"Lisa..", Lisa segera memeluk wanita yang tengah menangis parah itu dan menenangkannya. Sedangkan sosok pria kecil itu segera berada dalam gendongan seorang pria yang jelas memiliki mata yang sama dengannya.
"Tenanglah onni. Sehun akan baik-baik saja", Joy mengangguk lemah berusaha menenangkan dirinya.
"Mom, siapa yang sakit? Untuk apa kita disini", mata Joy membulat. Ia terduduk dikursi tunggunya sebelumnya. Lisa dan Vante menarik nafas dalam-dalam. Matanya menangkap sosok pria mungil itu.
"Kau... Kau sudah punya anak?", terdengar jelas suara Joy bergetar. Tak ada jawaban. Lidah Lisa begitu keluh. Rasanya dia meragukan keputusannya sendiri. Wanita berponi itu menutup matanya perlahan menenangkan dirinya sendiri.
"Ia anakku.. "
"Anakmu dan Sehun", Joy menjawab cepat dengan kesimpulan dan asumsinya secara cepat. Joy menahan tangisannya.
'Apalagi ini?'
"Onni. Sehun tak pernah tahu keberadaan anak ini",
"Lisa tidak ingin Hyung tahu soal ini. Tapi kurasa ini bukan saatnya lagi untuk merahasiakan soal hal.. "
"Mengapa kalian menunjukan hal ini tepat disaat Sehun bahkan sudah melamarku?!", mata Joy menatap tajam keduanya bergiliran.
"Lisa! Jika kau pikir aku bodoh tidak menyadari tatapanmu pada Sehun selama ini, maka kau salah",
"Tidak. Bukan seperti itu. Aku hanya takut Hans tidak akan pernah menemui ayahnya. Kemungkinan terburuk dalam situasi inilah yang ada di otakku", jelas Lisa berusaha meyakinkan Joy. Ia tahu kemana arah pikiran Joy tentang dirinya.
'PLAK!', suara tamparan terdengar jelas. Lisa menutup mulutnya tak percaya. Joy menampar Vante keras. Rahang pria itu mengeras tatapan mata itu tajam pada Joy.
"Kau berhasil! Kau menang! Kau perusak! Kau penyebab semua ini! Kau.. ", Joy tak mampu lagi berkata-kata. Pandangan matanya perlahan semakin kabur dan semuanya seketika gelap.
......................................................................
Kedua kelopak mata itu perlahan terbuka. Keningnya sedikit berkerut begitu menangkap sinar lampu yang perlahan menyilaukan pandangannya.
"Noona! Gwenchana?", anak berumur 5 tahun itu tersenyum senang begitu melihat Joy mulai bangkit. Joy menatap anak kecil itu dan menarik nafas dalam-dalam.
"Aku baik-baik saja. Kenapa kau sendirian disini?",
"Noona aku ambilkan air ya", anak itu begitu manis dan menggemaskan. Tak lama setelah itu versi original dari kloningan anak kecil itu masuk.
"Sehun-a kau baik-baik saja?", Joy bangkit secara cepat berjalan menuju pria di kursi roda dengan perban dikepalanya.
"Anak itu.. Anakku", pria itu berucap pelan dan menatap Joy putus asa. Joy mengangguk. Segera memeluk Sehun.
"Kau pasti kaget kan? Gwenchana Hun-a",
"Hun-a", panggil Joy dalam pelukan itu. Sehun mengangguk menanggapi panggilan wanita dalam pelukannya.
"Kau selalu mendengarkanku kan?", tanya Joy. Sehun mengangguk.
"Aku bahkan memperbaiki hubunganku dengan Vante. Kau tentu tahu itu tidak mudah"
"Aku punya permintaan. Pikirkan baik-baik dan dengarkan baik-baik", ujar Joy lemah. Air mata kembali mengalir dipipi cantik wanita itu. Sehun melepaskan pelukan mereka dan menatap Joy khawatir. Sedangkan Hans menatap bingung kedua orang dewasa itu dan memutuskan kembali duduk manis disofa ia duduk sebelumnya.
"Bahagiakan Lisa dan Hans. Jadilah ayah yang baik. Dampingi Lisa", Joy berucap cepat dan segera berlari keluar dari ruangan dimana ia dirawat sebelumnya. Tanpa alas kaki ia berlari cepat. Mengabaikan Sehun yang terus memanggil namanya frustasi dari dalam ruangan. Air matanya mengalir semakin deras. Ia bergeral cepat karna ia tak akan sanggup menatap mata pria itu.
'Anak itu berhak untuk bahagia. Kalian pantas untuk bahagia. Jangan seperti aku yang tidak pernah berteman dengan kebahagiaan. Kau harus bahagia Sehun, tanpa aku',
Tanpa Joy sadari seseorang mengejarnya dan mengikutinya. Arah wanita itu benar-benar tak terarah. Beberapa mata yang mengenalinya mulai membicarakannya tanpa Joy sadari. Logikanya seolah-olah tak lagi berfungsi.
Langkah Joy terhenti begitu sebuah tangan meraih tangannya menariknya begitu cepat dan meraih tubuhnya. Mendekap tubuh Joy erat hingga Joy hanya menangis putus asa dalam pelukan Vante.
TBC
......................................................................Aku gatau feelnya dapat atau nggak. Karna aku sendiri saat menulis ini cuman ngenyangin masa laluku pas naksir org dan saling suka tpi ga bisa bareng gitu wkwkwk. Jangan lupa vote n komen y biar aku cepat up part 8 nya
KAMU SEDANG MEMBACA
Her ( VJOY ) M
Fiksi Penggemar"Aku yang menentukan pantas atau tidak pantas" - Kim Vante "Jangan seenakmya! ", - Park Joy "Dasar keras kepala!", Kim Vante