pucuk kepalaku pelan.

"tidak apa, kurasa dia sudah tidak mengikuti kita," balasnya menenangkanku, meskipun begitu raut wajahnya mengatakan hal lain, dia juga cemas sama sepertiku.

"hei, kalian berdua darimana saja?" aku terlonjak kaget.

'BUAGH' aku menghantamkan tasku ke arah sumber suara.

"dasar! ditanyai baik-baik malah memukulku"

"eh? nyanko-sensei?" tanyaku ke arah semak-semak.

"kaupikir siapa lagi hah? aku sedang dalam perjalanan untuk menemui para youkai dan minum sake bersama, saat melihat kalian berdua disini aku berinisiatif untuk bertanya, aku masih baik menanyakan kabar kau tahu?"

"m-maaf, aku hanya kaget tadi"

"sudah-sudah, nyanko-sensei nanti pulangnya jangan malam-malam atau nanti tidak bisa tidur di dalam."

"baiklah, baik. jadi kalian darimana saja?"

"kami bertemu youkai yang membawa palu" jawabku dengan ngeri.

"oh pantas saja kalian berbau youkai, sepertinya bukan youkai ramah ya? Natsume, awas kalau kau sampai menyerahkan buku sahabat, kalau begitu sampai jumpa" dan dia menghilang pergi.

"tentu saja bukan youkai ramah, untuk apa membawa-bawa palu sebesar itu jika dia ramah?" jawabku dengan kesal. 

.

.

.

-hanami🌸

Hanami || Natsume Takashi x OC ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang