"Kyu, kamu kenapa akhir-akhir ini kelihatan lelah sekali? Gak dikasih makan sama istrimu?" tanya Jihoon, mungkin setengah mengejek.
"Enak aja, sembarangan. Banyak deadline, Hoon." ujarnya, sambil mengetik malas di laptopnya.
"Yaudah ayo ke club sebentar malam. Bilang aja sama istrimu kalau kamu mau lembur. Sekalian kita mengingat masa-masa muda dulu. hehehe" ucap Jihoon dengan antusias.
"Aku masih muda yah. Kamu aja tuh yah udah 35 tahun. Wleee"
"Yeeee kita beda 1 tahun doang yyeeee. Daripada kamu umur 34 tapi kelakuan 4 tahun."
Sudahlah, ngomong sama Jihoon mah gak habis-habis maka dari itu Junkyu kembali berkutat dengan komputernya. Sudah cerita lama kalau di akhir bulan mereka bakal sibuk soalnya akan tutup buku, jadi banyak yang mesti dirampungkan.
Sudah pukul 5 sore, Junkyu masih berkutat dengan komputernya. Angka-angka yang sedari tadi dia lihat semenjak pagi di depan layar membuat dia ingin muntah.
"Jadi gak nih?" tanya Jihoon yang mengklik tombol shut-down pada layar komputernya.
"Gak tahu, ini aku baru selesai 1/2 nih. Mana lusa deadline" Junkyu menghembuskan nafasnya kasar. Jika saja istrinya kemarin tidak mengajaknya liburan, mungkin dia bisa selesai dengan tepat waktu. Namun istrinya itu akan marah jika tidak dituruti jadi dia hanya pasrah dengan keadaan. Junkyu kan suami yang baik dan peka.
"E-ehh kok mati??!!" seru Junkyu .
"Wah. Sepertiny mati lampu nih, Kyu." Jihoon melihat sekitaran ruangan mereka. Teman-teman yang berada di dalam ruangan tersebut sekitar 15 menit yang lalu sudah meninggalkan mereka.
"Arrgghhh... Aku belum save data yang dari siang tadi." ucapnya sambil memijati pelipisnya.
"Yang sabar yah, ayo, biar kamu gak mumet pulang diomelin sama istrimu lagi, mending ke club gak sih?" tanya Jihoon dengan tatapn yang sulit didefenisikan.
"Ya udah. Ayo" ucap Junkyu menarik diri dari tempt duduknya.
Tercium bau alkohol dan rokok di ruangan yang dipenuhi muda-mudi yang berdansa maupun tengah menikmati minuman yang mereka pesan.
"Hoon, sepertinya hanya kita yang memakai jas." ucap Junkyu yang melihat suasana club pada malam itu. Mereka baru sampai setelah satu setengah jam perjalanan.
"Tinggal lepas aja." Jihoon menanggapi sahabatnya. Benar, hanya mereka yang memakai jas dan kemeja putih serta celana yang terlihat seperti bapak-bapak. Akhirnya, sepasang sahabat itu menanggalkan jasnya dan memasukkannya ke dalam tas gendongnya masing-masing.
Sudah dua jam mereka di sana dan sedari tadi Jihoon melirik seseorang yang berada di sebuah meja dipenuhi dengan baoak-bapak yang berumuran 50 tahun beserta 2 orang lainnya yang seumuran dengannya.
Maniknya menangkap sesosok lelaki imut yang menuangkan minuman kepada bapak-bapak yang tengah tertawa dan mengelus paha lelaki tersebut.
'Sial, imutnya' batin Jihoon.
"Lagi liat apaan?" tanya Junkyu sembari melirik ke arah tatapan Jihoon.
"Kyu, mau sewa host gak?" tanyanya.
"Apa? Gak-gak. Gaji aku gak cukup cuma nyewa host." jawab Junkyu.
"Jadi kamu mau kalo aku yang bayarin?" semangat Jihoon yang melihat kepergian bapak-bapak tersebut, menyisakan pemuda imut dan satu pemuda yang terlihat bosan dengan apa yang ia barusan lakukan.
"Gak ahh.. Capek. Pulang, yuk." rengek Junkyu.
Mengabaikan perkataan Junkyu, Jihoon bertanya ke bartender kira-kira apakah mereka bisa menyewa host yang baru saja melayani pelanggan. Bartendrpun mengatakan bahwa mereka harus menunggu sejam untuk itu. Jihoonpun langsung meng-iyakan.