"Bel, lu yakin boleh bawa masuk kucing ke dalem tempat karaoke??" Tanya Vita kepada Bella yang sedang memangku sebuah pet carrier berisi kucing.
"Ah tenang aja, gua sering liat kok ada "kucing" masuk ke tempat karaoke." Jawab Bella sambil kedua tangannya membentuk tanda kutip dan berharap teman-temannya mengerti apa yang dia maksud. Tangan Gege berusaha menutupi kedua telinga Jasmin yang sedang menyetir sambil wajahnya seakan-akan berkata "Jangan kotori anak suci ini."
"Kucing lu mau dibawa ke dokter emang sakit apa Bel?" Tanya Hendra yang berada di sisi kanan Bella.
"Gatau nih dari kemaren ga doyan makan kalo siang. Makannya cuma mau malem doang."
"Wah itu mah kucing lu lagi puasa Bel."
Bella hanya menganggukan kepalanya.
Perjalanan dari Purradise Cafe menuju Mentari Karaoke ditempuh dengan mobil milik Jasmin. Biarpun dari luar penampilan Jasmin terlihat seperti anak SMP, kenyataannya Jasmin sangat berpengalaman untuk urusan menyetir mobil. Mobil milik Jasmin berjenis hatchback dengan desain yang mungil, cocok seperti pemiliknya.
Keadaan parkiran mobil saat itu sangat penuh. Ada tersisa satu slot parkir dengan jarak antara mobil yang sangat sempit. Jasmin dengan cekatan memarkirkan mobilnya dari celah mobil yang ada. Tanpa bantuan seorang tukang parkir, Jasmin berhasil memarkirkan mobilnya tanpa sedikitpun lecet pada body mobilnya.
Saat keluar dari mobil, tali sepatu Bella tidak sengaja terlepas. Bella yang saat itu sedang menenteng pet carrier langsung meletakkannya di lantai. Tanpa Bella sadari, di belakangnya ada Gege yang kemudian salah satu kakinya tertimpa oleh pet carrier milik Bella.
"AAaaAAaaahHHhHHHh!!!!" Gege berteriak histeris sambil tangannya terus menggosok-gosok kakinya yang terkena pet carrier.
"Astaga Gege... Gua cuma bawa kucing loh bukan anakonda." Ucap Bella berusaha menenangkan Gege.
"IYA GUA TAU, TADI GUA CUMA KAGET AJA KOK." Jawab Gege dengan nada suara yang tinggi.
"Parkiran ini kan gelap, terus mata gue juga rada minus. Jadi rada ga jelas penglihatan gue." Ucap Gege lagi masih berusaha meyakinkan orang-orang.
"Selain mata yang minus. Nyali lu juga minus kan?" Bella mencoba menggoda Gege.
"Heh maksud lu apa??"
"Iya lu sebenernya takut kucing kan??"
"Sembarangan ya lu kalo ngomong, darimana ceritanya gua takut kucing!!" Jawab Gege sembari tangannya menunjuk-nunjuk wajah Bella.
Adu mulut masih terus berlanjut dengan panjang. Area parkir mobil yang gelap menjadi arena percekcokan bagi Bella dan Gege. Di tengah kerusuhan itu ada Jasmin yang bersorak-sorak menambah panas situasi.
"Ayo... Berantem... Ayo... Berantem..." Ucap Jasmin berulang kali sambil kedua tangannya bertepuk semangat.
Di sisi lain area parkir, Vita menarik baju Hendra sambil berbisik pelan ke telinganya.
"Gila mimpi apa lu semalem? Paginya interview kerja, siangnya ketemu gebetan SMA." Ucap Vita dengan suara yang sangat pelan. Hendra yakin teman-temannya yang lain tidak dapat mendengar bisikannya.
"Eh masih demen ga si lu sama dia?" Tanya Vita kembali memperjelas.
Hendra yang mendengar bisikan Vita hanya tertawa kecil. Hendra yang saat itu hanya berniat mengundang Gege untuk datang ke kafe, tidak pernah menduga bahwa Jasmin juga akan ikut datang. Tentu ada perasaan senang dan bahagia ketika setelah sekian lama Hendra tidak pernah bertemu dengan Jasmin. Terkadang Hendra bersyukur karena dahulu dia tidak pernah berpacaran dengan Jasmin. Seandainya dulu mereka berpacaran, mungkin situasi pada reuni yang tidak terduga ini akan terasa lebih canggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepenggal Memori Abadi
HumorBagaimana rasanya menjadi satu-satunya seorang laki-laki pada sebuah circle pertemanan perempuan? Apakah menjadi sebuah privilege atau malah sebuah aib? Apakah setiap hari akan terasa menjadi seperti outsider atau pun misfit? Apa? Mengapa? Bagaimana...