9.

402 78 0
                                    

Tak terasa Ten sudah hampir 22 hari di Chicago. Kalau diingat-ingat kenangan Ten di kota ini tidak terlalu banyak. Sebelum Johnny hadir dalam hari-harinya.

Ia datang ke Chicago di pagi buta, lalu siang-siang ia mencari rumah sahabat Mama Lee dan di tengah perjalanan, ia tersesat dan bertemu dengan laki-laki asing. Ia diberi tumpangan dan hanya berkenalan nama, tidak lebih.

Satu minggu di Chicago dengan kesepian dan kebosanan. Sampai akhirnya ia mendapatkan brosur acara musik. Lalu seharian ia bingung mempertimbangkan akan datang dengan siapa ke acara tersebut.

Dan ternyata Ten ditakdirkan untuk bertemu lagi dengan orang pertama yang ia kenal sejak menginjakkan kaki di kota ini, Johnny.

Ten membantu Johnny, menemani Johnny selama kurang lebih 10 hari. Sampai di malam natal, Ten bertemu dengan saudara Johnny.

Dan sekarang, Ten ditemani laki-laki yang sudah mengisi 15 harinya di Chicago, berkunjung ke salah satu pusat perbelanjaan. Untuk membeli oleh-oleh dan beberapa keperluan untuk memasak.

Johnny mengatakan akan memasakkan sesuatu untuk Ten.

"Kamu mau membelikan apa untuk keluarga mu?" tanya Johnny setelah mereka keluar dari membeli kebutuhan memasak.

Fakta menyedihkan, Ten akan pulang dua minggu lagi.

"Jujur, aku tidak tahu kesukaan keluarga ku," jawab Ten dengan muka polosnya.

Ya, walaupun Ten selalu menyediakan dan memenuhi apapun kemauan keluarganya, tapi Ten tidak mengetahui apa kesukaan mereka.

Singkatnya, Ten hanya memberikan uangnya tanpa memperhatikan mereka.

"Apa se-overwork itu kamu, Ten?" tanya Johnny tidak menyangka.

Ten menggigit bibir bawahnya ragu. Ia mulai bertanya-tanya, apa sampai separah itu ia tidak peduli dengan keluarganya.

"Oke, kita pulang dulu. Nanti kamu pikirkan lagi dan mungkin aku juga akan membantumu."

Ten mengangguk dan mulai jalan beriringan dengan Johnny. Mereka mengobrol ringan dan sesekali tertawa karena cerita atau lelucon satu sama lain.

Orang-orang yang melihat kedekatan mereka mungkin mengira mereka adalah sepasang kekasih. Lebih dari sekedar teman atau sahabat yang melebeli status mereka.

Karena mereka sangat dekat dan cocok!

-~~~-

"Apa aku tanya saja pada mereka?"

"Tanya?"

"Iya, tanya mereka ingin oleh-oleh apa." jawab Ten santai dengan memakan kentang goreng yang Johnny buatkan.

Oh, untuk makan malam kali ini. Pasta dengan saos spesial dari Johnny Suh untuk Ten Lee seorang. Dengan didampingi kentang goreng dan onion ring.

Untuk minuman, milkshake cokelat milik Ten dan jus mangga untuk Johnny yang dibuatkan spesial oleh Ten Lee.

Demi jus  mangga Johnny seorang Ten Lee menyentuh, memotong dan mengolah buah.

"Itu tidak jadi kejutan, Ten." Johnny tidak setuju dengan saran Ten.

Ten menghela napas pasrah, "Lalu bagaimana? Aku tidak tahu mereka suka apa atau perlu apa..."

Johnny diam dan berpikir sebentar.

"Ayo kita beli es krim sebagai dessert," ajak Johnny.

"Membelikan mereka es krim? Sampai Seoul sudah tidak berbentuk!" oceh Ten.

Johnny memutar bola matanya jengah, "Maksud ku, ayo kita beli es krim sebagai dessert kita. Bukan untuk oleh-oleh!"

"Oleh-oleh kita pikirkan lagi setelah memakan es krim. Otakku akan mencair dan mudah berpikir setelah memakan yang manis," jelas Johnny.

"Lihat saja wajahku, aku manis kamu akan bisa berpikir setelahnya." celetuk Ten dengan candaan. Niat hati mau menggoda Johnny, tapi malah ia yang digoda.

"Iya, aku akan berpikir untuk menikahi mu setelah menatap wajahmu. Ayolaahh," dan Johnny menarik tangan Ten dengan wajah Ten bersemu merah karena ucapannya.

-~~~-

Chicago and Him✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang