Psikopat

15.5K 601 190
                                    

"Eunghh"

2 hari Junkyu terkulai lemas di atas kasur apartemen sahabatnya. Sperma dan air mata bercampur di atas seprei putih. Kedua tangan dan kakinya masing-masing diikat di ujung ranjang.

"H-henti ahh kanhh ahh AHH" sudah sekian kali Junkyu mencapai pelepasannya. Ia bahkan sampai pingsan karena sodokan non-stop dari dildo otomatis yang bergerak tak hentinya selama hampir 48 jam di analnya.

Sahabatnya itu duduk di atas sofa sambil memegang remot kontrol dari dildo yang menggempur anal Junkyu. Tersenyum puas melihat Junkyu dengan air mata berlinang di pipi dan pelipisnya.

"Seandainya kau tak masuk di kamar rahasiaku waktu itu, Hyung, mungkin sekarang kita berada di rumahmu sambil main PS5" akhirnya Haruto mematikan dildo yang sudah membuat lecet anal Junkyu.

Junkyupun pingsan untuk sekian kalinya. Haruto beranjak dari sofa yang hanya berjarak beberapa meter dari ranjang dimana Junkyu berbaring. Dengan telaten Haruto membuka 4 tali yang berada di lengan Junkyu.

Haruto mengangkat tubuh Junkyu dari atas ranjang menuju bathtub yang sudah diisi air hangat yang sudah ditaburi garam mandi aromaterapi berbau lavender. Tak lupa ia juga menyalakan lilin aroma terapi berbau lavender di sekitaran bathtubnya. Junkyu sangat menyukai bau lavender dan Haruto sangat tahu itu karena ketika mereka berbelanja bersama, Junkyu selalu membelinya. Lain halnya Haruto, ia menyukai hal-hal yang berbau mint/menthol.

Dengan telaten Haruto memandikan sahabatnya itu. Membersihkan badannya di setiap sudutnya. Daun telinga, leher, ketiak, dan area sensitif lainnya. Putih, mulus dan tak memiliki bekas luka apapun, badan Junkyu seakan belum pernah terjamah sedikit pun kecuali luka akibat tali yang mengikat Junkyu di ranjang tadi. Sepengetahuan Haruto, Junkyu memang belum pernah pacaran ataupun dekat dengan seseorang. 2 hari lalu Haruto belum juga menyentuhnya, ia hanya sedikit marah karena Junkyu mendapati ruang rahasianya berisi foto-foto Junkyu yang diambil tanpa sepengetahuannya. Sehingga Haruto memberikannya hukuman dengan menyekapnya selama 2 hari di dalam kamarnya dengan dildo yang terus menggempur anal Junkyu.

Setelah memandikan sahabatnya itu, Haruto meletakkan Junkyu yang berbalut bathrobe di atas sofa. Iapun mengganti seprai yang sudah 2 hari berada di bawah Junkyu yang mendesah kesakitan dan nikmat sekaligus. Di atas seprei baru berwarna baby blue, Haruto meletakkan Junkyu dan pakaian yang sudah ia beli ketika ia keluar tadi siang. Boxer polos, sweatpants abu-abu dan sebuah kaos berwarna putih.

"Hyung, aku keluar dulu, aku akan membelikanmu makanan." Ucap Haruto datar sambil mengecup sudut bibir Junkyu. Ini pertama kalinya mencium sahabatnya tetsebut.

Haruto keluar dengan mengunci pintu apartrmennya, memastikan Junkyu tidak akan keluar dan membeberkan kelakuan sahabat bejatnya itu.

Setelah beberapa menit ia keluar untuk membeli makanan, Junkyu terbangun dari tidurnya. Ralat, Junkyu tersadar setelah ia pingsan. Matanya mengedar ke segala penjuru ruangan, ternyata ia tidak bermimpi, sahabatnya selama ia masuk kuliah sudah melecehkannya dengan sebuah dildo dengan ukuran yang terbilang lumayan besar.

Setelah memakai baju yang ia dapati di sampingnya tadi, Junkyu mencari telfon genggamnya di nakas samping ranjang Haruto karena 2 hari yang lalu ia melihat Haruto memasukkan HPnya di dalam sana.

CEKLEK

Pintu apartemen terbuka dan Junkyu tiba-tiba menghentikan kegiatannya untuk mencari HPnya karena laci tersebut juga ternyata telah dikunci. Ia mendengar langkah kaki yang sangat ia hafal, langkah kaki Haruto yang berjalan ke arahnya.

Junkyu menutup matanya, ia mengepalkan tangannya dan badannya sedikit bergetar. Pintu kamarpun terbuka namun Junkyu masih tidak bergerak dari tempatnya.

One Shot HarukyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang