8. Dua Buah Hati

450 79 14
                                    

Hogwarts, Durmstrang, Beauxbatons, Ilvermony milik J.K Rowling
IKA milik saya

! : typo

~~~

B l a c k H e a r t

~~~

27 Agustus 2020

Terhitung sudah, 2 minggu Win tidak dapat melihat batang hidung milik Bright. Pria itu benar-benar menghilang, membuat seluruh badannya terserang sebuah virus yang dikatakan Mix sebagai virus rindu.

Pernah sekali Mix melihat keberadaan pria yang menarik perhatian Win itu. Namun, disaat Win hendak menuju ke titik dia berada, pria itu sudah hilang dari hadapannya.

Win rindu, sangat.

Jika Bright ada disisinya, ingin rasanya Win menceritakan tentang sahabat dan sepupunya yang sudah mulai menerima perasaan milik Win. Kadang, Mix dan JJ juga membantunya untuk mencari keberadaan Bright. Win sedikit senang, walaupun ia dan kakaknya masih belum menyapa, setidaknya ia memiliki kedua orang itu disisinya.

Beriringan dengan menghilangnya Bright, Blue yang merupakan teman sekamarnya, sekarang lebih banyak diam tetapi selalu perhatian kepadanya. Win juga sempat curiga dengan pria yang hanya datang ke kamar ketika malam tiba. Bagaimana tidak, Blue selalu nampak kelelahan. Jika ditanya keadaannya, pria itu hanya akan membalas dengan senyuman tipis.

Sangat aneh.

Berbicara hal lain. Kabar tentang serangan penyihir hitam kadang baik kadang buruk. Biasanya 1 hari muncul berita tentang para auror yang berhasil menemukan tempat persembunyian penyihir hitam, sehari setelahnya kabar duka datang lagi dari auror yang mendapatkan persembunyian itu, tewas terkena kutukan avada kedavra.

Seperti roller coaster, Win mulai terbiasa dengan keadaan yang naik turun ini.

Win melangkahkan kakinya keluar dari pelajaran tambahan miliknya. Belajar di IKA lebih banyak menguras pikiran dan mental dibandingkan dengan tenaga. Pantas saja Maminya lebih menyarankan Win untuk masuk ke Beauxbatons atau Hogwarts.

Beberapa menit berjalan tanpa berniat untuk berapparate. Win Akhirnya sampai disini

Ia merentangkan tangannya, menikmati hembusan angin yang menerpa badannya.

Sudah menjadi kebiasaan sendiri bagi Win untuk menyempatkan dirinya mengujungi taman yang ditunjukkan oleh Blue.

Entahlah, mungkin hanya di taman ini Win dapat merasakan kehangatan yang diperlukannya.

Setelah ia rasa tubuhnya mulai dingin karena angin sore yang berhembus kencang, Win berniat untuk kembali ke asramanya.
Namun, suara patahan ranting pohon membuat tubuh Win terkejut bukan main, dengan cepat, ia memutar tubuhnya ke arah belakang.

Dan di detik berikutnya, Win berharap dirinya bukan di alam mimpi.

Demi Merlin seorang penyihir hebat, dirinya saat ini sangat terkejut.
Win terpaku, tubuhnya mendadak bergetar dengan sendirinya. Rasa sesak sekarang memenuhi dadanya.
Air matanya juga menetes dengan indah.

Sudah lama rasanya tidak melihat tubuh itu, sudah lama sehingga membuat dirinya sangat rindu.

Bright, pria itu berdiri di depannya dengan tatapan yang sangat berbeda dari biasanya. Sorot mata hitam itu terlihat ketakutan, membuat Win kembali menitikkan air matanya merasakan kesedihan yang bahkan ia tidak ketahui penyebabnya.

Win berjalan mendekat, berharap Bright tidak akan lari lagi dari hadapannya. Sudah lelah ia dengan keadaan, dengan hadirnya Bright tentu membuat lelah itu sirna menjadi kebahagian.

"Aku rindu..." Win berucap lirih, tak berani mendaratkan sebuah pelukan yang sebenarnya sangat ia butuhkan.
Ia hanya ingin Bright merasa tenang jika berada di dekatnya, tak lebih dari itu, ia berjanji.

Bright tidak membalas ucapan Win, pria itu malah mendekatinya, memegang kedua lengan Win dengan tangan yang bergetar.

Tatapan mereka beradu, menumpahkan segala kerinduan yang tentu saja juga dirasakan oleh Bright.

Napas hangat itu menerpa wajahnya, hidung mancung milik Bright bersentuhan manja dengan batang hidung miliknya, memberikan sengatan listrik yang membuat perut Win terasa dihiasi beberapa kupu-kupu.

Bright memiringkan kepalanya, mendaratkan sebuah kecupan pertama untuk seorang Metawin.

Mata mereka menutup, seiring dengan laju bibir milik Bright yang mulai mengecup bibirnya lembut.
Sangat lembut bahkan bisa saja membuat tulang-tulang dibadannya melemah.

Perasaan mereka menyatu, rasa rindu, cinta, kasih sayang, membaur menjadi kesatuan yang utuh.

Win tidak sadar, sangat tidak sadar jika sosok yang memiliki mata hitam itu menitikkan air matanya lalu menjauhkan dirinya dari Win, menatap sosok Win yang masih menutup matanya rapat.

"Win."

Win membuka matanya malu, menatap Bright yang sekarang tengah berdiri dengan wajah yang sedikit menohok hatinya.

Bright menatap dirinya seperti sebuah sampah yang menjijikkan. Membuat hati Win terasa sakit.

Kenapa? ada apa?

Apakah Win berbuat suatu kesalahan?

"Kak, aku–"

"Menjauh dariku Metawin!"

Sangat tegas dan dingin. Win tidak dapat menahan air matanya untuk tidak turun lagi. Hatinya bingung, kenapa Bright yang baru saja menciumnya tiba-tiba ingin dirinya menjauh?

"Tapi kenapa kak?" Win menundukkan kepalanya kecewa, tidak ingin menatap sorot mata yang membuat hatinya sakit itu.

Sudah lama ia menunggu kehadiran pria itu. Namun, balasan yang ia dapat malah membuat dunianya runtuh.

Bright, Pria itu melangkahkan kakinya menjauh dari Win.

Dan kata-kata selanjutnya yang ia dengar, langsung membuat dirinya ditampar kenyataan.

"Aku tidak bahagia jika berdekatan dengan sampah kecil seperti mu, jadi menjauhlah, dan berhenti mencari ku, Metawin."

Win terduduk lemas, ia hanya dapat terisak sambil menatap punggung tegap yang mulai menghilang dari hadapannya.

Disaat indahnya senja menyapa, ada dua buah hati yang terluka.

~~~

Black Heart - Brightwin [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang