5. E

331 54 16
                                    

Jangan lupa Vote, Kritik, dan Komentar
Gw suka notif itu dari kalian 💙
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sekelompok anak berjumlah ganjil berjalan menuju toserba seberang gang rumah Irene. 3 anak perempuan dengan pakaian tidur mereka yang nyaman sedang memilih junk food apa yang akan mereka beli.

"Siapa yang mau su~~suuu~" tawar Yeri.

"Susu susu susumu !" gumam Joy.

"Tinggal ambil aja, kita bisa minum semua kok" ucapnya lagi.

"Galak banget deh, beli pembalut sana. Kayanya lu mau mens deh" ucap Yeri.

Bergelut karena perkataan mereka, Irene harus menahan malu ketika seorang kasir menatap mereka dengan keheranan.

"Teman-teman, udah yuk" ucap Irene dengan lirih.

"Gak kak, ini nih Joy sensitif banget. Padahal kan aku cuma tawarin aja" ucap Yeri dengan kesal.

"Gue biasa aja kali, lu aja kali yang sensitif" ucap Joy

"Aku ga ngapa ngapain kok kak" ucapnya lagi.

"Kalian ga diem, bayar sendiri ya" ucap Irene.

Tanpa hitungan mereka berdua bungkam 1000 bahasa.

Irene bukan pecinta cemilan, tapi dua sahabatnya sangat menginginkan makanan jenis ini jika mereka menginap di tempat Irene. (Iyalah orang dibabayarin siapa juga yang ga mau)

Sebenarnya Yeri dan Joy pun di awal pertemuan mereka dan menerima perlakuan istimewa dari keluarga Bae, mereka sudah menanyakan apakah hal ini biasa Irene lakukan atau memang Yeri dan Joy orang yang spesial.

Namun, jawaban Irene lah yang membuat mereka semakin nyaman dengan sikap alami mereka.

Aku sadar, teman hanyalah sebuah kebutuhan. Teman akan ada ketika dia membutuhkan dan akan pergi entah kemana jika kita tidak mencarinya, maka dari itu selama aku bisa dan kalian jujur dalam bertikdak. Aku tidak akan keberatan.

Kita hanya manusia, untuk menjadi dekat hanya dibutuhkan kesadaran diri dari masing-masing diri kalian sendiri. Aku tidak memaksa kalian. Toh jika kalian pergi aku tidak akan rugi, tapi kalian lah yang rugi hahaha

Tawa di akhir kalimat Irene mengakhiri ketegangan. Percakapan di masa lalu membuahkan hasil tawa yang keras dari mereka, karena memang begitu adanya. Yeri dan Joy lah yang masuk lebih dulu ke kehidupan Irene. Irene terbiasa dengan kesendirian dan hidup tenang. Yeri dan Joy adalah teman yang jujur dan senang mengambil sifat bijak Irene.
.
.
.
.
.
"Nih kartunya, sandinya masih yang biasa. Aku mau cari sabun cuci dulu" ucap Irene.

"Okey bos, Yeri cepet taruh sini !" pinta Joy dengan nada perintahnya.

"Selamat malam, belanjaannya udah semua kak ?" tanya seorang kasir dengan senyum lucunya.

"a-ahh iya, tinggal tunggu kakak saya" jawab Joy.

"Totalin ini aja dulu kak, ntar yang itu nyusul" saut Yeri.

"Tunggu kak Irene aja biar sekalian" jawab Joy.

"Bilang aja lu mau lama-lama disini" sindir Yeri.

Kasir dengan senyuman lucu pun mencoba melerai acara debat mereka.

"Tunggu kakak satunya lagi juga ga apa-apa kak" ucapnya sambil tersenyum kepada mereka.

"Iya nih, orang ini cuma kita kok" jawab Joy sebelum bel pintu berbunyi, tanda ada pelanggan yang masuk.

Flashback

Rosé mulai menghabiskan sebagian waktunya di jalanan. Meskipun dia anak keluarga terpandang di dunia para petinggi penegak keadilan negara, dia lebih memilih dunia yang bisa menghilangkan fokusnya dari keluarga.

AFTER SCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang