hujan deras berhenti beberapa saat lalu, namun masih menyisakan aroma tanah basah serta hawa dingin, terlebih di malam hari seperti ini.
mingi mematikan ac mobilnya dan menoleh ke arah yunho yang memegang cup kertas coklat panas pemberian mingi dengan kedua tangan.
wajah yunho sudah gak sepucat tadi. cuma bibirnya masih belum menemukan warna.
"udah anget badannya?" tanya mingi.
yunho mengangguk kecil. sedari tadi, anak ini gak bersuara dan selalu nurut omongan mingi.
mingi tersenyum miring. dia membuka laci dashboard buat ngambil handuk kecil yang ada di dalamnya. "madep sini coba."
si cowok jeong menurut. mingi meletakkan handuk tersebut ke kepala yunho. tangannya merangkum pipi bulat yunho, mengangkat kepalanya sedikit. lalu dengan telaten mengusak-usak rambut yunho yang basah.
jujur aja. mingi deg-degan ngusakin rambut yunho.
dengan rambut basah, pipi merah, dan bibir agak pucat yang terkatup rapat, yunho jadi imut banget. rasanya psikis mingi kayak diserang.
makanya untuk mengabaikan degup jantungnya yang berdegup kencang gak jelas gini, mingi nyari topik obrolan.
"sejak kapan ganti warna rambut ke hitam?" tanya mingi.
yunho diam sejenak. "sehari setelah lo tanding."
"oh."
"aneh ya? gak biasa kan liat gue rambut hitam?"
enggak kok. gue suka. lo keliatan cantik, mingi mau jawab gitu tapi gengsi.
"enggak. lo cocokan rambut hitam."
baru aja yunho mau nyahut, mingi menambahkan, "anak sekolah tuh harusnya rambut hitam. lo malah ngecat pirang kayak jamet tiktok."
"si bangsat kagak sadar diri mukanya macem preman yang suka malak di pasar deket komplek rumah gue."
kalo yunho udah ngebales omongan mingi sama ngaconya dengan muka merengut, tandanya ini anak udah dalam kondisi baik-baik aja.
selesai ngeringin rambut yunho, mingi lempar aja handuk itu ke jok belakang.
"walaupun kita berantem mulu, asal lo tau, lo bisa cerita apapun ke gue."
yunho melirik ke mingi. "gak ah."
"napa?"
"gue gak mau lo anggepan lo ke gue berubah setelah denger cerita ini," balas yunho sambil hela napas. "gue gak mau dianggap lemah."
"gimana bisa lo langsung nyimpulin gue bakal judge begitu, padahal gue gak tau apa yang lo alamin?" ujar mingi.
kepala yunho yang nyaman pada sandaran jok lantas tertoleh ke arah mingi. kurva yang terukir di ranum tipis itu tidak semanis biasanya.
"kapan-kapan aja ya gue cerita. sekarang gue ngantuk," kata yunho.
mingi berdencak. "ck, gimana sih? lo aja sampe mau bunuh diri di tengah jalan. keluh kesah tuh jangan dipendem, nanti bisa jadi borok."
"dih, kata siapa?"
"kata gue."
"pantes gak jelas."
"eh, gue serius." mingi berdencak. "gue mungkin gak bisa ngasih advice yang bagus, tapi gue bisa jadi pendengar yang baik."
"iya, iya, gue percaya. tapi serius gue lagi gak mood cerita. soalnya kepala gue pusing banget ... "
KAMU SEDANG MEMBACA
WITHDRAW
Fanfiction[ 𝐦𝐢𝐧𝐠𝐢 & 𝐲𝐮𝐧𝐡𝐨 ] yunho itu playboy, mingi itu brengsek. kalau mereka saling suka? • dom! mingi, sub! yunho • slight henxiao & woosan • written in lowercase matchaeng © 2020