3. Butik Stoffe

6 0 0
                                    

Aku melihat-lihat sekelilingku. Aku muncul di sebuah area yang cekung. Di sekelilingku adalah sebuah tanah lapang dengan rumput yang lembut nan bersih. Jika di duniaku celana bagian belakangku akan kotor setelah duduk di rumput, rumput di Meraviias jauh lebih bersih dan kering.

Saat ini, kami sedang menelusuri sebuah hutan. Dibandingkan dengan hutan aneh di Dieng itu, hutan ini jauh lebih cerah. Jika kalian ingin membayangkannya, hutan kelihatan seperti tipikal hutan-hutan dalam dongeng-dongeng sebelum tidur. Yaampun, bahkan burung-burung bernyanyi banyak ditemukan di dahan-dahan pohon di hutan ini.

"Jadi apa yang ingin kalian katakan padaku mengenai si Serigala itu?" ucapku.

"Ah, ternyata kita lupa! Sudah tugas kami untuk menyambut manusia baru, tetapi kami bahkan tidak menjelaskan ke kamu apapun mengenai Meraviias," balas Eura.

"Saat ini kau berada di Meraviias. Populasi Meraviias tidak begitu banyak, terutama didaratan. Untuk itu, Myarru mempuyai ide untuk mengambil manusia yang putus asa untuk dijadikan penduduk di sini," kata Adonis.

"Myarru adalah sang Serigala Agung Penguasa Meraviias. Myarru digambarkan sebagai serigala berbulu seputih salju dengan dua kepala. Ada yang menggambarkannya sebagai serigala berbulu emas dengan besar tubuh yang lebih tinggi dari pepohonan tertinggi. Ada pula yang menggambarkannya sebagai serigala normal dengan ekor yang menyerupai pohon cemara. Kenyataanya, belum pernah ada yang benar-benar melihat Myarru karena Myarru jarang banget menampakkan dirinya. Yah, kecuali beberapa serigala," sambug Eura. Pixie itu terbang terbalik sambil bertatap mata dengaku.

"Di Meraviias, serigala dianggap sebagai bangsawan. Itu karena kami dan Myarru adalah spesies yang sama. Dan karena bulu kami dapat membalikkan segala jenis sihir. Maka satu-satunya cara untuk membunuh kami adalah menggunakan cara fisik. Meskipun kami tidak melakukan sihir, serigala adalah predator yang kuat, sehingga akan sangat sulit untuk bahkan menyakiti kami," sambung Adonis. Terdapat sedikit nada bangga dalam nada berbicaranya.

"Bangga hah?" (Eura melipat kedua lengannya pada Adonis.) "Yah, sudah semestinya sih. Aku pun tidak mau main-main dengan serigala."

"Adonis, kau ini serigala 'kan? Kalau begitu, bagaimana bentuk Myarru yang sebenarnya?" tanyaku.

"Sejujurnya, Manusia, aku tidak tahu. Tidak semua serigala punya kesempatan untuk melihatnya. Karena banyaknya asumsi lainnya terhadap Myarru, aku tidak tahu lagi mana yang benar."

Aku terdiam. Jika tidak ada makhluk yang pernah melihatnya kecuali untuk beberapa serigala, lalu mengapa aku bisa? Anehnya, aku pun lupa kapan persisnya aku melihatnya. Aku pun hanya bisa berasumsi kalau itu hanya mimpi. 

🌻🌻🌻

Adonis bilang Myarru memindahkan para manusia yang putus asa ke Meraviias. Tetapi mengapa sejauh ini aku belum menemukan spesiesku? Butik Stoffe sangat ramai, hampir semua jenis makhluk bisa ditemukan di Butik ini.

Masih menunggu Eura dan Adonis membayar, sesekali aku mengamati kondisi luar melalui kaca butik. Sepertinya Butik Stoffe terletak di tengah-tengah sebuah pasar. Banyak yang bersahut-sahutan, mempromosikan barang dagangan mereka, tak sedikit juga para pelanggan membawa tas belanja. Lagi-lagi, tidak ada satu pun manusia di antara keramaian itu. Jika aku menemukan sosok dengan fisik yang tampak seperti manusia biasa, di tubuh mereka pasti akan muncul obyek tak manusiawi di tubuh mereka begitu mereka membalikkan tubuh mereka atau melepas bahan yang menutupinya.

Myarru bilang populasi Meraviias bertambah berkat migrasi manusia ke Meraviias. Untuk itu, aku mengharapkan untuk bertemu dengan sesama manusia di sini.

"Sunny!"

"Uh!"

"Ah, maaf, sepertinya aku terlalu girang bagimu untuk mencoba pakaian ini!" kata Eura sambil mengelus-elus perutku dengan tangan bercahayanya.

The Forest of Camavé (DISCONTINUED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang