Perselisihan

227 44 2
                                    

Tambahan cast :

(Aji Mas Danadyaksa)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Aji Mas Danadyaksa)

(Aji Mas Danadyaksa)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Haikal Perdana)

Perselisihan

"Bikin malu!" suara tamparan keras menggema di seluruh penjuru ruang utama istana Danadyaksa.

"Jawab kamu anak tidak berguna!" berkacak pinggang. Kanjeng Romo Danadyaksa menenteng cambuk. Mengibaskan tepat di samping si bungsu duduk bersimpuh dengan telanjang dada.

"Bapak kasih kamu kepercayaan, dan kamu bisa-bisanya jatuh cinta sama Haikal anak abdi dalem? Sudah anak abdi dalem, sesama laki-laki pula." tidak ada yang berani menjawab. Bahkan sang Nyonya besar yang hanya berani menangis diam-diam. Enggan menimbulkan suara. Takut-takut mengundang murka suaminya.

"Saya cinta Haikal tanpa sadar, Pak. Ampun. Jangan pisahkan saya dan Haikal." tangisan adiknya, membuat hati si sulung Danadyaksa ikut merana.

Haikal, sosok periang yang sejak kecil hidup di dalam lingkungan kesultanan Danadyaksa, karena kedua orang tuanya merupakan Abdi Dalem (Pelayan keluarga Danadyaksa).

Mereka bertiga sudah banyak melewatkan waktu bersama. Bermain, belajar, berbagi.

Si sulung, Raden Mas Danadyaksa. Serasa memiliki dua adik, meskipun Haikal bukan adik kandungnya.

Si bungsu, Aji Mas Danadyaksa. Serasa memiliki saudara kembar. Walaupun mereka sering berebut perhatian dari Raden. Tapi tidak sedikitpun kasih sayang yang Raden berikan timpang sebelah.

Tapi semakin dewasa, ketertarikan Aji terhadap Haikal, bukan lagi sekedar rasa tertarik seorang saudara. Perasaannya tumbuh dan naik ke tingkat yang lain. Rasa ingin memiliki, ingin melindungi.

Hingga malam ini, ada tangis di dalam istana. Aji tidak mampu lebih lama berbohong dan kehilangan Haikal. Meskipun bayarannya ia harus merasakan cambuk di sekujur tubuh, sebab kemurkaan keluarga, terutama sang Bapak.

"Gimana keluarga kita punya keturunan? Sedangkan kamu seperti ini, dan Kangmas mu tidak mau menikah?" gurat kecewa nyata terasa pada wajah tua itu.

Raden yang sejak tadi hanya menjadi saksi, akhirnya ikut berlutut di samping sang adik.

"Raden mau menikah, Pak. Asal Aji diizinkan hidup bahagia dengan Haikal. Bahagia Aji adalah bahagia Raden. Ampuni dia, Pak. Cinta tidak terbatas hanya antara lelaki dan perempuan. Cinta mereka tidak salah. Hanya keadaan yang kurang tepat. Tanpa bermaksud lancang, Raden bersedia dijodohkan dengan siapapun pilihan Bapak." akhirnya Raden menyerahkan dirinya untuk menebus kebebasan Aji. Membiarkan Aji mengejar cintanya.

"Bapak pegang janji kamu. Bapak akan melamarkan mu dengan bungsu Swara yang tersohor dengan kecantikan serta kecerdasannya. Persiapkan dirimu karena Bapak ingin semua berjalan cepat. Dan aib keluarga ini segera pergi dari istana." mendengar kata-kata menyakitkan itu, Raden melirik sekilas ke Aji yang sepertinya sudah siap diasingkan keluarga.

"Wis, ora usah kecil hati." bisik Raden pada sang adik.

Ave.

Family Value (Danadyaksa Vers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang